Karya: Mamuk SMPA
Menikmati ketenangan hidup, membersamai aliran sungai, embusan angin di permukaan embung mengalun lembut membentuk sirip-sirip gelombang air serta kecipak kutuk bercumbu melampiaskan hasrat beranak-pinak adalah suasana tenang menghanyutkan manas.
Sementara magnitudo egoku, keinginan sukses, nafs, memori dna serta mimpi-mimpi masih saja bergelayut membebani tubuh yang mulai renta dan rentan dimakan waktu.
Umur, sejatinya hanyalah deretan angka-angka, akan kau timbun dengan nilai-nilai, kebermanfaatan, harta, kuasa atau apa? Kan kau maknai dengan cara, laku, rasa, akal budi serta daya upaya bagaimana menurut kemampuan, keunikan, kelebihan dan kekuranganmu, kekuranganku, mereka, kita masing-masing?
Sementara waktu terus melaju tanpa henti, kita gunakan atau kah tak, sama saja. Tanpa bisa kita, kamu, aku jeda barang sejenak, terus bergulir bergerak melaju mengikuti pola alam semesta raya.
Di setiap kedatangannya, selayaknya lah kita berpikir seribu kali jika akan menyia-nyiakannya. Paling tidak menggunakannya dengan bijak, dengan berimajinasi akan membuahkan karya sekaligus menenangkan jiwa, tetap berpikir, berasa dan merasakan rasa air, bau tanah basah dan harum wangi tubuhmu terasa di depan mata bersama gemericik air terjun jatuh dari ketinggian cita dan cintamu.
Tambak Baya, 28022025 11.18.