Karena keberadaannya, Batang Belimbing ini dijadikan Nama Desa

Potongan Peta Airrisi (khusus bagian Desa belimbing) Sumber: https://digitalcollections.universiteitleiden.nl

Oleh: Meilanto (Penulis, Pegiat Sejarah dan Budaya Bangka Tengah

Toponim Belimbing

Asal muasal dari desa ini menurut cerita para sesepuh/ tetua masyarakat bermula dari keberadaan sebuah batang belimbing berukuran besar saat masyarakat dulunya sedang melakukan aktivitas gotong royong untuk membuka jalan baru di sekitar daerah perbukitan tersebut. Jalan baru tersebut dalam rangka memberikan kemudahan bagi masyarakat kala itu untuk memanfaatkan tanah kelekak warisan dari nenek moyang mereka yang jauh sebelumnya sudah berkebun di sekitar perbukitan tersebut.

Kemudian, disepakatilah temuan dari batang tersebut untuk menyebut nama dari sebuah desa baru yang bernama Dusun Belimbing, kemudian sekarang menjadi Desa Belimbing.

Keberadaan desa ini diawali oleh salah satu sesepuh yang sekarang dianggap sebagai tokoh di kampung karena mereka termasuk yang pertama berkebun di kawasan Belimbing, diantaranya Atok Masuhur, Atok Saidin danAtok Madrin. Desa ini memiliki struktur tanah yang cukup subur dan cocok untuk berbagai aneka perkebunan. Durian menjadi salah satu komoditas perkebunan yang cukup populer di desa ini.

Di sini juga terdapat bukit yang disebut bukit Batu Bekurai. Ini menjadi salah satu potensi pemandangan alam yang sangat sejuk dan alami.
Secara administrasi pemerintahan, Desa Belimbing merupakan pemekaran dari Desa Kulur pada tahun 2011. Desa ini terdiri dari tiga dusun, yaitu Dusun Pabrik, Dusun Belimbing dan Dusun Belidal (Belimbing Dalam). Selama kurang lebih satu tahun desa dipimpin pejabat sementara yang sekaligus juga menjabat sebagai sekretaris Desa di Kulur (Ibrahim, dkk.; 2013:128-129).

Topografi Desa Belimbing Berdasarkan Peta

Desa Belimbing pada mulanya adalah tempat warga bercocok tanam seperti lada dan karet. Jika memperhatikan peta tahun 1934 yang berjudul Airrisi degan seri peta D D 30,43, kondisinya masih hutan. Ada Ladang (tijdelijke nederzettingen met droge rijstvelden/ lahan ume), Kelekak Mengkapas dengan kebun lada warga, S. Koeloer dan A. Rengket di sisi selatan jalan raya dan Bukit Djelemai.

Jalan menuju ke kelekak Mengkapas simpang kiri dari Airrisi dengan simpang tidak jauh dari ijzeren paal van de tinwinning (tiang besi penambangan timah) 57. Sementara itu jalan yang menghubunginya paardenpad (jalur kuda) sampai ke kelekak Mengkapas dan seterusnya voetpad (jalan setapak).

Selanjutnya peta yang digunakan untuk mengetahui kondisi topografi Desa Belimbing adalah peta yang berudul Goenoeng Berah (D D 30,55). Dalam peta tahun 1934 ini tertulis Kk. Blimbing. Dalam peta tersebut, Kk. Blimbing merupakan perkebunan lada warga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *