Budayawan : Kehadiran Kementerian Kebudayaan Telat, Namun Tetap Dibutuhkan

Bekaespedia.com, Sungailiat (31/10/2024), Kebudayaan memiliki nilai kompleksitas yang tinggi. Kompleksitas itu mencakup keseluruhan sistem di masyarakat, seperti sosial, ekonomi atau mata pencaharian hidup dan sistem politik, membuat kementerian kebudayaan dipandang sangat dibutuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hal itu disampaikan Budayawan dan Sejarahwan Kepulauan Bangka Belitung Dato’ Ahmad Elvian, DPMP saat menjadi narasumber dalam obrolan budaya RRI Pro4 Sungailiat bertajuk “Urgensi Kementerian Kebudayaan Bagi Penggerak Budaya” di Pundok Atok Kulop, Rabu (30/10/2024)

“Sangat dinanti dan di tunggu kehadiran kementerian kebudayaan ini direntang wilayah yang luas ini, kira-kira budaya akan bisa terurus dengan baik. Kebudayaan itu kompleks dan sistem yang berlaku dimasyarakat itu semuanya hasil dari budaya,” ujar Akhmad Elvian

Sekretaris Lembaga Adat Melayu Negeri Serumpun Sebalai itu juga memandang kehadiran Kementerian Kebudayaan sebuah keharusan bagi bangsa Indonesia yang memiliki beragam budaya.

“Kebudayaan itu adalah budi dan daya yang lahir dari cipta, rasa dan karsa manusia. Bayangkan ada 700an lebih suku di Indonesia, beragam bahasa dan adat istiadatnya, sangat kompleks bukan sekedar seni musik, tari atau secara mikro saja tapi juga harus dipandang dari sisi makronya, ya mudah-mudahan dengan lahirnya kementerian kebudayaan pengelolaan kebudayaan akan lebih terurus dan terbina dengan baik,” ungkapnya

Sementara itu budayawan muda Kepulauan Bangka Belitung, Ahmadi Sofian menilai dengan lebel Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya, kehadiran Kementerian Kebudayaan dirasakannya sedikit telat, meskipun ia tetap optimis terhadap upaya yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto membentuk Kementerian Kebudayaan di Kabinet Merah Putihnya

“Indonesia ini negara besar, budayanya sangat-sangat banyak dan itulah kekayaan hakiki kita, sebetulnya sudah telat tapi lebih baik dari pada tidak sama sekali, walau bagaimanapun saya tetap optimis urusan budaya ini akan menjadi lebih baik ketika ini ada kementerian sendiri, jadi kebudayaan tidak bercampur aduk lagi dengan Pariwisata, pemuda dan olah raga seperti yang terjadi saat ini di Bangka Belitung. Dengan berdiri sendiri itupun belum tentu terurus apalagi bercampur dengan yang lain”, tegasnya

Ahmadi Sofian juga mengaku menegenal sosok Menteri Kebudayaan Fadlizon yang menuruutnya cukup intens bergerak diwilayah kebudayaan.

“Bagaimana beliau cukup banyak mengkoleksi alat-alat kebudayaan dan beliau mengerti soal budaya, dengan ini harapannya menurut saya cukup optimis walaupun mungkin belum dapat maksimal karena ini kementerian baru dan kita juga tidak bisa menuntut maksimal namun setidaknya harapan ini ada dan sampai ke daerah,” tambahnya

Hadir sebagai narasumber lainnya Kepala Dinas Pariwiisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Privinsi Kepulauan Bangka Belitung Wydia Kemala Sari. Dalam kesempatan itu Wydia mengungkapkan harapannya untuk budaya Bangka Belitung setelah adanya Kementerian Kebudayaan di Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto.

“Kami berharap kebudayaan Bangka Belitung mendapat sorotan dari sisi anggaran agar lebih besar, sehingga kami bisa lebih fokus memperhatikan Kabupaten/Kota dalam mengembangkannya. Dan yang paling penting lagi adalah mandatori pusat karena dalam penganggaran itu Kemendagri selalu mengeluarkan, ini yang harus dianggarkan,” pungkasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *