Oleh : Dwikki Ogi Dhaswara & Bujang Pering
Bekaespedia.com _ Bagi orang Melayu, gasing memiliki makna yang mendalam dan kaya akan budaya dan tradisi mereka. Gasing merupakan salah satu permainan tradisional yang telah ada sejak zaman dahulu di kalangan masyarakat Melayu.
Gasing merupakan alat permainan yang umumnya terbuat dari bahan-bahan seperti kayu atau logam. Bentuknya bulat dengan runcing bagian bawah dan atasnya terdapat bagian untuk melingkarkan tali penarik gasing . Gasing biasanya dimainkan dengan memutar atau melemparkannya di atas tanah atau permukaan datar lainnya. Tujuan dari permainan ini adalah untuk membuat gasing berputar dengan lama dan stabil.
Namun, gasing bagi orang Melayu bukan hanya sekadar permainan semata. Gasing juga memiliki nilai-nilai sosial, budaya, dan spiritual yang mendalam. Gasing menjadi simbol gotong-royong, kerjasama, dan kebersamaan dalam masyarakat Melayu.
Dalam beberapa tradisi Melayu, gasing digunakan dalam acara-acara adat, perayaan, atau festival budaya. Gasing dapat melibatkan kompetisi antarindividu atau antartim dari suatu kampung atau desa. Permainan gasing sering kali dipandu oleh aturan-aturan tertentu dan diiringi dengan musik dan tarian tradisional.
Selain itu, gasing juga memiliki nilai-nilai moral dan pendidikan. Permainan ini mengajarkan keterampilan motorik, ketepatan, konsentrasi, dan kerjasama antar pemain. Gasing juga mengajarkan nilai-nilai seperti kesabaran, kerendahan hati, dan rasa saling menghargai.
Secara spiritual, gasing juga memiliki makna dalam kepercayaan dan tradisi keagamaan Melayu. Dalam beberapa komunitas, gasing digunakan dalam upacara-upacara keagamaan sebagai simbol perlindungan, keberuntungan, dan penyucian. Ada pula kepercayaan bahwa putaran gasing dapat mengusir roh jahat atau membawa keberuntungan.
Dengan begitu, gasing bagi orang Melayu tidak hanya sekadar alat permainan, tetapi juga merupakan simbol identitas budaya, nilai-nilai sosial, dan spiritualitas yang melekat dalam kehidupan mereka. Gasing menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi dan warisan budaya Melayu yang kaya dan beragam.
Secara umumnya permainan Gasing sudah lama populer dikalangan masyarakat melayu termasuklah di Kepulauan Bangka Belitung. Keberadaan permainan ini juga memiliki kesamaan dengan daerah lainnya yakni menjadi permainan tradisonal yang sarat akan filosfi.
Di Kecamatan Simpang Rimba, tepatnya di desa Permis, masyarakat sudah sejak lama mengenal bahkan memainkan gasing. Salah satunya yakni tradisi Beraben Gasing. Beraben (bahasa Permisan) itu artinya beradu, Beradu yang dimaksud adalah berlomba-lomba memutar gasing yang paling lama. Siapa yang lama gasingnya berputar, maka dia adalah pemenang. Selanjutnya yang kalah akan memutar (memasang) gasingnya dan yang menang akan memangkak (menimpak) gasing lawan yang sedang berputar dengan sekuat tenaga agar gasing lawan terpelanting jauh atau bahkan pecah.
Beraben gasing sudah menjadi bagian dari aktifitas masyarakat di wilayah Depati Permisan, saat ini wilayah tersebut bernama Kecamatan Simpang Rimba. Keberadaan Beraben Gasing sudah lama ada di Kecamatan Simpang Rimba tepatnya di Desa Permis. Namun, Beraben Gasing baru populer dan dijadikan perlombaab pada tahun 1970. Beraben Gasing dimainkan oleh masyarakat, khususnya laki-laki ketika menjelang dan menghadapi musim membuka ladang.
aktivitas ini tidak hanya sebagai permainan belaka namun ada makna yang terkandung didalamnya, baik dari bentuk, bahan dan kapan beraben gasing dimainkan. semua memiliki filosofi yang sampai saat ini masih dipegang erat oleh sebagian penduduk, sehingga permainan ini patut untuk dilestarikan kembali sebagai warisan budaya masyarakat Bangka Selatan.
Pada kesempatan kali ini, kami akan menulis sejarah Beraben Gasing yang mungkin agak terdengar asing bagi pembaca setia bekaespedia.com. Disini akan kami ulas sejarah dan perkembangannya. (Bersambung)