Terima Kasih Datuk Ali Usman

Oleh : Rusmin Sopian

Bekaespedia.com _” Terimakasih Datok, mohon maaf atas segala kesalahan dan kegagalan selama mengabdi di Pulau Bangka. Semoga silahturahmi tetap berjalan, jangan lupak singgah di rumah Jogja, pintu terbuka bagi kawan-kawan dari Bangka Belitung ”

Demikian pesan WhatsApp yang penulis terima malam ini ( senin 29/7/2024). Penulis hanya membalas dengan stiker airmata.

Secara batiniah, penulis kenal dengan sejarawan Bangka Belitung ini baru dalam hitungan tahun.

Penulis sudah sangat lama mengenal namanya seiring dengan publikasi tulisan tentang sejarah daerah ini yang ditulisnya di beragam media. Tak terkecuali fakta pendapat yang dikemukakannya dalam berbagai media massa lokal dan nasional.

Nama Ali Usman yang biasa disingkat AU atau biasa juga dipanggil Atok Usang nama keren dimedia sosialnya, dalam grup WhatsApp melangit saat bersama sejarawan kondang Bangka Belitung Dato’ Akhmad Elvian menulis buku sejarah tentang Depati Amir.

Bahkan dua sejarawan kondang Bangka Belitung ini menjadi bagian dari Tim yang memperjuangkan Depati Amir sebagai pahlawan Nasional.

Kiprah Datuk AU dalam menelisik sejarah Bangka Belitung dan di Kepulauan Bangka Belitung sungguh luarbiasa.

Penelitiannya menembus bukit dan gunung hingga rimba raya. Sangat patut diberikan apresiasi yang teramat tinggi.
Walaupun penulis sangat tahu, Datuk AU tidak menginginkannya. Datuk AU lebih senang dibelakang layar. Tidak memerlukan riuhnya tepukan tangan.

Bersahabat dengan Datuk AU kita, terutama penulis mendapatkan banyak pengetahuan tentang sejarah yang luas. Maklumlah Aparatur Sipil Negara ( ASN) ini dikenal sebagai gudang ilmu sejarah, wikipedia sejarah dan menjadi ruang bagi orang untuk bertanya dan belajar sejarah.

Tidak heran bila Datuk AU sering diundang menjadi narasumber dalam berbagai kegiatan kesejarahan daerah ini.

Di tangan dinginnya, terbentuk Gebong Memarong di kawasan Kampung Adat Gebong Memarong Dusun Air Abik, Desa Gunung Muda, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka.

Sebuah ” legacy” yang amat membanggakan dalam dunia sejarah dan kebudayaan Provinsi Bangka Belitung dan Indonesia khususnya.

Ali Usman saat berfoto bersama Wakil Bupati Bangka Selatan saat menerima penghargaan penulis sejarah Desa Kepoh

Legacy terkini yang dilakukannya adalah tentang sejarah Desa Kepoh Kecamatan Toboali Bangka Selatan.

Dan akan dilanjutkan dengan sejarah Desa Bukit Terep Kecamatan Tukak Sadai Bangka Selatan.

Ternyata Toboali, Bangka Selatan sudah amat akrab dengan ayah tiga orang anak ini.

Skripsinya saat menjadi mahasiswa Universitas Gajah Mada Yogyakarta adalah tentang Toboali dan sekitarnya.

Terima kasih Datuk Ali Usman, pendekar sejarah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk baktinya kepada negeri ini, negeri Melayu yang sangat istimewa.

Tiba-tiba air mata mengalir di handphone. Tulisan pun terhenti. Sementara air mata masih mengalir membasahi layar handphone.

Sementara dikejauhan terdengar suara Katon. Menyenandungkan sebuah lirik lagu yang amat khas.

Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring lara ku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu …

Toboali, akhir Juli 2024.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *