Kampung Airgegas (Habis)

Penulis tinggal di Jelutung, kecamatan Namang, Bangka Tengah

Peta Tahun 1898 D D 22,5 (shet 3) Sumber: digitalcollection.universiteitleiden.nl

Oleh: Meilanto (Penulis, pegiat sejarah dan budaya Bangka Tengah)

Peta selanjutnya yaitu Opgenomen door den Topografischen dienst in 1931-1934 Blad 35/XXVI p tahun 1936 yang berjudul Delas. Dalam peta ini selain memuat topografi Kampung Airgegas juga kampung Delas. Dalam peta ini, topografi kampung Airgegas hanya sebagian. Sebagian yang lain berada di peta yang berjudul Airgegas tahun 1934.

Dalam peta yang berjudul Delas tahun , topografi Kampung Airgegas memuat kondisi kampung bagian barat yang menuju ke Kampung Delas. Dalam peta terlihat kampung sudah nampak di kiri kanan jalan menuju Kampung Delas. Terlihat beberapa kebun karet (rubber) dan lada (Regelmatig aangeledge pepertuinen) di sebelah utara kampung. Dekat ujung kampung (arah ke Delas) terdapat houten brug (jembatan kayu). Sebelah selatan kampung terdapat setapak (Voetpad) yang menuju ke kebun lada, Kelekak (Kk) Bedoek, sampai melintasi Sungai Bedoek.

Sebelah barat laut terdapat Air Gegas yang mengalir melintasi jalan raya. Air Gegas berhulu di Kk. (Kelekak) Mangkoemang. Di daerah K. Mengkoemang terdapat ladang (tijdelijke nederzettingen met droge tijstvelden) / ladang (pemukiman sementara dengan sawah kering/ hume).

Dalam peta yang berjudul Airgegas tahun 1934, keadaan topografi Kampung Airgegas digambarkan sebagai berikut. Dalam peta ini belum terlihat adanya masjid. Sementara itu TPU (Inlandsche graven) berada di sebelah utara pemukiman penduduk. Hampir ujung kapung terdapat jalan setapak (voetpad) di sebelah timur. Jalan setapak itu bercabang tiga. Jalan setapak pertama mengarah ke kebun lada melewati Aik Kabai.

Sementara itu jalan setapak kedua sangat panjang sampai ke Kk (Kelekak) Poelau-hoeloe yang melewati Aik Binau. Dan di dekat kelekak Poelau-hoeloe terdapat aik Rengas. Air Rengas dan Aik Binau menyatu ke Sungai Garoet. Sebelah timur Sungai Garoet terdapat Kelekak Poelau-hilir. Dan sebelah timunya lagi terdapat garis betas hutan lindung (Green B.W.). Jalan setapak yang ketiga melewati Aik Meroeng yang menuju ke kebun lada.

Selanjutnya sebelah timur pemukiman penduduk terdapat Sungai Kepoh yang

bermuara di Selat Gaspar. Antara Kampung Airgegas dan Kelekak Mawas terdapat Aik Saboet yang melintasi jalan raya. Aliran Aik Saboet menyatu ke Sungai Kepoh. Di atasnya terdapat duikerofdoorlaatvansteen ( got/ gorong-gorong). Sementara itu di kelakak Mawas terdapat banyak kebun lada dengan pondok-pondok terbuat dari kayu/ bambu (bamboehuizen).

Apa jenis tanah di Kampung Airgegas?

Peta yang disusun oleh R.D.M. Verbeek yang berjudul GeologischeKaart Van Bangkayang diterbitkan tahun 1897 (D D 22,6 shet 2) menggambarkan secara jelas kondisi tanah di Pulau Bangka. Di kampung Airgegas jenis tanahnya yaitu kwartsieten, klieschiefers, enzandsteenen(kuarsit, belahan, dan batupasir).

Peta geologi 1897. Sumber: digitalcollections.universiteitleiden.nl

Toponim Kampung Airgegas

Nama kampung ini diambil dari jenis tanaman yaitu tanaman gegas. Tanaman gegas tumbuh di daerah berawa-rawa atau berair. Dari keadaan tersebut, maka kampung ini diberi nama Airgegas. Tanaman gegas biasanya digunakan sebagai bahan anyaman membuat tikar atau kerajinan lainnya. (Habis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *