Pangkalpinang, Bekaespedia.com,- Ketua Lembaga Adat Melayu Negeri Serumpun Sebalai (LAM NSS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Periode 2024 – 2029, Dato’ Seri Prof. Bustami Rahman kembali mendapatkan penghargaan berupa pin pinang emas dari Pemerintah Kota Pangkalpinang Sebagai Tetua Adat dan Budaya Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (17/9/2024)
Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Pj.Walikota Pangkalpinang, Budi Utama tepat di Hari Jadi Pangkalpinang ke-267 tahun yang jatuh pada 17 September 2024.
Atas penghargaan yang diterimanya, Mantan Rektor UBB Periode 2006 – 2016 yang ditemui di Rumahnya di Desa Balunijuk, Selasa,18 September 2024 ini, mengaku mengucapkan terimakasih dan bersyukur karena dirinya terpilih dan dipercaya untuk mendapatkan penghargaan tersebut.
“Penghargaan yang diberikan kepada saya sebagai tokoh adat dan budaya, saya terima dengan senang hati dan bersyukur kepada Tuhan bahwa masih ada yang memperhatikan, masih ada yang peduli dengan masalah keadaan dan kebudayaan di daerah kita. Namun bagaimana kriteria penilaiannya itu, saya tidak tahu, karena itu hak Pemerintah Kota Pangkalpinang untuk menilainya mengapa saya yang dipilih, tidak orang lain,” katanya seraya tersenyum ramah.
Prof.Bustami Rachman lahir di Belinyu 24 April 1951, juga mengucapkan selamat Hari Jadi Pangkalpinang ke-267 tahun. Karena melalui momentum peringatan HUT Kota Pangkalpinang tersebut sekaligus mengingatkan dirinya kembali ke masa-masa menempuh pendidikan, mulai kelas 6 SD, masa SMP hingga SMA yang semuanya dihabiskan di Kota Pangkalpinang.
Setamat SMA, beliau melanjutkan pendidikan ke-Jogjakarta hingga mengabdikan diri sebagai dosen Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan menjadi guru besar selama 40 tahun diberbagai universitas, seperti Universitas Jember, Nusa Tenggara Timur dan lainnya. Termasuk juga berkarier di Kementerian Pertahanan di Jakarta, sebagai leader untuk proyek bank dunia dan sebagainya.
“Kemudian saya diajak kembali ke Babel bersama kawan-kawan, saya diberitahukan untuk bersama-sama membangun Bangka Belitung dan salah satunya adalah dengan mendirikan universitas, sehingga lahirlah yang namanya Universitas Bangka Belitung (UBB) seperti sekarang,” tambahnya.
Bustami mengaku menghabiskan masa kecil hingga remaja di Kota Pangkalpinang, sehingga melihat bahwa Pangkalpinang waktu itu masih merupakan kota kecil, baru kemudian meningkat menjadi kota sedang.
Namun masyarakat juga menginginkan Kota Pangkalpinang menjadi kota besar. Karena Pangkalpinang adalah ibukota dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sebab daerah yang terdekat dengan Babel adalah Palembang yang justeru sudah jadi kota besar sejak lama, demikian juga Pekanbaru yang juga sudah sejak lama jadi kota besar. Sedangkan Kota Pangkalpinang masih jadi kota sedang. Sehingga untuk bisa meningkat menjadi kota besar, maka juga harus meningkatkan luas wilayah.
“Karena daerah Pangkalpinang ini kan sempitnya ke arah timur, dan kita juga berada di pinggiran laut, sehingga kalau kita ingin memperluas wilayah kota ini, maka salah satu upayanya kita bisa lakukan adalah mengembangkan perluasan wilayah ke utara, arah selatan termasuk paling besar adalah ke arah barat,”tambahnya.
Bustami menduga selama ini perluasan wilayah ibukota provinsi salah satunya belum dapat dilakukan, karena juga belum adanya kesepakatan untuk perluasan tersebut, sebab hal ini juga menyangkut 3 kabupaten yakni Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka.
Kaitan dengan inilah lalu, Bustami pun berharap pihak-pihak kabupaten yang terkait ini tadi, bersedia membantu dan memberi untuk perluasan wilayah.
“Sebab kalau pengembangan wilayah ini tidak dilakukan, maka tidak bisa lagi, dan kita harus ngubek di tengah kota, akibatnya bisa kita lihat, misalnya dari arah kampus UBB Balunijuk sampai ke arah Selindung, itu sempit sekali sebenarnya, terlebih di hari Sabtu dan Minggu yang sering menyebabkan kemacetan.
Sebab orang Pangkalpinang banyak yang berangkat ke arah Sungailiat,mereka pulang minggu sore sehingga menyebabkan macet, kendaraan mobil dan motor bercampur, apalagi ada kegiatan keagamaan masyarakat seperti Maulid dan sebagainya yang mengundang banyak masa
“Makanya saya kalau ditanyak tentang Kota Pangkalpinang dalam 5 tahun lagi maka sudah over loaded, makanya diperlukan perluasan wilayah kota. Sehingga kepala daerah termasuk walikota memiliki tugas untuk menata kotanya, yakni misalnya 70 persen pembenahan tata kota dan 30 persen untuk pembangunan kota yang dipusatkan pada perluasan wilayah,”harapnya.