Mari Ngalok dan Jangan Kritis

Ilustrasi (Sumber : Suara Kampus.com)

Oleh : Rusmin Sopian

bekaespedia.com _ Diamnya suatu kelompok atau suatu warga masyarakat dalam melihat kebermajuan suatu pemerintahan bukanlah berarti warga atau kelompok masyarakat itu puas atas produk sebuah kebijakan publik yang dibuat oleh sebuah pemerintahan.

Bisa jadi diamnya warga itu mencerminkan sebuah kondisi yang tidak peduli. Semua itu bisa diartikan sebagai suatu sikap apatis atau ketidakpedulian warga atas produk suatu pemerintahan. Dan fenomena apatisnya warga kepada sebuah produk pemerintah yang inheren dengan sikap masa bodoh menunjukkan sebuah kemunduran bagi sebuah pemerintahan.

Bagaimana pun juga sikap kritis sekelompok orang atau warga masyarakat sangat penting dalam membangun kebermajuan sebuah pemerintahan. Tanpa sikap kritis dari warga atau sekelompok warga, tentu sebuah pemerintahan tidak dapat menilai performance kinerjanya dan produk yang dihasilkannya untuk kepentingan publik.

Kebebasan berbicara merupakan buah pikiran yang otonom. Dilindungi oleh konstitusi negara. Menjadi elemen penting dalam membangun kebermajuan sebuah pemerintahan.

Sikap kritis dari warga dan suara kritis sekelompok warga adalah nutrisi penting dalam membangun tubuh sebuah pemerintahan yang Berkemajuan untuk kesejahteraan warga masyarakat.

Kritik adalah nutrisi penting untuk asupan bagi sebuah pemerintahan. Tanpa adanya gizi yang sehat, maka tubuh sebuah pemerintahan akan lemah. Kritik bergizi dan jujur tentu dibekali dengan data dan dalam bungkusan aroma yang konstruktif.

Kritik tidak bisa dilakukan dengan cara membabi buta dan seenak perut sang penyuara. Apalagi dengan cara mencaci maki tanpa data. Sebuah pemerintahan justru harus hati-hati bila justru pujian yang muncul berdatangan.
Apalagi suara pujian itu tanpa didukung dengan data dan parameter yang terukur.

Demokrasi akan mati tanpa adanya kritik dan suara kritis dari publik. Sebuah pemerintahan menjadi lemah tanpa adanya suara kritis dari warga.

Di alam demokrasi, pemerintah yang jujur tentu menyukai kritik yang keras bahkan miring sekalipun sebagai elemen untuk berbenah, introspeksi demi kebermajuan sebuah pemerintahan.(DM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *