Gus Dur, Prabowo, dan Haji Marwan

Oleh: Syafrudin Prawiranegara

Bekaespedia.com — Kemenangan Gus Dur dalam Pilpres 1999, menjadi seberkas cahaya terang bagi Prabowo Subianto, jenderal yang ditumbalkan ABRI dalam kemelut reformasi ’98.

Yakin dirinya tidak bersalah, dan merasa tidak semestinya diberhentikan dari ketentaraan, Prabowo Subianto menemui Presiden Abdurrahman Wahid. Ia meminta agar Presiden Gus Dur merestui dan mengembalikannya menjadi perwira tinggi TNI AD.

Namun Gus Dur yang bersahabat dengan Prabowo itu rupanya punya pandangan lain. Ia justru mendorong putra Sumitro Djojohadikusumo itu untuk masuk dan bergelut di dunia bisnis, menjadi pengusaha.

Prabowo kecewa, namun saran Gus Dur itu tetap dijalankannya. Sekian tahun berselang, Prabowo sangat merasakan bahwa apa yang disarankan Gus Dur kepadanya itu mengandung manfaat yang luar biasa bagi dirinya.

Ke mana-mana, hari-hari ini, di depan banyak orang ia berkisah tentang hubungan dan saran spesial yang didapatnya dari Presiden ke-4 RI, yang berpulang ke rahmatullah pada 30 Desember 2009 itu. (Hari ini, genap 15 tahun Gus Dur berpulang).

Dengan menjadi pengusaha, Prabowo memiliki cukup bahkan berlimpah harta kekayaan yang menjadi modal teramat penting bagi dirinya untuk memperjuangkan cita-citanya, melalui jalur politik.

Prabowo bisa membangun dan memiliki partai politik sendiri, menumbuhkannya, membesarkannya, hingga partainya itu meraih kursi yang semakin bertambah di parlemen pada beberapa kali gelaran pemilu. Puncaknya, ia pun berhasil menduduki posisi tertinggi bagi seorang politisi: menjadi Presiden (ke-8) Republik Indonesia. Mengalahkan “petugas partai” dan “penumpang partai” pada pilpres 2024 lalu.

***

Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (provinsi yang terlahir melalui tanda tangan Gus Dur pada tahun 2000), seorang tumbal kepentingan politik Pilkada 2024, sedang berada dalam tahanan kejaksaan sejak September lalu. Namanya Haji Marwan. Mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Ketika seorang kontestan bernama Hidayat Arsani mendapatkan kepercayaan lebih besar daripada “jagoannya Prabowo” di Pilkada Kepulauan Bangka Belitung baru-baru ini, seberkas cahaya mampir dan menyumbangkan terang di kegelapan bilik Haji Marwan, di Lapas Tua Tunu.

Bagaimana tidak? Haji Marwan termasuk orang yang dikenal cukup dekat dengan Hidayat Arsani dan tidak sedang berada dalam posisi saling berhadapan. Berbeda dengan “jagoannya Prabowo”, yang pernah menjadi atasan Marwan, namun di kemudian hari tampak cuci tangan dari permasalahan dinas anak buahnya. Haji Marwan terang-terangan meminta kejaksaan untuk menyeret mantan bosnya itu ke tahanan.

Dalam beberapa even pribadi yang digelar oleh Hidayat Arsani, Haji Marwan tampak hadir sebagai undangan, bahkan diminta menjadi pembaca doa untuk kesuksesan Hidayat Arsani.

Maka wajarlah jika kemudian muncul perkiraan spekulatif, bahwa Haji Marwan kelak ~ karena haqqul yakin bahwa ia tidak bersalah ~ akan meminta pemulihan nama baiknya kepada Gubernur KBB yang baru, dan mengembalikannya ke jajaran pejabat ASN di lingkungan Provinsi KBB. (*/bersambung)

Exit mobile version