Laporan: Meilanto
Bekaespedia.com. Minggu, 26 Januari 2025, balai pertemuan yang biasanya gelap dan sepi itu, malam itu tampak berbeda. Ruangan yang terletak di samping masjid Al Ikhlas dipenuhi dulang yang ditutupi tudung saji. Di dalamnya tersedia makanan ringan dan buah-buahan yang kini hampir lebar dari kelekak warga.
Ya, selesai isya kaum laki-laki baik tua maupun muda serta anak-anak berduyung-duyun nganggung ke balai pertemuan untuk merayakan isra mikraj Nabi Muhammad SAW, 27 Rajab 1446 H. Peristiwa yang agung yang dialami oleh Rosulullah Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina dan dilanjutkan lagi naik ke langit ke tujuh untuk bertemu dengan Rabbya.
Pantauan tim redaksi, warga masih menggunakan dulang yang ditutupi tudung saji saat nganggung, walaupun ada yang menggunakan rantang, meskipun persentasenya tidak sampai 5 % dari jamaah yang hadir.
Kegiatan diawali dengan sambutan singkat dari tokoh agama, Ust. Jurianto.
“Saya mengimbau kepada jamaah yang hadir mari kita simak kisah perjalanan isra mikraj yang akan disampaikan oleh Ust Al Isdan dan Ust. Roslim,” sambil membacakan QS. Al Isra: 1.
Kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan kisah isra yang disampaikan oleh Ust Al Isdan dan kisah Mikraj disampaikan oleh Ust. Roslim yang dibacakan dari buku yang berjudul Kisah Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW.
Para jamaah yang hadir menyimak dengan seksama cerita yang diluar akal tersebut. Kisah perjalanan spiritual yang memperjalankan hambaNya (Muhammad) dalam waktu satu malam. Sebagai muslim kita wajib mempercayai perjalanan tersebut karena jika Allah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin.
Pembacaan kisah sejarah tersebut memakan waktu sekitar satu jam dan dilanjutkan lagi dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh Ust. Pardi dan ditutup dengan doa oleh Ust. H. Bujang.
Peringatan Isra Mikraj di Desa Jelutung Kecamatan Namang ditutup dengan makan bersama makanan yang dibawa menggunakan dulang yang ditutupi dengan tudung saji yang dominan warna merah yang dikenal dengan nama nama nganggung Sepintu Sedulang. Berbagai jenis makanan ringan disajikan ada aneka kue, buah-buahan, pecel, bahkan bakso mewarnai kegiatan nganggung isra mikraj 1446 H.
Kegiatan ini menandakan bahwa tradisi nganggung dalam peringatan hari besar keagamaan masih dipertahankan serta semoga kita bisa mengamalkan “oleh-oleh” dari peristiwa isra mikraj yaitu menjaga salat lima waktu.*