Kisah Pilu Keluarga Pak Anwar: Terbaring Tak Berdaya Karena Stroke di Rumah Tak Layak Huni

Caption: Kondisi Rumah tinggal Pak Anwar bersama keluarga, Minggu (29/12).

 

Editor: Aditya.

Bekaespedia. Com, – Parit Tiga, -Desa Cupat, Kabupaten Bangka Barat, menyimpan kisah pilu seorang kakek berusia 65 tahun, Pak Anwar, yang sejak tahun 2013 harus berjuang melawan penyakit stroke. Selama dua tahun terakhir, tubuhnya kian lemah hingga hanya mampu terbaring di rumah yang kondisinya jauh dari kata layak huni.

Pak Anwar tinggal bersama istrinya, Bu Isa (62), dan satu orang cucu di rumah berdinding papan dan triplex dengan lantai semen yang penuh tambalan. Rumah berukuran 5×6 meter itu juga memiliki atap seng berlubang yang tak mampu melindungi dari panas dan hujan. Serta sebuah kipas angin usang yang tak lagi berfungsi menjadi saksi bisu perjuangan keluarga ini.

“Sudah banyak orang penting datang ke sini, berjanji akan memperbaiki rumah kami. Tapi, sampai sekarang semua hanya janji,” ungkap Bu Isa dengan nada haru.

Di tengah keterbatasan, Bu Isa menjadi tulang punggung keluarga. Setiap hari, ia menjual BBM jenis pertalite secara eceran di depan rumahnya, pekerjaan yang telah dilakoninya selama tujuh tahun.

“Bapak sakit stroke sejak tahun 2013. Sudah dua tahun ini beliau tidak bisa berjalan, hanya bisa terbaring. Saya yang mengurus dan menjaganya setiap hari,” ujar Bu Isa.

Di usianya yang tak lagi muda, Bu Isa berharap ada uluran tangan dari pemerintah atau pihak lain untuk memperbaiki rumah mereka.

“Tolonglah, Pak, kami ini tidak tahu harus mengadu ke mana. Kami berharap bisa tinggal di rumah yang layak seperti orang lain,” pintanya penuh harap.

Saat dikonfirmasi terkait kondisi ini, Camat Parittiga, Adhian Zulhajjany, belum memberikan tanggapan. Pertanyaan yang diajukan oleh media terkait program perbaikan rumah tidak layak huni, bantuan sosial, hingga rencana tindak lanjut untuk kasus Pak Anwar masih belum dijawab hingga berita ini diterbitkan.

Demikian pula, upaya konfirmasi kepada Dinas Sosial Kabupaten Bangka Barat belum membuahkan hasil. Hingga saat ini, keluarga Pak Anwar hanya bisa menunggu dan berharap janji perbaikan rumah yang sudah lama mereka dengar dapat terwujud menjadi kenyataan.

Kisah keluarga Pak Anwar adalah potret nyata dari perjuangan warga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Rumah mereka tak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga saksi bisu dari keteguhan hati sebuah keluarga menghadapi cobaan hidup. Semoga harapan Bu Isa dan keluarganya untuk tinggal di rumah yang layak segera mendapat perhatian dari pihak-pihak terkait.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *