Oleh : Dwikki Ogi Dhaswara (Pamong Budaya Bangka Selatan)
bekaespedia.com _ Belacan Habang dulu tercipta dari banyaknya hasil laut berupa udang rebon atau disebut dengan udang sungkur. Dari banyaknya hasil laut dan kebiasan masyarakat Toboali mengkonsumsi udang sungkur ini, membuat para nelayan berpikir untuk membuat suatu ide makanan agar hasil tangkapan udang sungkur ini tidak mubazir. Hasil ide makanan ini sangatlah banyak salah satunya pelengkap bumbu dan penyedap makanan yakni Belacan.
Penamaan ini diambil dari bahasa yang sudah lama ada, orang melayu memberikan nama dari hasil endapan udang atau ikan dengan sebutan Belacan yang kini dikenal secara umum yakni Terasi. Sedangkan Habang merupakan sebutan dari Kota Toboali dari zaman dahulu. Semua hal, seperti barang atau makanan dan minuman yang disandingkan dengan kata-kata habang dibelakangnya, dan ini menunjukkan kekhasan yang sudah lama ada di Kota Toboali.
Hal inilah yang menjadikan asal mula Belacan Habang hingga sampai saat ini masih ada dan populer. Dalam perkembanganya, Belacan Habang juga dijadikan sebagai sumber mata pencaharian dan sangat digemari oleh ibu-ibu rumah tangga dikarenakan kebutuhan untuk pelengkap bumbu masakan. Belacan Habang dulunya dikemas menggunakan daun pisang kering atau daun simpur kering serta proses pembuatannya pun menggunakan cara yang sangat tradisional yaitu ditanam dengan menggunakan karung goni didalam tanah sebagai proses pengendapan, kemudian ditumbuk menggunakan alu didalam dilesung yang semuanya terbuat dari kayu.
Pembuatan belacan habang sudah diwariskan oleh 3 (tiga) generasi, untuk pertama kalinya dimulai pada tahun 1931 oleh bapak Matasa yang berprofesi sebagai nelayan dan bertempat tinggal di pesisir pantai.
Pada Tahun 1946 belacan habang sudah mulai menyebar dalam pembuatannya. Ada yang menggunakan cara yang sama dan ada juga yang menggunakan cara yang berbeda. Hal ini dilihat dari cara pengendapan atau fermentasi udang. Ada yang diendap atau difermentasikan di dalam tanah menggunakan karung dan ada yang diendap didalam peti agar tidak hinggapi oleh lalat. (DM)