Efek Masuk Pagi

Oleh : Ummi Sulis

Seluruh instansi pendidikan, tak terkecuali SDN 3 Pulau Besar, para ASN-nya melaksanakan peraturan yang baru diberlakukan, yaitu lima hari kerja. Otomatis lima hari sekolah.

Absensi bagi pegawai, mulai pukul 06.30-07.00 setiap pagi, dari Senin sampai Jumat.

Kegiatan pagi para guru dan pegawai setelah absensi adalah membersihkan lingkungan dari sampah. Baik sampah dedaunan, maupun sampah sisa makanan atau jajanan siswa yang diterbangkan angin.

Siswa yang datang pun sama, mereka membersihkan lingkungan dipandu Bapak/Ibu Guru.

“Pagi, Bu, Pak,” sapa anak-anak yang datang. Mereka mengulurkan tangan, bersalaman kepada Bapak dan Ibu Guru.

“Pagi juga, yok bantu Bapak dan Ibu menyapu,” kata Guru Kelas VI.

Ada pula yang sudah datang lebih pagi dari gurunya, mereka langsung membantu Pak Par, Penjaga SDN 3 Pulau Besar.

Tepat pukul 07.30, anak-anak masuk kelas untuk belajar. Aktivitas di luar kelas berlanjut nanti, setelah waktu istirahat.

Kelas VI masuk kelas setelah mereka menyetorkan minimal lima jenis sampah yang diambilnya dari lingkungan sekolah dan sekitar sekolah, seperti luar pagar dan perumahan dinas di lingkungan sekolah.

“Ayok ibu panggil satu persatu, tunjukkan sampahnya.” Ibu Guru menginstruksikan para siswa yang berjumlah 18 orang itu untuk bersiap mengumpulkan sampah.

Semua dapat sampah, kecuali Ridho, takada sampah yang didapat.

“Mana sampahmu, Do?” tanya Ibu Guru.

“Bu, aku udah gak kebagian sampah lagi.” jawabnya.

“Lah, temannya pada dapat sampah. Tadi Ibu nyapu sampah juga, banyak bertebaran dibawa angin lewat.” Ibu Guru menyanggah jawaban Ridho.

“Eh, anu, Bu, tadi aku datangnya kurang pagi, sampah2 sudah nangkring pada tempatnya, gak ada sampah di halaman sekolah, hehe,” jawabmu cengengesan.

“Lain kali, kamu datang lebih pagi dari yang nyapu. Biar bisa mungut sampah yang berserakan.” Ibu Guru memberi solusi untuk Ridho.

“Iya, Bu.”

“Yang lain juga, ya, bila ada sampah yang mampir terlihat mata, jangan ragu untuk diambil.”

Semua siswa pun mengiyakan instruksi Ibu Guru. Ternyata, datang kurang pagi sudah tidak menemukan sampah nganggur di halaman sekolah. Sekolah bersih dari sampah.

Besok lagi mungut sampahnya. Sebab kita takbisa menghentikan angin bertiup untuk menerbangkan sampah-sampah kembali ke halaman. Takbisa pula menyuruh pohon jangan menggugurkan daunnya. Itu adalah qadarullah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *