NAMAN GAMAT

NAMAN GAMAT

Penulis: Yoelch Chaidir

Secara medis telah berulang kali kami usahakan namun belum juga membuahkan hasil apa yang menjadi harapan sebagai orang tua.

Hari demi hari setelah lepasnya tali pusar Ridwan anak pertama yang lahir di awal tahun 2001 silam namun masih saja mengeluarkan cairan yang tak kunjung mengering.

Atas permintaan sanak keluarga yang kebetulan bertandang ke rumah dan tahu persis apa yang saya lakukan dalam keseharian sebagai mata pencaharian saya selaku kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga meminta agar si Anak diasapi sambil di doakan dengan gamat atau teripang yang setiap hari saya olah untuk dijual kembali setelah kering.

Dalam pengolahan gamat atau teripang alias Hoisem (bahasa Chinese) mula-mula mengeluarkan perutnya yang berupa lumpur-lumpur laut dengan menusukkan kayu atau besi melalui anusnya kemudian merebusnya hingga mengembang kembali dan setelah mengembang barulah digosok dengan daun pepaya atau nanas muda yang telah dicincang terlebih dahulu.

Selanjutnya gamat atau teripang diendapkan kira-kira 10 menit lalu dikikis dengan pisau untuk menghilangkan zat kapur yang melekat pada gamat.

Setelah zat kapur dinyatakan benar-benar hilang, gamat direbus kembali dengan tempo tidak kurang dari 3 jam di perapian dengan suhu yang stabil dalam wadah kuali.

Jika gamat sudah dipastikan matang barulah diangkat dan cuci bersih dengan membelah bagian perut gamat atau teripang serta mengeluarkan kotoran yang masih tersisa di dalam perut gamat atau teripang.

Lalu setelah dinyatakan benar-benar bersih dan dicuci berulang kali barulah gamat atau teripang disalai pada bara api yang tidak terlalu dekat dengan panas yang sedang agar gamat benar benar mengering perlahan dan sempurna.

Proses penyalaian membutuh waktu tidak kurang dari 3 atau 4 hari bahkan bisa satu minggu  dengan harus memperhatikan bara api dan asap yang selalu ada untuk mengeringkan gamat atau teripang agar benar-benar kering dan tetap ada aroma asap dari hasil penyalaian tersebut.

Atas permintaan keluarga yang kami anggap sebagai sesepuh dalam keluarga, saya mencoba untuk mengasapi anak kami yang belum genap berusia satu bulan saat itu dengan gamat yang telah kering selama 3 hari saat menjelang Maghrib.

Dengan keyakinan dan dengan tidak mengabaikan adat yang ada di desa kami, Alhamdulillah setelah 3 hari pengasapan terlihat betul perubahan yang signifikan atas pusar anak kami berangsur mengering dan tak sampai satu minggu pusar Erlangga sembuh atas izin Allah SWT dengan lantaran diasapi dengan gamat yang telah kering.

Entah mitos atau nyata namun hal ini pengalaman berharga buat kami untuk tidak mengabaikan hal-hal yang menjadi adat atau salah satu kearifan lokal suatu daerah.

Di sini yang ingin saya jelaskan bahwa secara kearifan lokal dan pantang larang untuk calon ayah adalah jika istri sedang hamil maka harus selalu ingat sebelum melakukan sesuatu hal apapun termasuk kegiatan atau pekerjaan rutin agar ketika anak lahir tidak naman (menyamai/menyerupai)apa yang di kerjakan orang tua atau ayah si anak.

Masih banyak naman yang lain yang bisa menyebabkan kelainan fisik untum anak yang baru lahir ketika orang tua atau ayah tidak mengindahkan hal-hal yang menjadi pantang larang di daerah Bangka Selatan.

Bagaimana dengan daerah Anda?

Apakah ada yang sama dengan daerah yang berada di Bangka Selatan?

Adakah kata naman dan disebut apakah penamaan naman pada daerah kalian? (BP)*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *