Roh di Tengah Ombak

Oleh: Ahmad Gusairi

 

Di usia yang masih remaja, dua purnama berayun

Bekaespedia.com Si Pelaut kecil berlayar di samudra digital

Dua tahun menyulam budaya dan sastra

Mencari serpih potensi anak negeri yang tersembunyi

 

Dari selatan Belitung hingga megah Jakarta

Fakta jadi panglima, kebenaran jadi mercu suar

Dalam riuh ombak media yang membelah pagi

Budaya lokal tetap menggema di hati pembaca

 

Bukankah sastra adalah lentera?

Menerangi gelap dengan bait dan cerita

Bukankah budaya adalah jati diri?

Melawan lupa di tengah arus gemar melupakan

 

Kini jalinan teranyam erat di simpul kepercayaan

Hatipena.com menggenggam jemari, OrbitIndonesia.com menyusul di belakang

Bukan sekadar berita, tapi cahaya pencerahan

Untuk pembaca yang setia menjaga mimpi masa depan

 

Roh ini adalah cinta pada akar

Keberanian menjaga warisan zaman

Tak peduli angin atau badai menggulung

Bekaespedia.com tetap hadir, berdiri tegar

 

730 hari telah terukir di dinding waktu

Setiap detik adalah doa dan kerja keras

Untuk kalian, para pembaca setia nan percaya

Bahwa sastra dan budaya adalah denyut sebuah bangsa

 

Terima kasih telah menjadi sahabat perjalanan

Di lautan kata penuh makna

Bersama kita menjahit hari

Menjadikan sastra dan budaya tetap hidup takkan mati

 

(Toboali, 27 Januari 2025)

 

Puisi ini kupersembahkan untuk Hari Lahir Media Bekaespedia.com yang ke-2 Tahun.

Ahmad Gusairi, penulis puisi adalah pengajar SMA Negeri 1 Toboali, Bangka Selatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *