Oleh Rusmin Sopian
bekaespedia.com, TOBOALI_ Suara hujan yang terdengar masuk ke dalam ruangan kerja Ketua DPRD Bangka Selatan Erwin Asmadi siang itu Kamis (3/3) tak mengurangi intensitas pembicaraan kami, pengurus Lembaga Adat Melayu Negeri Junjung Behaoh.
Perbincangan kami terus berlangsung dan makin menarik. Beberapa kali penulis mengingatkan untuk segera meninggalkan ruangan Ketua DPRD Bangka Selatan tak terespon dengan baik.
Maklum pembicaraan hari itu mengalir deras bak air hujan yang mengguyur.
Mantan anggota DPRD Bangka Belitung itu berharap semua komponen pembangunan daerah bersatu padu untuk ikut bersama-sama berkontribusi dalam pembangunan daerah.
” Tak ada lagi kisah Pilkada 2020. Semua sudah lewat. Kini eranya kita bersatu membangun daerah. Tak perlu ada dendam, karena dendam itu bukan budaya kita orang Bangka Selatan. ujarnya.
Apa yang dinarasikan oleh Erwin Asmadi, Ketua DPRD Kabupaten Bangka Selatan itu menjadi catatan penting bagi kita semua , elemen pembangunan di negeri ini untuk merangkul semua pihak dalam membangun Negeri Junjung Behaoh ini bersama-sama.
Mestinya tak ada lagi pengisian jabatan berdasarkan like and dislike.
Tak perlu ada lagi pemberian amanah khususnya kepada birokrat Negeri ini berdasarkan bisikan tertentu yang justru bisa menjerumuskan pimpinan Daerah.
Bukanlah sesuatu yang membanggakan, bila penganugerahan jabatan kepada birokrat berdasarkan bisikan dari kaum pembisik yang sebenarnya tidak paham tata cara pengisian jabatan di Organisasi Perangkat Daerah yang bisa membuat stigma buruk pemimpin daerah di mata publik.
Bukan suatu yang hebat, bila pendemosian jabatan birokrat berdasarkan bisikan dari suara tertentu yang bisa berakibat buruk bahkan memberikan stigma negatif untuk pemimpin daerah di mata publik.
Sejarah telah mengabarkan kepada kita semua bahwa daerah ini lahir dan dibangun dengan semangat Gotong royong masyarakat.
Semangat kegotongroyongan masyarakat daerah ini mampu membangun sebuah bangunan fenomenal berupa Gedung Nasional yang menjadi simbol Semangat masyarakat daerah ini, yakni simbol kegotongroyongan yang hingga kini tetap berdiri dengan gagah di pusat Kota Toboali Bangka Selatan.
Neklues dari apa yang disampaikan Erwin Asmadi, Ketua DPRD Kabupaten Bangka Selatan menyiratkan bahwa ini zamannya berpadu untuk berkontribusi membangun daerah ini sejajar dengan daerah lainnya.
Dan bukan zamannya mengakui diri sebagai ” Anak Mudak dan mengaktifkan diri sebagai Sinyu.
Apalagi sampai” Lemah Bilung “. (DM)
