laporan : Abok Amang
Toboali, bekaespedia.com _Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga kabupaten Bangka Selatan telah mengadakan sebuah acara luar biasa yang memancarkan semangat kecintaan akan sejarah dan budaya daerah. Sebanyak 40 peserta yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk seniman, petugas Polisi Pamong Praja Pariwisata (PolPP Pariwisata), Duta Wisata, Lembaga Adat Melayu Bangka Selatan, Pramuwisata (HPI) Bangka Selatan, dan pengelola destinasi wisata sejarah dan budaya, telah mengikuti dengan penuh semangat Pelatihan Pemandu Wisata Sejarah.
Pelatihan yang digelar selama empat hari, mulai tanggal 24 hingga 27 Oktober 2023, berlokasi di Hotel Grand Marina, Toboali. Acara ini memiliki tujuan mulia, yaitu untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan pemandu wisata budaya dalam memberikan pelayanan kegiatan pariwisata, yang sangat relevan dengan peringatan hari jadi kota Toboali yang ke-315.
“Kegiatan pelatihan pemanduan wisata budaya ini adalah bagian integral dari Rangkaian Kegiatan Hari Jadi Kota Toboali yang ke-315, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan pemandu wisata budaya dalam memberikan pelayanan kegiatan pariwisata,” ungkap Zulaikha, Adyatama Kepariwisataan Ahli muda bidang pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif, Dinas Pariwisata Pemuda & Olahraga kabupaten Bangka Selatan.
Peserta yang beruntung mengikuti pelatihan ini diberikan pemahaman yang mendalam tentang seni budaya, sejarah, cagar budaya, serta pentingnya menjaga warisan budaya daerah mereka. Para narasumber yang sangat kompeten seperti Dato’ Akhmad Elvian DPMP, ICH (Sejarahwan & Budayawan), Toto Haribowo (HPI Bangka Belitung), Kulul Sari (Ketua Lembaga Adat Melayu Bangka Selatan), serta Triyadi & Marwandinata (Lembaga Adat Melayu Bangka Selatan) turut memberikan wawasan berharga. Begitu juga dengan Dwiki Ogi Dhaswara (Pamong Budaya dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) dan Ali Usman (Pengelola Kampung Adat Gebong Memarong), yang turut serta dalam memperkaya pengetahuan peserta.
Salah satu peserta, Ruslan, dari Pulau Besar, sangat antusias mengungkapkan, “Kegiatan ini sangat bermanfaat dan memberikan pengetahuan baru. Semoga dengan adanya kegiatan pelatihan pemandu wisata budaya ini, selain menambah wawasan, akan menambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Bangka Selatan sehingga Bangka Selatan benar-benar menjadi negeri beribu pesona di kancah pariwisata.”
Selama pelatihan berlangsung, peserta tidak hanya menerima pengetahuan teoritis, tetapi juga pengalaman praktis. Metode pelatihan yang interaktif dan partisipatif memungkinkan peserta untuk belajar dengan lebih efektif, dan mereka juga berkesempatan berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang budaya mereka sendiri.
Untuk mengakhiri pelatihan dengan cemerlang, peserta diajak berkunjung ke kampung Mapor di lokasi Gebong Memarong, desa Aik Abik kecamatan Belinyu kabupaten Bangka. Mereka dapat melihat langsung bagaimana pengelolaan Gebong Memarong di lapangan berlangsung.
Dwiki Ogi Dhaswara, Pamong Budaya kabupaten Bangka Selatan, menyampaikan terima kasih atas kesempatan untuk berbagi pengetahuan tentang kekayaan budaya Bangka Selatan. Ia berharap kolaborasi antara Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bangka Selatan serta LAM Bangka Selatan dapat berkelanjutan sebagai bagian dari upaya untuk memperkaya pengetahuan budaya kita semua.
Zulaikha, yang merupakan salah satu penggerak acara ini, berharap agar para peserta pelatihan akan menjadi duta pariwisata budaya yang mampu memberikan pengalaman mendalam dan berharga bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bangka Selatan.
Dengan peningkatan kualitas pemandu wisata budaya, potensi pariwisata budaya di daerah ini akan semakin berkembang, memberikan manfaat ekonomi yang signifikan dan mempromosikan warisan budaya yang kaya kepada dunia.
“Pelatihan Pemandu Wisata Budaya ini merupakan langkah penting dalam memajukan sektor pariwisata, dan diharapkan akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi Kabupaten Bangka Selatan. Hal ini selaras dengan tema Hari Jadi Kota Toboali ke-315, Hane Hini Hame Hame yang bermakna Menjunjung tinggi Kebersamaan, persaudaraan, dan Kekeluargaan dalam membangun Negeri,” pungkas Zulaikha, mengakhiri pernyataannya dengan semangat kebanggaan akan upaya untuk melestarikan warisan budaya Bangka Selatan.