Aku Juara Kelas 

Karya : Siren

Pelajar SMPN 5 Payung, Bangka Selatan

 

Perkenalkan nama ku Siren. Saat ini aku duduk di bangku SMP N 5 Payung di Desa Ranggung Kabupaten Bangka Selatan kelas IX.

Dulu saat duduk di bangku kelas 4 SD Negeri 4 Payung, aku iri dengan temanku bernama Rajwa Azzahra yang terus mendapatkan juara kelas dari mulai dia TK sampai jenjang ke SD Negeri 4 Payung.

Aku dan Rajwa Azzahra berteman sudah lama sekaligus kami sepupu jauh.

Waktu pengambilan rapot kelas 4 SD semester 1 tahun ajaran 2019/2020, kami lagi belajar di kelas. Tiba tiba terdengar suara lonceng. Tanda untuk seluruh pelajar berkumpul.

Semua pelajar bergegas pergi kelapangan sekolah.

Bapak Kepala Sekolah berbicara.

“Assalamualaikum siswa-siswi yang bapak cintai,” Pak Kepsek memulai.

“Waalaikumsalam,” koor suara pelajar bergemuruh. Menggema hingar bingarkan semesta.

“Di sini bapak ingin sampaikan bahwa besok pengambilan rapor, yang bertepatan pada hari Jumat tanggal 20 besok. Silakan sampaikan kepada orang tua kalian untuk datang ke sekolah untuk mengambil rapor kalian. Jangan sampai tidak datang,” pinta Pak Kepsek.

“Iya Pak,” kembali suara koor pelajar bergema.

“Dan hanya itu yang dapat disampaikan. Bapak akhiri pertemuan ini dengan mengucapkan Alhamdulillah,” tutup Kepsek.

Usai Kepsek meninggalkan lapangan, semua pelajar bergegas ke kelas untuk melanjutkan pelajaran kembali.

Di dalam kelas aku pun bengong memikirkan nilai rapor besok di dalam hati berbicara.

“Gimana dengan raporku besok apakah akan mengecewakan orang tua aku,” gumamku.

Lonceng pun berbunyi. Kami meninggalkan sekolah. Sesampai di rumah aku pun bilang kepada ibu ku.

“Ibu besok pengambilan rapor aku bertepatan pada hari jum’at tanggal 20,” ungkapku.

“Besok ayahmu yang mengambilkan rapormu,” ujar ibu.

“Iya ibu,” ujar ku.

Matahari mulai menaiki langit. Aku pun bergegas bangun dari tempat tidur dan membereskan tempat tidur.

Usai mandi dan sarapan aku pun menyampaikan pesan Pak Kepsek kepada Ayahku.

”Yah, hari ini pengambilan rapor aku. Ayah harus datang, yah. Jangan sampai tidak datang!” pinta ku.

“Iya nak,” jawab Ayah ku.

Aku berangkat sekolah di antar Ayahku. Hari itu aku piket umum. Saat sudah sampai di sekolah aku pun menaruh tas di kelas dan bergegas piket umum.

Saat piket umum, aku merasa cemas dan gelisah takut nilai turun lagi. Usai piket umum, aku duduk di teras depan kelas sambil bengong dan Rajwa pun baru datang ke sekolah. Dia menegur ku.

”Hai Siren kamu kenapa?” tegurnya.

“Ngak apa kok, cuma mikir nilai aku kayak gimana ya? sahut ku.

“Yaelah Siren tenang aja kamu kan masih sepuluh besar,” ujarnya membesarkan hatiku.

“Iya juga yah,” ujarku.

Lonceng pun berbunyi. Kami bergegas berkumpul di lapangan sekolah dan semua wali murid sudah datang.

”Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,” ucap Pak Kepsek membuka pidato.

“Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,” suara koor pelajar bergema.

”Terima kasih kehadirat Allah SWT. yang pertama-tama yang saya hormati guru guru SD Negeri 4 Payung, wali murid, siswa-siswi yang bapak cintai. Hari ini adalah hari pembagian rapor. Semoga nilai kalian semua baik dan bagus,” ujar Pak Kepsek.

Beberapa jam kemudian pembagian rapot yang mengumumkan juara kelas dari kelas 1 hingga klas 6. Aku mulai berharap.

“Aku pengen dapat juara ya Allah,” gumamku dalam hati.

Saat waktu pengumuman tiba, temanku yang bernama Rajwa Azzahra dipanggil ke depan karena mendapatkan juara kelas dan juara umum karena mendapatkan nilai terbaik. Terlihat dia sangat bahagia.

“Yah bukan aku yang sang juara itu tapi gak apa apa deh tetap berusaha terus,” ujarku dalam hati.

Aku pun memanggil ayahku karena disuruh wali kelas untuk ke kelas. Saat itu aku memanggil ayah ku.

“Yah aku disini,” ujarku

Ayahku mengangguk. Setelah selesai pembagian rapot ayahku pun keluar dari ruangan kelas.

“Yah aku mau mendapatkan juara kelas seperti Rajwa Azzahra, Yah!” ujarku.

“Makanya belajar yang benar ya pasti kamu bisa!” Ayah memberikan semangat.

“Oke, ayah!” sahutku.

Singkat cerita aku pun belajar bersungguh-sungguh dan tekun.

Saat masuk semester 2, aku tiada henti belajar karena ingin mendapatkan predikat juara kelas.

Saat berada di kelas aku belajar terus hingga menarik perhatian seorang guru yang bernama Budi.

”Nak kamu kenapa dari tadi megang buku terus?” tanyanya.

“Aku ingin seperti Rajwa Azzahra, Pak soalnya dapat juara terus,” ucapku.

“Keren. Tekad yang baik. lanjut saja tapi ingat ya, jangan terlalu dipaksa dan ingat pesan bapak tidak ada usaha mengkhianati hasil,” nasehatnya.

“Siap Pak,” ujar ku.

Akhirnya kerja keras aku selama ini tercapai aku pun mendapatkan juara kelas .

Aku pun nangis terharu karena dapat juara kelas dan juara sikap terbaik.

Sesampai di rumah aku senyum sumringah. Bahagia.

“Ibu, Ayah, akhirnya anakmu dapat juara juga,” ungkapku.

”Alhamdulillah nak, kerja kerasmu berhasil,” puji Ibuku.

”Alhamdulillah. Anak Ayah juara,” ungkap Ayahku.

Aku pun digendong ayah saking bahagianya. Ayahku pun berteriak,” Hai dunia, anakku mendapatkan juara!”

Aku pun tersenyum, akhirnya kerja keras selama ini tidak sia-sia.

Untuk kalian mohon diingat bahwa tidak ada usaha mengkhianati hasil dan lakukan dengan sabar karena Allah tahu perjuanganmu dan jangan pantang menyerah. Jangan dengarkan omongan orang.(BP)*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *