Ada Apa Pelajar dan Guru SMP Negeri 1 Koba Ke Namang?

Oleh: Meilanto

Bekaespedia.com-Namang. 2 pelajar putri SMP Negeri 1 Koba, Naya Ayunurmedina dan Nayla Sabit Nafyah dengan didampingi guru pembimbing, Ibu Trie Kurnia Hapsari, S.Pd mendatangi Desa Namang Kecamatan Namang pada Jumat, 2 Agustus 2024.

Kedatangan mereka ke Namang untuk menggali informasi tentang Mengkanau, salah satu kawasan yang berada dalam wilayah administrasi Desa Namang. 2 pelajar dan guru pembimbing ini ternyata akan mengikuti Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) bidang ilmu pengetahuan Sosial, Kemanusiaan dan Budaya Tingkat Nasional Tahun 2024. Kegiatan ini didukung oleh seluruh guru dan tenaga kependidikan SMP Negeri 1 Koba yang dikomandoi oleh ibu Hana Meilani selalu kepala sekolah. 4 narasumber yang diwawancarai yaitu Bapak Zaiwan (Kepala Desa Namang), Mang Ropa’i (sesepuh Mengkanau), Toni Saputra (tokoh pemuda keturunan Mengkanau), dan Meilanto (keturunan Mengkanau).

Wawancara dengan Mang Ropa’i

Mengkanau, barangkali nama itu asing bagi banyak orang terutama luar Namang. Nama Mengkanau diambil dari nama kayu yang dulu banyak tumbuh di daerah itu yang saat ini sudah sulit mencari keberadaannya. Mengkanau nama suatu kawasan di Namang yang tercatat dalam peta Belanda yang berjudul Kart Van Het Eiland Banka Zamengesteld in 1845 en 1846 door H.M. Lange. Dalam peta itu dituliskan Menkanam. Dari peta tersebut bisa diketahui bahwa Menkanam (Mengkanau) termasuk pemukiman tua yang sudah ada sebelum Perang Bangka II Tahun 1848-1851 yang dipimpin oleh Depati Amir dan Hamzah.

Dalam peta selanjutnya Kaart Van het Eiland Banka (cartographic material) volgens de topograhische opneming in de jaaren 1852 tot 1855 karya L. ullman Menkanam sudah tidak ditulis lagi sebagai pemukiman atau tempat. Hal itu karena penduduknya dipindahkan oleh Belanda ke kiri kanan jalan raya yang dibuat oleh Belanda. Ini sebagai Belanda untuk mengulas perlawanan Depati Amir dan Hamzah dalam Perang Bangka II.

Dalam penggalian informasi kepada narasumber terkait tradisi murok jerami, legenda, potensi desa, peran pemuda dalam melestarikan tradisi yang sudah berlangsung turun temurun dan lain sebagainya yang akan dibutihkan dalam kegiatan OPSI nanti.

Wawancara yang dilakukan di areal sawah itu berlangsung santai ditemani semilir angin dengan pemandangan hijau padi yang ditanami warga.

Wawancara dengan Meilanto

Kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi langsung kawasan Mengkanau dan kawasan lainnya. Dalam studi lapangan itu, pelajar dan guru pembimbing didampingi narasumber yang merupakan putra Mengkanau. Kunjungan itu membawa nostalgia narasumber pada masa kecilnya yang begitu dekat dengan Aik Mengkanau yang berhulu di Bukit Titiakar. Selain itu juga melihat dari dekat Aik Mengkanau dan kelekak serta kebun warga. Selanjutnya kegiatan masih berlanjut ke Hutan Pelawan untuk mengetahui destinasi wisata yang ada di Namang.

Selamat berjuang Naya Ayunurmedina, Nayla Sabit Nafyah dan Ibu Trie Kurnia Hapsari, semoga bisa lolos ke tahap selanjutnya dan membawa nama harum SMP Negeri 1 Koba. Ada yang mau mengikuti jejak mereka?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *