Pegiat Literasi Merintis Museum

Pegiat Literasi Merintis Museum

Oleh Doni Renaldi

(Humas PP GPMB)

Bekaespedia.com. Setelah meresmikan ulang perpustakaan ke-3 pada tanggal 25 Maret 2022 di rumah dinas no.A-24 kompleks kampus IPDN Jakarta Selatan, Tjahjo Suprajogo akan memulai perintisan mini museum tentang sejarah kebudayaan Indonesia, asal usul manusia nusantara, kemaritiman dan jalur rempah.

Untuk mengingatkan pembaca, tiga perpustakaan yang sudah dibuat adalah Perpustakaan Studi Islam dan Ilmu Pengetahuan (PSI2P) (dikenal juga sebagai perpustakaan Sahri Muhammad, Tjahjo Suprajogo dan Rasyunah Aziz) di kota Malang, Taman Baca Masyarakat CAHAYA (sekarang tempatnya lebih dikenal dengan Garasi dan Saung Baca) di rumah dinas kampus IPDN Jakarta Selatan, dan Perpustakaanku Rumah Belajarku (PRB) Chrysant di Citra Indah City, Desa Singajaya Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor.

Ribuan koleksi buku menghiasi ketiga perpustakaan/ rumah/ taman baca tersebut.

Koleksi buku dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan baik sosial dan humaniora serta matematika dan sebagian ilmu-ilmu alam, semisal fisika, kimia, biologi dan semacamnya.

Koleksi berupa buku-buku dan kitab-kitab sebagai istilah yang sangat popular dan mu’tabar untuk naskah berbentuk buku yang berisikan ilmu-ilmu dan tafsir al Qur’an, hadist dengan ilmu-ilmu dan syarahnya, tarikh, fikih baik ibadah mahdhah (murni) maupun muamalah, hingga pemikiran-pemikiran kontemporer dalam perspektif Islam. Ratusan CD dan DVD motivasi, metode dan teknik pembelajaran, strategi bisnis, komunikasi efektif, hingga parenting, membaca yang menyenangkan bagi anak-anak dan remaja, ikut mewarnai koleksi ketiga perpustakaan itu.

Tentu koleksi majalah, tabloid, koran, hingga jurnal-jurnal hasil kajian dan penelitian pun tersedia.

Buku-buku cerita untuk anak-anak yang sangat beragam, menarik, lucu dan berwana-warni gambarnya termasuk 1000 buku cerita anak dari hibah Perpusnas RI tahun 2025 telah ada.

Buku-buku tentang berbagai kecakapan dan keterampilan hidup sehari-hari sampai pengetahuan mengatur rumah, taman, masak-memasak, bakat dan profesi, pokoknya lengkap deh.

Buku membuat pernak-pernik kekinian, menjahit, mendesain baju, hingga bumbu-bumbu (rempah) untuk membuat jamu, minuman sehat dan bahan dasar makanan yang sehat dan bergizi juga terpapar.

Melengkapi ikhtiar dan media untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, Tjahjo Suprajogo, Senin 13 Januari 2025 mencanangkan niatan dan kemauan kuat merintis pembentukan museum meskipun mini.

Ruangan berupa Lorong berukuran 1 x 9 meter menempel di Perpustakaanku Rumah Belajarku (PRB) Chrysant sudah diisi dengan 4 (empat) rak dengan beberapa buku awal tentang sejarah keris, alat-alat kesenian tradisional nusantara, rempah nusantara, aneka tanaman baik pertanian dan perkebunan di Indonesia, Kota Keajaiban Benua Maritim: Ambon abad XVII karya Rumphius, dan Kepulauan Nusantara : Sebuah Kisah Perjalanan: Kajian Manusia dan Alam karya Alfred Russel Wallace (versi terjemahan diterbitkan oleh Komunitas Bambu Depok).

Untuk mengisi dan melengkapi setidaknya rak berukuran masing-masing 1,8 x 1 meter dengan koleksi mengenai sejarah kebudayaan Indonesia, asal usul manusia nusantara, kemaritiman dan jalur rempah, berharap dari berbagai pihak ada yang mau berbagi buku-buku terkait dan mungkin dukungan bantuan karya-karya dari Direktorat Sejarah dan Kebudayaan (saat masih Kemendikbud), kedeputian Manusia dan Kebudayaan Bappenas RI, dan lain-lain.

Juga tentunya dari rekan-rekan pegiat dan komunitas yang seringkali saling berbagi koleksi.

Mengawali rintisan museum mini ini sudah dimulai dengan adanya permintaan Komunitas Belajar Bengkel Kreasi (KBBK) Titian Insan Cemerlang (TIC) pusat kepada mas Bram dan mbak Ratih dari Yayasan Negeri Rempah yang dibina oleh bapak Hasan Wirajuda (mantan Menteri Luar Negeri RI masa presiden SBY) dukungan antara lain berupa infografis-infografis Peta Jalur Rempah, Peta Sebaran Rempah dan Linimasa Jalur Rempah Eropa.

Niatan Tjahjo ini salah satu cara meski masih sangat kecil untuk memberikan dukungan upaya kita memperoleh pengakuan jalur rempah sebagai warisan budaya dunia dari Badan PBB untuk urusan Pendidikan, Sosial, dan Budaya (UNESCO). Yang saat ini diinisiasi oleh Yayasan Negeri Rempah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Selain rempah dan kemaritiman, berharap pula bisa mendapatkan infografis-infografis dan koleksi artikel jurnal perihal asal-usul manusia Indonesia, beragam ras dan suku bangsa masyarakat nusantara, flora dan fauna, dan sebagainya dari lembaga semisal BRIN, Lembaga Eijkman (meski sudah dilembur ke dalam BRIN), AIPI (Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan semacamnya.

Sekaligus sebagai dosen kebijakan publik dan sosiologi pemerintahan berbasis kearifan lokal di IPDN, koleksi baik berupa buku, jurnal maupun artefak dari sejarah pemerintahan nusantara akan ditampilkan. Nantinya supaya menarik pemustaka dan pengunjung museum, museum mini ini akan diperkaya dengan alat-alat peraga berupa bumbu-bumbu nusantara seperti lada, cengkeh, pala, kayu manis, dan sejenisnya.

Adanya perpustakaan/ taman/ rumah baca/ rumah literasi GPMB (Gerakan Pembudayaan Minat Baca) dan museum mini yang kian marak di Indonesia, diinginkan generasi milenial dan gen Z serta masyarakat pada umumnya semakin mencintai sejarah bangsanya, melestarikan dan mengembangkannya.

Ini harus diperkuat dengan adanya kolaborasi Perpustakaan Nasional, Kementerian Pendidikan, Kementerian Kebudayaan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangungan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI dengan pegiat dan komunitas literasi, historia, rempah, maritim dan segenap masyarakat luas.

Lebih jauh dari itu semuanya, ikhtiar sederhana ini bisa menjadi gerakan yang dapat menginspirasi, memotivasi, memicu dan memacu generasi muda khususnya untuk bersemangat membangun dan memajukan Indonesia.

Salah satunya melalui usaha-usaha mengembangkan edu-cultural-tourism (wisata budaya dan pendidikan). Pada akhirnya, dengan meningkatnya literasi masyarakat, Indonesia akan menjadi bangsa yang unggul dan sejahtera.

Tidak ada alasan lagi bagi negara-negara lain selalu menstigmatisasi negatif kepada kita. Aamiin.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *