Teluk

Sastra : Serial Kisah Ayu

Foto by : Atourin

Oleh : Ummi Sulis

Hari ini masih mengulik pelajaran IPAS tentang Bentang Alam Daerah Setempat. Di kelas empat, ada seorang siswa yang selalu ceria. Ya, namamu Ayu. Kamu emang lucu kalau menjawab pertanyaan. To the point tiada disaring.

Ibu Guru mengajukan pertanyaan, “Siapa yang masih ingat apa itu tanjung dan teluk?”

“Tanjung itu daratan yang menjorok ke laut, Bu,” jawab Alfi, temanmu.

“Kalau teluk?” lanjut Ibu Guru.

“Kebalikannya, Bu, lautan yang menjorok ke daratan,” jawab Caca, teman yang duduk di depanmu.

“Betul semua,” tanggap Bu Guru dengan senyuman, “contohnya?”

“Tanjung Sangkar, Tanjung Api-Api, Tanjung Kalian,” Suara anak-anak bersahutan.

Tiba-tiba dengan suara cemprang, Ayu menjawab, ” Teluk ayam, teluk bebek, teluk laba-laba.”

“What! Ayu, itu telur bukan teluk. Ya ampun!” Ibu Guru menanggapi jawabanmu dengan mulut ternganga, sementara teman-temanmu tertawa riang.

“Ya, kan kita sering ngomongin tentang teluk ayam, dan teluk-teluk lainnya, hehe.” Kamu cengengesan merasa taksalah ucap.

“Ya, kali, dikira Ayu, itu bahasa daerah, mungkin,” celetuk Idil sambil ngakak.

Fajar Indah, 10/3/2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *