Oleh: Meilanto (Penulis, Pegiat Sejarah dan Budaya Bangka Tengah)
Bekaespedia.com_ Peta selanjutnya yaitu Opgenomen door den Topografischen dienst in 1932-1933 Blad 35/XXVII d yang berjudul Pergam (D D 30,76) tahun 1934. Dalam peta ini, Kampung Bencah ditulis Bentjah. Dalam peta ini sudah terlihat adanya masjid (mesigit) dan TPU (Inlandsche graven) yang berada di sebelah selatan pemukiman penduduk sebelah kanan jalan raya menuju Toboali. Terlihat kampung sangat panjang mengikuti pola jalan raya. Sebelah barat dan timur pemukiman masih banyak kebun lada (Regelmatig aangeledge pepertuinen), karet (rubber) dan semak belukar.
Di sebelah selatan TPU terdapat Aik Bentjah yang melintang di jalan raya. Aik tersebut menghilir ke sebelah barat daya. Hilirnya bercabang, yaitu ke Aik Koening dan Aik Loemo.
Adapun jalan setapak (Votepad) berjumlah empat. Dua di sebelah timur dan dua di sebelah barat. Jalan setapak di sebelah timur bersebelahan dengan masjid yang berada di sebelah kanan jalan menuju Toboali. Jalan setapak itu mengarah ke kebun dan melewati A. Batoehampar. Jalan setapak kedua di sebelah timur dimulai dari jalan paardenpad (jalur kuda) yang terletak hampir di ujung pemukiman penduduk.
Paardenpad melewati pemukiman penduduk dan selanjutnya jalan setapak (votepad) yang juga mengarah ke kebun warga. Jalan setapak bercabang-cabang dan melewati beberapa Air seperti Air Bentjah, Air Tasik, Air Batoehampar sampai ke Kelekak Semoekau-hoeloe dan melewati Air Rengas. Selanjutnya jalan setapak bercabang lagi sampai ke Kelekak Semoekau-hilir sampai ke Air Rajoendan berakhir di Soengai Kepoh.
Sementara itu jalan setapak yang lainnya melewati Air Poerek sampai ke Kelekak Pering dan Air Pering. Jalan setapak berakhir di niet verharde weg (jalan tanah). Jalan ini melewati tiga Ladang (tijdelijke nederzettingen met droge rijstvelden)/ Ladang (pemukiman sementara dengan sawah kering/ ume).
Selanjutnya jalan setapak (votepad) di sebelah barat kampung. Jalan setapak mengarah ke kebun warga. Jalan setapak ini tidak jauh dari jalur kuda (paardenpad) di sebelah timur. Jalan setapak ini melewati Air Koening dan bercabang. Salah satu cabang melewati Ladang (tijdelijke nederzettingen met droge rijstvelden). Jalan setapak lainnya hampir di ujung pemukiman penduduk dan berakhir di Air Loemo.
Toponim Kampung Bencah
Nama kampung ini diambil dari keadaan tanah yang berawa-rawa, lelap dan berair yang dalam bahasa setempat dikenal dengan bencah. Oleh karena itu, kampung ini diberi nama Bencah yang berarti tanah yang berair, berawa-rawa. (HABIS)