Hettiara dan Martabat Bangka Selatan

Hettiera, peraih medali emas ajang FLS2N SMA tingkat Nasional tahun 2023

Oleh : Rusmin Sopian

Bekaespedia.com _ Matahari baru terbangun dari mimpi panjangnya. Cahaya terangnya terlihat masih malu-malu menyinari persada.

Narasi dalam grup literasi Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kabupaten Bangka Selatan terasa indah. Sebagaimana indahnya cahaya terang matahari yang ikhlas menyinari semesta.

Sebuah kabar gembira tersampaikan.
Siswi SMAN 1 Toboali Hettiara sukses membawa nama daerah Bangka Selatan dalam panggung nasional dengan menjuarai Lomba Bidang Komik digital dalam FLS2N tingkat Nasional di Jakarta.

 

Hettiara siswi SMAN 1 Toboali Juara satu bidang Komik digital tingkat Nasional.

Prestasi yang ditorehkan warga Negeri Junjung Behaoh ini tentunya mengeskalasi nama daerah dalam pergaulan ditingkat nasional.

Prestasi terhormat ini menambah daftar panjang prestasi yang ditorehkan anak negeri Junjung Behaoh dalam level nasional.

Tercatatnya belasan warisan budaya tak benda ( WBTB) dalam lembar negara di Kementrian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset Tehnogi menambah daftar panjang prestasi yang dieskalasi para pamong budaya dan pegiat budaya negeri ini untuk martabat negerinya.

Dari sejarah tempoe doloe yang dapat kita baca dari berbagai buku, catatan, cerita bertutur dan referensi ilmiah dengan tegas dan lugas ditulis , bagaimana rasa patriotisme dikalangan masyarakat Junjung Besaoh ini.

Raden Keling, pemimpin rakyat daerah ini pada zaman itu, harus menewaskan Mr. Brown yang merendahkan martabat rakyat daerah ini.

Sementara itu pada tanggal 22 desember 1825, Raden Ali dengan peralatan terbatas mampu mengambilalih Benteng Toboali yang dikuasai Belanda.

Bagi kedua pendekar bangsa asal Toboali ini, martabat bangsa dan daerah Toboali harus dijunjung tinggi kendati nyawa menjadi taruhannya.

Sejarah telah menceritakan kepada kita, tentang perjuangan Raden Keling (yang masih bertalian keluarga dengan Sultan Badarudin ) yang merupakan petinggi di Toboali pada tahun 1812-1819.
Raden Keling yang merupakan incaran Inggris, karena membunuh seorang Inspektur Tambang bernama Brown.

Raden Keling juga memimpin pertempuran dengan Belanda di Toboali.

Sebagai pembantu Sultan Mahmud Badarudin untuk daerah Pulau Lepar dan Toboali, Raden Keling dengan dibantu oleh Raden Ali dan Raden Badar membuat Belanda kocar kacir.

Belanda baru dapat menaklukan Toboali menjelang ekspedisi terbesar ke Palembang dibawah pimpinan Panglima Angkatan darat Hindia Belnda Mayor Jenderal Baron De Kock.

Kehebatan perang di Toboali waktu itu digambarkan oleh Kolonel Du Peron (saat itu berpangkat kapten) secara realitis.

” Dari 300 orang anggota garnizun hanya 8 orang yang sehat.Untuk itu terpaksa menarik pengawal-pengawal dari pasukan perahu kotak dan dari pasukan Raja Akil.

Selama 7 bulan berada di Toboali,2/3 bagian dari sebuah kompi infantri yang anggotanya 183 tewas. Hampir seluruh detasemn infantri yang terdiri dari 30 anggota ikut tewas pula.

Pada sisi lain kita juga sangat paham, tahu dan ingat dengan R. Abdullah. Mengemban amanah sebagai Wedana Toboali, R. Abdullah memprakarsai pembangunan sebuah gedung pertemuan. Gedung pertemuan yang diberi nama gedung Nasional ini berhasil dikerjakan dalam kurun waktu dua tahun dan selesai pada tahun 1951. Dengan semangat gotongroyong yang merupakan roh dan jiwa masyarakat daerah ini, Gedung Nasional yang merupakan gedung nasional pertama yang dibangun di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sukses dan hingga kini berdiri dengan gagah di Toboali dengan diarsiteki oleh putra Toboali M. Yusuf Bahir yang saat itu bekerja sebagai karyawan PN. Timah Toboali dan Lie Yung sebagai kontraktor pembangunan.

Demikian pula dengan Komite Perjuangan Pemuda Toboali ( KPPT) yang menggelorakan semangat pembentukan kabupaten Bangka Selatan.

Bagi kawan-kawan di KPPT, Bangka Selatan menjadi sebuah daerah otonom baru adalah harga mati untuk martabat negerinya, Bangka Selatan.

Martabat sebuah daerah harus tetap terjaga dengan baik.

Martabat sebuah daerah harus dinutrisikan lewat prestasi dan karya para warganya.

Menjaga martabat sebuah daerah adalah tanggung jawab semua pihak.

Martabat sebuah daerah menjadi simbol dalam pergaulan ditingkat regional dan nasional sehingga membuat sebuah daerah diperhitungkan daerah lainnya.

Terima kasih untuk adik kita, warga kita Bangka Selatan Hettiara yang telah mengajarkan kepada kami sebuah episode kehidupan tentang menjaga martabat daerah ini, negeri Junjung Behaoh.

Toboali, 27 Agustus 2023.

Exit mobile version