Misteri Benteng Toboali 

Misteri Benteng Toboali 

By.Yoelch

Suasana sepi dibawah rinai gerimis sore itu bertahan tak kunjung reda dari mula siang hingga sore. Kami memaksakan diri menaiki tangga tangga benteng Toboali yang berada di wilayah alun-alun Kota Toboali.

Adalah Daeng Safar yang menemaniku berjalan setelah kami memarkirkan sepeda motor di bawah puncak benteng Toboali.

Daeng Safar adalah hanya sebutan akrab untuk seorang sahabat yang tidak ada hubungan darah Sulawesi.

Langkah demi langkah kami mulai melanjutkan perjalanan untuk melihat langsung keadaan Benteng Toboali yang telah sekian lama tak pernah kami tempuh setelah dewasa dan hijrah ke beberapa daerah di luar pulau Bangka.

Saat pada anak tangga ketiga kami menghentikan langkah dan merasakan sesuatu aura yang berbeda dari sebelumnya.

Beberapa pasang mata melirik tanpa berkedip kepada kami dengan posisi tegap menyandang senjata laras panjang berkostum prajurit Belanda tempo dulu.

Namun tanpa mengeluarkan kata-kata tetap dalam posisinya masing-masing.

Dengan perlahan dan pasti kami melewati barisan para prajurit yang terlihat berjaga pada bagian tangga depan benteng Toboali.

Entah apa yang merasuki kami berdua hingga tanpa merasa ragu dan takut untuk melanjutkan perjalanan hari itu.

Mata kami terbelalak seakan tak percaya melihat pemandangan yang seolah-olah kami dibawa ke suasana tempo dulu seperti halnya yang pernah kami temui sebelumnya pada film-film perjuangan.

Setiap ruang yang kami lihat  tepat di benteng Toboali terdapat beberapa orang prajurit pada depan pintu masuk dengan posisi siaga berjaga.

Lalu lalang para prajurit juga mewarnai kehidupan di sebuah benteng yang sesungguhnya namun para prajurit yang melihat kedatangan kami hanya melihat dan diam tanpa menyapa.

Aku pun heran apakah ini nyata atau hanya ilusi dalam pandangan dibawah gerimis sore itu.

Setelah beberapa saat kami mengitari bagian luar benteng yang berada di puncak alun alun kota Toboali kami beranjak menuruni tangga.

Hanya sekejap rasa setelah kaki menapak pada tangga ingin menuruninya dan menoleh ke belakang namun suasana drastis berubah.

Para prajurit yang berjaga pada gerbang puncak benteng lenyap dan suasana pun seakan mencekam yang kami lihat hanyalah tembok-tembok beton yang telah ditumbuhi akar-akar pohon beringin. Kemana para prajurit yang hilir mudik dan berjaga tadi?

Kami bergumam dalam hati.

Rasa tak dapat dipungkiri sebagai manusia biasa tentu punya rasa takut namun dikarenakan sudah terbiasa pada hal-hal yang beraroma gaib tentu atas dasar tersebutlah kami bisa mengendalikannya hingga kami hanya berkata dalam hati.

Ternyata pada benteng Toboali masih menyimpan misteri antara percaya atau tidak bahwa masih terdapat perihal di luar nalar manusia biasa yang mungkin pada saat itu para penghuni benteng Toboali ingin membuktikan bahwa keberadaan mereka masih ada.

Demikian pengalaman penulis beserta sahabat tentang satu misteri yang terungkap dan mungkin dapat memberikan pengalaman kepada masyarakat yang percaya akan hal hal gaib.

Dan mereka mungkin berharap agar masyarakat yang berkunjung tidak mengotori benteng Toboali yang bagi mereka adalah masih sebagai tempat yang layak untuk mereka bermukim.

Walahualam bissawaf hanya kepada Allah kita berserah atas segala sesuatu.(BP)*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *