Kampung Ranggas (Rangas, Rengas, Ranggas) (Habis)

Penulis tinggal di Jelutung, kecamatan Namang, Bangka Tengah

Oleh: Meilanto (Penulis, Pegiat Seni dan Budaya Bangka Tengah)

Peta berikutnya yaitu Opgenomen door den Topografischen dienst  in 1932 Blad 35/XXVI 1 (Direkam/ dibuat oleh Layanan Topografi pada tahun 1932 Lembar 35/XXVI 1) dengan Tahun produksi 1934 (DD 30,54). Dalam peta ini memuat topografi Kampung Ranggas dan Nangka. Dalam peta ini ditulis Ranggas dengan gambaran topografi sebagai berikut.

Dalam peta ini digambar jelas adanya masjid di sebelah kanan jalan menuju Nangka dan TPU Islam (Inlandsche graven) yang terletak sebelah timur pemukiman penduduk. TPU tersebut berada di kaki sebuah bukit (nama bukit tidak dituliskan). Selain ada TPU di sebelah timur, juga ada aliran Air Tempilang yang salah satu anak airnya membelah jalan raya. Selain itu sebelah timur ada 10 lokasi kebun lada (Regelmatig aangeledge pepertuinen) yang tidak begitu luas. Ada karet (rubber) dan semak belukar.

Sebelah barat terdapat Kelekak Salak dan TPU Islam (Inlandsche graven) di 3 titik yang berdekatan. Tidak jauh dari Kelekak Salak terdapat aliran air Mengkoeang yang melewati jalan setapak. Jalan setapak (Voerpad) yang menuju ke Kelakak Salak dari ujung kampung sebelah selatan. Jalan setapak tersebut sangat jauh melewati Air Blawi sampai ke Kelekak Paritseroedo. Di kawasan Air Blawi terdapat 1 kolong bekas penambangan timah (Verlaten Mijn). Di kawasan Kelekak Paritserudo terdapat tambang timah aktif (Tinmijn), 3 buah gubuk (Bamboe huizen), pendem Cina (Chineesche graven) dan 4 kolong (meer).

Kolong (Meer) besar di sebelah utara di sebelah kanan jalan (dari Airbara menuju Ranggas). Kolong itu mengalir, membelah jalan raya melewati duiker of doorlaat  van steen (gorong-gorong/ lorong batu)  dan menyatu ke air Tempilang. Kampung Ranggas berada diantara Km. 71 dan 72. Selanjutnya ada aliran Air Klaboe yang menghilir ke kolong bekas penambangan timah. Aliran atau kedalaman Air Klabu telah diukur (gemeten).

Saluran telepon telah terpasang dari Pangkalpinang sampai Km. 76 di Kampung Nangka melewati Kampung Ranggas. Opgenomen in 1932 met de theodoliet- en  bergboussole. De coordinaten der gebezidge driehoekspunten komen voor in een register berustende bij de 3e Opnemingsbrigade  te Pangkalpinang. En telefoonlijn loopt langs de wegen : westelijken bladrand – Kilometerpaal 76 – Kilometerpaal 71- noordelijken bladrand : zuidelijken bladrand  – Nangka – Ranggas – noordelijken bladrand.

Air Pasirpoetih di Km. 73 dan terdapat sebuah kolong besar (meer) yang airnya mengalir sampai ke Air Tempilang, Air Tempilang dan Kampung Nangka di sebelah selatan. Dari kolong besar ada batas hutan lindung (Green B.W.) yang lurus ke Air Djeroepai (titik 40) dan lurus lagi sampai ke titik 34 di aliran Sungai Bongkong.

Toponim Kampung Ranggas 

Jika mengacu pada peta yang dibuat oleh L. Ullman yang ditulis “Rangas” maka bisa jadi kampung ini diambil dari nama kayu yaitu kayu Rangas/ Rengas dengan nama ilmiah Gluta aptera (King) Ding Hou. Kayu Rengas juga mempunyai jenis lain yaitu Rengas Tembaga, Ingas, Suloh, Rangas, Rengas Burung (Gluta spp); (Melanorrhoea spp). Selain itu, kata “Ranggas” mengacu pada bagi ranting pohon yang kecil-kecil yang disebut dengan ranggas.

Jika mengacu pada folklor, maka nama Ranggas berasal dari nama tokoh perempuan yaitu Angges. (HABIS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *