Puisi Mamuk SMPA

Warnamu Merapi

Biru tubuhmu menyimpan sesuatu
Apakah itu pilu atau rindu yang mendalam terpendam
Aku tak tahu
Karena hati selama ini belum ada alat ukurnya

Bara dalam dadamu pun tak pernah terpapar menyelimuti keseharian mu
Meski kadang hampir-hampir saja membakar pengetahuanku
Tanpa sepengetahuanmu
Kusadari itu dengan penuh kesadaran seutuhnya

Hanya dengan diam aku mampu memahami keadaan
Meski lalu lintas memori, pikiran, nafsu, perasaan tetap berkecamuk
Berlalu-lalang tepat di depan mata wadag
Hanya dengan terus menerus membiarkan melintas secara perlahan
Kita dapat menyerap makna kehadirannya

Mrian, 13042023 09.15

Sesuap Nasi

Dalam hujan menderas pikiran
Terik mentari menguras tenaga
Melelehkan peluh derita papa

Terus menerus berlarian menyusuri waktu
Demi sesuap nasi terhidang disetiap makna
Baik buruk, suka duka, siang malam berkelindan

Selalu kau syukuri dengan bekerja secara sungguh-sungguh
Setia pada jalan semesta tanpa menggerutu
Apalagi mengutuk-ngutuk keadaan tiada guna

Yogyakarta, 24052023 23.23

 

Rembulan Kesiangan
Rembulan di siang hari dalam pangkuan kelokan terjalnya aspal
Di belantara savana begitu luas penuh fatamorgana
Tatkala mentari begitu menyengat di atas ubun-ubun kepala
Kaki-kaki kecil ini terus menyusurinya tanpa lelah

Menuju samudera kedalaman telenging ati
Untuk menemukan tirta sari perwita suci
Laksana Bimasena menemukan Dewa Ruci
Dan menyelami sangkan paraning dumadi

Diantara rimbun manas yang selalu berkelindan silih-berganti
Mengisi hari-hari setiap diri ini
Telah tersibak samar-samir kasunyatan jati
Dalam diam laku ning, neng, nung, nong
Trang terwaca byar sumilak laksana rembulan dalam pangkuan savana

Jogja, 01042023 21.53

Hujan
Hujan dingin malam-malam Dinda, katamu sambil mengisap dalam-dalam sebatang Dji Sam Soe ditangan.
Sedingin hatimu pada setiap perempuan yang mencoba mendekatimu.
Tak tahunnya kau binatang jalang di setiap tikungan.

Jogja, 280123 23.57

Pasar Impian

Menanti malam tiba
Kau hidangkan pelajaran menggambar bentuk

Diantara butiran-butiran pasir pantai labuan
Menyusuri cerita lalu

Menapaki kerikil-kerikil berserakan hari ini
Menggunung harapan dan impian esok kan menjelang

Nologaten, 04032023 19.56

Akankah
Gerimis malam itu menyudutkanku dalam penantian

Diantara bulir-bulir tetesan bungah-susah yang berkelindan disetiap keadaan

Menemukan jalan pulang terang benderang lurus lagi lapang

Jogja, 290123

Buku
Sabtu itu aku mencumbuimu
Tak pernah ragu
Kerna dengan begitu
tambah lah pengetahuanku

Diantara hari keseharianmu
Duduk termangu
Menunggu
Dan menunggu

Yang takkan pernah tahu
Segala isi, asa berpadu
Cita, cipta dan cinta menyatu
Dalam bingkai yang bernama buku

Cupuwatu, 08082022 15.09*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *