Airbara: Dari To dan Angges sampai Ibukota onderdistrik (Bagian 1)

Penulis tinggal di Jelutung, kecamatan Namang, Bangka Tengah

Letak Kampung Ajer bara dalam peta karya H.M. Lange Sumber: digitalcollection.universiteitleiden.nl

Oleh : Meilanto (Penulis, Pegiat Sejarah dan Budaya Bangka Tengah)

Foklor Airbara

Mengutip dari profil Desa Airbara dikisahkan bahwa[1] berkembang foklor atau cerita rakyat yang berkembang di tengah masyarakat Airbara. Dikisahkan bahwa di suatu tempat yang saat itu belum mempunyai nama kedatangan  dua bersaudara yang bernama To dan Angges. To seorang laki-laki menetap di suatu tempat sedangkan adiknya bernama Angges.  Seorang perempuan tinggal di tempat yang lain.

Suatu ketika, To dan Angges melakukan penjagaan di dekat Air tempat tinggal To. Saat itu tempat tinggal keduanya sedang dilanda musim hujan. Untuk mengusir dinginnya angin malam dan nyamuk yang hendak menggigit, To dan Angges membuat perapian.  Maka dikumpulkan lah kayu malik. Dipilihnya kayu malik karena kayu ini dapat mengeluarkan asap lebih banyak dan tahan lama dibandingkan dengan kayu lain.

Karena cuaca dingin kakak beradik itu saling berebutan api yang hanya tinggal baranya tersebut. Perebutan itu dilakukan dengan cara saling memindahkan api didekat diri masing-masing saat yang lainnya tertidur lelap sehingga memicu konflik yang berakhir dengan tindak pembunuhan. Sejak kejadian itu tempat tinggal To diberi nama Airbara.  Sementara itu tempat tinggal Angges diberi nama Ranggas hingga saat ini.

 Airbara dalam peta tua

Dalam peta Kaart van het Eiland Banka zamengesteld in 1845 en 1846 door H.M. Lange sudah terlihat adanya kampung Airbara. Dalam peta ini ditulis Ayer bara. Kampung ini berada di perlintasan jalan raya Koba-Toboali. Sebelah utara Ayer bara terdapat kampung Kayoearoe dan Koba, sebelah selatan terdapat perbukitan (bagian dari perbukitan Pading), Petalin dan Nangka. Adapun sebelah timur terdapat perbukitan Pading, Rang Hau, dan sebelah barat terdapat sebuah bukit.

Dari peta di atas diketahui bahwa Kampung Airbara sudah ada sebelum Perang Bangka II Tahun 1848-1851 Masehi dan termasuk kampung tua.

Selanjutnya dalam peta Kaart van het Eiland Banka (cartographic material) volgens de topograhische opneming in de jaaren 1852 tot 1855 karya L. Ullman, Airbara merupakan salah satu kampung yang berada di distrik Koba selain kampung Koerauw, Penja, Trentang, Goentoeng, Aroengdalam, Koba sebagai pusat distrik, Nibong, Rangouw yang saat ini masuk wilayah Kabupaten Bangka Tengah, Ranggas, Nanka, Metoeng yang saat ini masuk wilayah Kabupaten Bangka Selatan.

Dalam peta karya L. Ullman ini, Airbara ditulis Ar. Bara yang terletak diantara Nibong sebelah utara dan Ranggas di sebelah selatan.

Letak kampung Ar. Bara dalam peta karya L. Ullman
Sumber: digitalcollection.universiteitleiden.nl

Peta selanjutnya yaitu peta tahun 1898 D D 22,3 bij het Topographisch Bureau te Batavia samengesteld ; omgewerkte uitgave van den atlas van J.W. Stemfoort en J.J. ten Siethoff ; bij de Topographische Inrichting te ‘s-Gravenhage gereproduceerd onder leiding van C.A. Eckstein (disusun di Biro Topografi di Batavia; edisi revisi atlas oleh J.W. Stemfoort dan J.J. sepuluh Siethoff ; direproduksi di Institut Topografi di Den Haag di bawah arahan C.A. Eckstein) dengan skala 1:500.000. Dalam peta ini, Airbara ditulis Ajer Bara. Sebelah utara terdapat Kampung Nibong dan Kampung Koba sebagai ibukota distrik (Standplaats van een Administrateur/ kantor pemerintahan), sebelah selatan terdapat kampung Rangas dan Nangka sebagai Standplaats van een Onderdistrictshoofd (ibukota underdistrik) berdasarkan wilayah pertambangan timah. Sebelah timur terdapat Sungai Djompang dan Sungai Niboeng serta sebelah barat tidak ada kampung, hanya beberapa voetpad (jalan setapak). (BERSAMBUNG)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *