Ditulis Oleh Johan, M.Pd
(kepala Sekolah SMKN 1 Pangkalpinang)
Wacana diterapkannya pembelajaran mendalam (deep learning) di sekolah-sekolah pada tahun ini sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Bapak Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed dirasa menarik dan menantang. Mengapa demikian? Ada anggapan dari masyarakat bahwa deep learning merupakan kurikulum baru yang menggantikan Kurikulum Merdeka. Meskipun pandangan ini telah dibantah oleh Pak Menteri dan ditegaskan bahwa deep learning adalah pendekatan, bukan kurikulum baru, yang dirancang untuk membawa siswa ke dalam proses belajar yang lebih sadar (mindfull), bermakna (meaningfull), dan menyenangkan (joyfull). Tentu sangat menarik dan bermanfaat sekali jika pendekatan pembelajaran mendalam ini dapat diimplementasikan guru dalam proses belajar. Apalagi mengingat saat ini perkembangan teknologi mampu mendukung guru dalam eksplorasi informasi yang luas sekali.
Di era digital saat ini, teknologi semakin berkembang pesat dan mempengaruhi hampir semua sektor kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Salah satu pendekatan yang kini mulai dikenal luas dalam dunia pendidikan adalah deep learning atau pembelajaran mendalam. Konsep ini berakar dari perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang digunakan untuk menganalisis pola-pola data dalam jumlah besar. Dalam konteks pendidikan, deep learning berfokus pada pemahaman konsep secara mendalam dan aplikatif, bukan hanya sekadar menghafal informasi. Di Indonesia, meski pendekatan ini belum diterapkan secara merata di seluruh jenjang pendidikan, beberapa sekolah dan institusi pendidikan tinggi mulai mengenalkan dan menerapkan prinsip-prinsip deep learning dalam proses belajar mengajar.
Tulisan ini bermaksud untuk menggambarkan bagaimana pendekatan deep learning dapat diimplementasikan dalam kelas, tantangan yang dihadapi oleh guru dalam menerapkannya, serta upaya-upaya yang dapat dilakukan guru dan lembaga pendidikan untuk merealisasikan potensi pendekatan ini dalam pembelajaran. Di sisi lain, tulisan ini juga membahas sejauh mana deep learning dapat menjadi solusi ideal bagi tantangan-tantangan pendidikan di Indonesia, mengingat kondisi nyata yang dihadapi oleh para pengajar.
Tantangan Guru
Deep learning dalam konteks pendidikan bukan sekadar penggunaan alat atau teknologi canggih, melainkan lebih kepada filosofi pembelajaran yang menekankan pada pemahaman dan keterampilan berpikir kritis yang mendalam. Konsep ini mengarah pada pembelajaran yang lebih aktif, di mana siswa terlibat secara langsung dalam penyelesaian masalah, eksplorasi ide-ide baru, dan pencarian solusi yang relevan dengan kehidupan nyata. Dalam pembelajaran deep learning, proses evaluasi tidak hanya berfokus pada hasil ujian atau tes tertulis, tetapi juga pada kemampuan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks yang lebih luas.
Namun, meskipun deep learning menawarkan konsep yang ideal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, realitas di lapangan tidak selalu mendukung penerapannya dengan sempurna. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh guru di Indonesia adalah keterbatasan waktu dan sumber daya. Banyak guru yang masih harus mengajar dengan metode tradisional, yaitu ceramah dan pemberian tugas tertulis, untuk mengejar kurikulum yang sudah ditetapkan dalam waktu yang terbatas. Keterbatasan ini menyebabkan para guru kesulitan untuk menerapkan metode yang lebih mendalam seperti deep learning yang membutuhkan waktu dan perhatian lebih untuk mendalami materi secara menyeluruh.
Selain itu, beban administratif dan tanggung jawab lainnya juga menjadi kendala. Guru di Indonesia sering kali dihadapkan pada berbagai kewajiban di luar mengajar, seperti tugas administratif, rapat, dan kegiatan pengembangan profesional yang menambah tekanan pada waktu dan energi mereka. Dengan segala keterbatasan tersebut, guru sering kali kesulitan untuk merancang dan mengimplementasikan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan berorientasi pada pemahaman mendalam. Hal ini membuat proses penerapan deep learning menjadi lebih sulit, meskipun sebenarnya pendekatan ini sangat potensial untuk membantu siswa memahami materi dengan lebih baik dan lebih bermakna.
(Tulisan ini hasil telaah penulis di Materi Prof. Dr. Drs. Putu Sudira, MP ( Koordinator Prodi Pasca Sarjana Universitas Negeri Yoyakarta) pada Kegiatan Seminar Pembelajaran Deep Learning yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung secara Daring Maupun Luring, selasa 11 februari 2025)