Oleh : Ali Usman Pamong Budaya DISPARBUDKEPORA KEP. BABEL
Kira-kira seperti apa ya kota Toboali pada tahun 1930-an. Apakah sudah ada tugu Nanas atau Gedung Nasional ? Pasti belum ada. Yang pasti sudah berdiri kokoh Benteng Toboali. Yoo kita bernostagia Habang Tempo Doeloe.
Dalam Peta Resident Bangka en Onderh Bald 25/XXVIIId yang diterbitkan Dinas Topografi Hindia Belanda pada tahun 1934, tata kelola wilayah kota Toboali dibagi dalam 4 kawasan yakni perdagangan, pemerintahan, adminitrasi penambangan dan pemukiman. Kawasan perdagangan berada di pinggir jalan utama yang menghubungkan pelabuhan – komplek BTW dan arah ke Pangkalpinang, berwarna jingga atau oranye dan pusat berada di pasar (warna putih bergaris hitam, dikelilingi jalan). Kawasan ini didominasi rumah-rumah berarsitekstur China yang berfungsi sebagai tempat penjualan dan tempat tinggal orang China. Pola ini mirip seperti pasar Belinyu dan pasar Koba yang terletak di tepi jalan utama. Bukan di tepi atau dekat sungai seperti di Pangkalpinang, Sungailiat dan Mentok.
Kawasan pemerintahan berada di kawasan Benteng Toboali, seputar simpang 5 dan ujung jalan utama mengarah ke dermaga Toboali. Kawasan ini ditandai warna putih, beberapa bangunan permanen/ steenen (warna merah), semi permanen/ houten (warna kuning) dan bangunan kayu (warna hitam). Bangunan permanen antara lain Kampement Veldpolitie (Benteng Toboali), Rumah Dinas Controleur / Wedana, Poskantoor (Kantor Pos), bangunan Pegadaian Toboali, Klenteng Dewi Sin Mu dan bangunan lama Klinik Bakti Timah Toboali. Sementara bangunan semi permanen antara lain 2 rumah dengan bangunan belakang permanen (Kantor UPTB Bakuda), 2 bangunan sekitar Pegadaian Toboali, 1 bangunan depan masjid Al Ihsan, 1 bangunan samping Klenteng (Gudang), 2 bangunan sekitar bangunan Klinik Bakti Timah Toboali, 1 bangunan belakang kantor pos, 2 bangunan belakang rumah Wedana dan 1 bangunan ujung jalan menuju dermaga. Bangunan kayu antara lain 3 bangunan sekitar bangunan lama Klinik Bakti Timah, 1 bangunan samping 2 rumah semi permanen dan 1 bangunan tepi jalan menuju dermaga. Total terdapat 23 bangunan.
Kawasan adminitrasi penambangan timah berada di kampung Tengah, tidak berada di jalan utama, dihubungkan jalan sekunder arah ke Kampung Padang, ditandai warna putih, posisi berada di perbukitan (mirip di Bukit Baru) dan terdapat beberapa bangunan (permanen, semi permanen, kayu). Terdapat 3 bangunan permanen (Bangunan I, II, dan III), 4 bangunan semi permanen di tepi jalan utama dan jalan sekunder menuju Bukit, 2 bangunan semi permanen di samping bangunan permanen I, 1 bangunan semi permanen di samping bangunan permanen III, 3 bangunan semi permanen di sekitar simpang depan Rumah Sakit dan 8 bangunan semi permanen di Hospitaal (Rumah Sakit) dan 2 bangunan kayu di depan bangunan permanen III. Total terdapat 21 bangunan yang berfungsi sebagai kantor BTW wilayah Toboali, Rumah Dinas Kepala BTW Toboali, Perumahan pejabat BTW, Rumah Sakit dan rumah orang Melayu. Sementara Pesanggrahan BTW berada terpisah di tepi jalan utama.
Pola Pemukiman dibagi dalam 3 zona yakni Kampung Melayu, Kampung China dan kawasan elit Eropa. Perkampungan Melayu ditandai warna hijau, dihubungkan jalan sekunder dan terdapat tanda masjid dan kuburan. Perkampungan Melayu antara lain Kampung Laoet, Padang, Boekittoesari, Tengah, Pasiban, Sebrang dan Baroe. Terdapat 3 bangunan permanen masjid di Pasiban (Masjid Al Ihsan), Padang (Masjid Al Munawar) dan Baroe (Masjid Ar Raihan). Terdapat 3 Pekuburan di ujung kampung Baroe, Padang dan Tengah. Perkampungan China ditandai warna jingga atau oranye, berada di tepi Aik Lintji Kampong Laoet (Batu Licin) dan kanan kiri jalan utama sekitar pasar. Hanya ada 1 tempat ibadah bangunan permanen (Klenteng Dewi Sin Mu) dan 9 kuburan China (Pendem) yang tersebar di sekitar Kota Toboali. Pemukiman elit Eropa ditandai warna putih dan terdapat bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat adminitrasi tambang. Pemukiman elit Eropa berada di 2 lokasi yakni kawasan Benteng Toboali dan kawasan Kampung Tengah (Wilasi PN TTB/PT Timah Unit Toboali).
Sudah terjawab. Tugu Nanas dan Gedung Nasional belum berdiri saat itu. Guest House PT Timah, Gedung KONI Bangka Selatan, Lapangan Tenis dan Gereja GPIB Efrata belum berdiri juga. Ada yang tau kapan berdirinya bangunan Guest House PT Timah?