Oleh: Ummi Sulis
Bekaespedia.com _ Barangkali semua kita tak lepas dari kegiatan bepergian. Bepergian itu dapat diidentifikasikan sebagai jalan-jalan, berkunjung ke suatu tempat, bersilaturrahmi, memenuhi hajat, dan sebagainya.
Pernahkah kita perhatikan di suatu tempat, di tepi jalan, sampah berserak, bahkan berkumpul dalam kelompok-kelompok. Bukan hanya merusak pandangan mata, tetapi juga menebar bau taksedap dari penumpukan sampah organik tersebut.
Namun, ada juga lingkungan jalan raya yang bersih, rapi, dan indah dengan tamannya. Tentu keadaan ini menyejukkan pandangan mata yang melihatnya.
Kalau diperhatikan penulis melalui pengamatan saat bepergian, tempat-tempat yang bertebaran sampah rumah tangga ini adalah daerah ujung perkampungan, perbatasan antar kampung yang satu dengan kampung berikutnya. Bisa juga di sekitaran bak sampah yang disiapkan untuk menampung sampah tepi jalan. Selain mengganggu pandangan, juga mengganggu penciuman. Apalagi bila petugas sampah sedikit telat mengangkut sampah, bisa jadi sampah akan berhamburan sebab diobrak abrik hewan, seperti anjing.
Kesadaran masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya juga perlu diperbaiki. Akibat kebiasaan yang mendarah daging, menyapu sampah yang kemudian dibuang ke gorong-gorong atau bahasa Bangkanya bandaran, akibatnya, tempat aliran air itu bila hujan akan mampet.
Mengajari anak untuk mengantongi sampahnya sendiri, kemudian membuangnya di tempat sampah, bisa jadi cara sederhana yang tidak butuh banyak modal, kecuali modal koar-koar, untuk melatih anak membuang sampah sesuai aturan.
Negara dengan simbol +62 ini tentu belum bisa meniru negara dengan tingkat kebersihan terbaik di dunia, seperti Jepang dan Singapura. Budaya hidup bersih sudah diterapkan secara mandiri semenjak mereka kecil. Etos hidup yang mendarah daging pada rakyat Jepang tentang kebersihan dan mandiri, dapat kita contoh. Namun, bila perilaku ini hanya dilaksanakan pada sebagian masa pengasuhan, tentu belum maksimal. Untuk itu, marilah berperilaku tidak membuang sampah sembarangan sedarai dini, dari diri sendiri.
Mari kita budayakan tidak membuang sampah di tepi jalan saat berkendaraan. Memperlakukan sampah rumah tangga secara bijak, terutama sampah plastik. Semoga sampah yang bertebaran di sepanjang jalan raya berangsur menghilang agar pemandangan sepanjang perjalanan menjadi sejuk.