Oleh : Rusmin Sopian.
TOBOALI_bekaespedia.com_ Dunia literasi bagi Kota Toboali khususnya dan Bangka Selatan secara umum bukan lahir secara ujug-ujug. Proses panjang dilalui, Jalan berliku terlewati, tantangan dan rintangan pun datang menghadang dan bagi para penggiat literasi, semua itu adalah nutrisi yang menyehatkan.
Kedatangan Sang Burung Merak, budayawan sekaligus penyair kelas dunia WS. Rendra tahun 1999/2000, sebelum daerah ini menjadi Daerah Otonomi Baru adalah bagian dari kebermajuan dunia literasi Negeri Junjung Behaoh.
Buku DISLEKSIA karya siswi SMPN 2 Tukak Sadai Musdalifah seolah menjadi titik kebangkitan dunia literasi Bangka Selatan. Tak tanggung-tanggung penulis buku kasta nasional Gola Gong (sekarang Duta Baca Indonesia) hadir untuk membedah buku karya siswi SMPN 2 Tukak Sadai itu di Balai Daerah Bangka Selatan.
Buku ini lahir tak lepas dari kontribusi besar Kepala Sekolah SMPN 2 Tukak Sadai, Asril.
Peranan Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bangka Selatan era itu Ardiansyah tak dapat dipandang sebelah mata. Semua saling berkontribusi dalam panggung kegiatan tanpa harus ada yang menjadi Sinyu atau pemeran utama, yang pasti aktrisnya adalah Musdalifah, Sang Pengarang buku.
Belum habis gema Disleksia bergaung di awan biru negeri Junjung Behaoh, kedatangan budayawan, penulis novel dan sinetron serta pencipta lagu Koes Plus Harry Tjahjono ke SMAN 1 Toboali mengukir sejarah dunia literasi Negeri Junjung Behaoh.
Usai kedatangan penulis sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang booming di layar kaca itu, aktivis ICW (Indonesian Corruption Watch) Ade Irawan hadir membedah buku kumpulan cerpen ” Mereka Bilang Ayahku Koruptor” di Balai Daerah Toboali. Aktivis ICW itu adalah pemberi kata pengantar dalam buku yang diterbitkan Gong Publishing.
Di tahun 2019 hingga rentang 2000, ada rencana untuk mendatangkan Budayawan kesohor Indonesia Harry Tjahjono, Butet kartaredjasa dan Sujiwo Tedjo. Pendemi covid 19 membuat kegiatan literasi itu gagal.
Termasuk rencana mendatangkan Presenter TV dan host program Mata Najwa, Najwa Shihab yang merupakan mantan Duta Baca Indonesia yang digantikan Penulis Gola Gong dikarenakan ada Pilkada 2020.
Tahun 2021, dunia literasi Bangka Selatan kembali menggeliat usai tertidur sejenak. Buku kamus ” Bahasa Daerah Kite, Daerah Bangka Selatan” yang disusun 19 Pengurus Daerah GPMB Bangka Selatan, seolah menjadi tonggak awal menggeliatnya penerbitan buku karya anak bangsa dari Bangka Selatan.
Beragam buku dari elemen pembangunan daerah, mulai karya siswa Sekolah Dasar (SD) hingga para Tenaga pendidik dan kependidikan Bangka Selatan menghiasi wajah buku perpustakaan nasional dan daerah.
Tak terkecuali buku kumpulan cerpen “Kupu-kupu Mimpi” karya delapan belas siswa-siswi SMPN 2 Toboali Bangka Selatan yang diterbitkan Galuh Patria Jogjakarta.
Tahun 2023 yang baru memasuki awal tahun ini tercatat tiga buku karya anak Bangka Selatan diluncurkan.
Kumpulan cerpen siswi SMAN 1 Airgegas Khoiriah Aprizah “Ayah Aku Rindu”. Buku karya sejarahwan Bangka Belitung Dato’ Ahmad Elvian tentang “Batin Tikal Pejuang dari Desa Gudang” serta buku karya Kepada Sekolah SMPN 1 Tukak Sadai Ponco Hardiyanto, MPd yang berjudul Adversity Quotient Profesionalitas dan Karakteristik Guru serta Iklim Kerja Sekolah Terbitan Kanaka Media tahun 2023 ini.
Sebelumnya Pamong budaya Bangka Selatan Dwiki Dhaswara menerbitkan buku yang berjudul “Jejak dari Pesisir Selatan dan Bukit Durian” tahun 2022. Buku Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) karya Dwiki Dhaswara dan Sumardoni diterbitkan tahun 2022.
Beberapa nama penulis buku dari Toboali Bangka Selatan yang telah melahirkan buku adalah guru penggerak Agustian Deny Ardiansyah dengan enam buku. Sementara seorang guru sekolah di SDN 3 Pulau Besar Susilawati telah menerbitkan sekitar 25 buku bersama penulis lainnya.
Sebuah karya yang amat membanggakan dari Negeri Junjung Behaoh ini. Dan yang amat membanggakan penulis muda Bangka Selatan kini bertebaran. Salah satunya Ajie Teguh Nurseha.
Lewat dunia literasi dan lewat karya buku, elemen pembangunan daerah ini terus mengeskalasi nama daerah ke panggung nasional. Melalui karya literasi, daerah ini siap berdaya saing dan sejajar dengan daerah lainnya di Indonesia.
Jadi tak ada alasan untuk tidak menulis untuk menjadi bagian dari kebermajuan daerah ini. Bersegeralah untuk menulis dan membukukan karya kita. Gaspol. (DM).