Penulis: Yoelch Chaidir
Gelak tawa serta merta terdiam serentak ketika pintu kamar mandi dibuka Yopi sang penunggu mess.
Kisah bermula saat beberapa pengunjung yang datang ke Himpang Lime berniat untuk buang air dan dikarenakan belum tersedianya air pada WC umum sehingga banyak pengunjung yang datang ke Himpang Lime berinisiatif untuk buang air didapur sebuah rumah yang sementara dipakai untuk mess warga Pongok dan ruang pojok baca digital.
Mungkin dengan ramainya pengunjung yang buang air pada malam itu sehingga pihak mess tak sempat menanyakan asal usul orang yang datang tiba-tiba.
Salah satu pengunjung yang datang memang tanpa basa basi dan tanpa sepatah katapun sambil berlalu memasuki ruang kamar mandi yang ada tepat di ujung dapur sebelah kiri rumah tersebut.
Setahu penulis rumah tersebut telah lama berdiri dan termasuk bangunan tua yang di klaim sebagai bangunan cagar budaya yang ada di Toboali Bangka Selatan.
Setelah sekian lama keberadaan pengunjung di dalam kamar mandi dengan aktifitas beberapa kali terdengar suara siraman air dan telah beberapa kali pula pengunjung yang datang malam itu hendak buang air pun batal sebab sudah terlalu lama orang tersebut berada di dalam kamar mandi.
Saat ada beberapa orang yang antri ingin masuk kamar mandi suasana semakin terasa dan kami berpandangan satu sama lain.
Dan Yopi pun bertanya “siapa di dalam ?”
Tanpa basa basi Yopi langsung mengetuk pintu kamar mandi dan tanpa ada jawaban Yopi pun memegang gagang pintu serta membuka kamar mandi yang ternyata tidak ada siapa siapa di dalam kamar mandi.
Sontak bulu kuduk Yopi berdiri dan memandang Ilal yang duduk tepat di depan meja dapur.
Lama dia terdiam sambil memandang kerabat dan pengunjung yang sedari tadi mengantri ingin ke kamar mandi namun karena pintu kamar mandi ditutup dan ada bunyi siraman air jadi sudah dipastikan ada orang di dalam kamar mandi.
Jadi siapa yang masuk tadi? Masing-masing kerabat yang sudah lama berkelakar di ruang dapur saling bertanya dalam hati.
Yang pasti tadi ada seseorang yang masuk dengan mengenakan kemeja putih bertopi hitam hanya melambaikan tangan tanda permisi ingin buang air namun setelah di buka tidak ada orang.
“Siapa dan kemana orang yang masuk tadi?” tukas Ilal yang malam itu terlihat bingung dengan kejadian tersebut.
Pengalaman semacam ini tentu bukanlah hal pertama yang dialami penjaga mess di lingkungan Himpang Lime.
Masih banyak hal mistis yang kerap dialami Yopi selama beliau bermukim di rumah tersebut.
Walahualam, sebagai makhluk Tuhan yang diberi akal pikiran dan berkeyakinan akan hal-hal gaib penulis merasa hal-hal tersebut adalah hal yang wajar di mana setahu penulis di lingkungan Himpang Lime dulunya termasuk adalah tempat bermukimnya para makhluk sakral.
Semoga dengan berkembangnya Himpang Lime menjadi pusat keramaian di Toboali tidak menjadi para penghuni alam gaib liar dan beringas.
Toboali 1 Februari2025.*(BP)