Hanya Karena Rambut, Mayor DW. Becking Tewas

Datuk Kulul Sari, Ketua LAM dan Pencari Fakta Sejarah

Penulis : Kulul Sari

bekaespedia.com, SIMPANG RIMBA_Nama Batin Tikal sudah sangat familiar ditelinga masyarakat Bangka. Ia merupakan salah satu pejuang yang mendedikasikan hidupnya untuk kemerdekaan rakyat Bangka.

Basis perjuangannya di desa Gudang, Bangka Kota dan beberapa tempat di kabupaten Bangka Selatan, Sungai Selan, Koba dan sekitarnya di kabupaten Bangka Tengah dan beberapa wilayah di Bangka induk dan Bangka Barat.

Peperangan demi peperangan yang ia hadapi bersama Depati Bahrein dan kawan-kawannya, hingga Depati Bahren wafat, kemudian perjuangannya ia lanjutkan bersama Depati Amir dan Depati Amir pun tertangkap oleh Belanda.

Walau rekan-rekan seperjuangannya wafat dan ditangkap oleh Belanda, namun sedikitpun perjuangannya tidak kendor dan tidak kenal berhenti hingga iapun harus tertangkap karena kelicikan Belanda.

Perjuangannya yang cukup luas hingga keluar wilayah Bangka. Mengingat semua perjuangannya yang begitu panjang dan melelahkan, hal yang sangat pantas bila rakyat Bangka Belitung mengusulkannya sebagai pahlawan.

Untuk menghargai dan menghormati semua perjuangan dan pengorbanannya itu, Masyarakat Bangka Belitung khususnya kabupaten Bangka Tengah dan Bangka Selatan, ada wacana untuk mengajukannya sebagai pahlawan, suatu penghormatan yang sangat pantas bila pada diri pejuang ini tersemat gelar ‘Pahlawan’.
Semoga wana yang di dengungkan itu tidak sekedar wacana, namun ada aksi nyata.

Pepatah mengatakan ‘gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia wafat meninggalkan nama’. Demikian juga dengan Batin Tikal. Berbagai kisah dalam perjalanan hidupnya menjadi buah bibir yang menghiasi dan pemanis kisah orang-orang tua menyampaikan risalah.

Potongan Rambut sakti Batin Tikal

Berbagai versi cerita rakyat cukup melegenda dan seolah-olah nyata dalam kehidupan. Terutama tentang dirinya yang dianggap sakti dengan rambut gimbalnya yang tentu membuat Belanda “ringem” dan geram ingin menangkap dirinya hidup atau mati.

Pengikutnya yang begitu setia membumbuhi cerita manis dalam perjalanan hidupnya, sehingga bumbu yang selalu ditambah semakin membuat cerita semakin menarik.

Berikut ini adalah kisah yang saya dapatkan dari seseorang yang ia dapat dari aboknya, dan beruntung kisah tersebut masih terekam dengan baik berupa tulisan.

Rambut Batin Tikal untuk pertama kalinya di perlihatkan ke publik saat seminar batin tikal 2017

Ada satu kisah yang semakin dirinya dianggap sakti dalam babak akhir perjuangannya.

Ketika tipu muslihat licik dan janji manis Belanda membuat ‘Belando Item’ rela menjual harga dirinya dan berkhianat pada saudaranya hanya karna harta dan jabatan, Batin Tikal digiring masuk perangkap yang telah disiapkan.

Seringai dan senyum kemenangan dari pengkhianat yang otaknya telah dihiasi dengan harta dan jabatan, terutama seorang Mayor Becking yang berkesempatan untuk menuntaskan segala dendam dan kemurkaannya, dengan berbalut “perdamaian” menyambut kedatangan Batin Tikal di Sungai Selan.

Disambut dengan segala penghormatan, namun ternyata itu hanyalah kamuflase.

Saat itulah Batin Tikal ditangkap dengan segala kelicikan dari penjajah yang pengecut,

“Setelah di tangkap, Belanda menyiksa Batin Tikal dengan cara di rendam di aliran sungai selan”, kisah almarhum H. Ibrohim, seorang Da’i yang berasal dari Permis, jum’at (12/6/2020) kepada penulis saat itu

Bahkan menurut penuturan haji Ibrohim yang ia dapat kisah dari kakeknya, berbagai siksaan didera oleh Batin Tikal. Selain di rendam, Batin Tikal juga di seret dengan menggunakan mobil. Jaraknyapun cukup jauh dari Sungai Selan ke Pangkalpinang dan kembali lagi ke Sungai Selan, dengan posisi kaki di ikat di mobil, tangan di ikat ke belakang.

Kompeni berharap Batin Tikal meninggal dunia dan rakyat Bangka patuh dan tunduk pada kompeni.

Peristiwa penyiksaan itu tidak luput dari perhatian rakyat Bangka.mereka berharap rakyat Bangka akan mematuhi mereka setelah penyiksaan itu.

Sungguh, rakyat yang menyaksikan peristiwa itu bukannya takut, tapi keberanian dan dendam yang membara menggelora pada jiwa yang memberontak untuk merdeka.

Bagaiamana dengan Batin Tikal yang disiksa? ternyata tiada sedikitpun luka yang ia terima. Ia tetap segar bugar kecuali pakaiannya yang compang-camping.

Mulanya Becking merasa yakin Batin Tikal pasti menemui ajalnya. Namun menyaksikan peristiwa itu, Becking semakin murka. Ada rasa getar dan takut di hatinya. Namun ia sembunyikan.

Mungkin dalam hati Becking berkata,
“Gile manusio sikok ni walau lah disiksa tapi dak cacat ape lah. Ilmu ape yang dipakai ni ?”,

Berikutnya ada bisikan dari pengkhianat yang menginginkan kedudukan bahwa letak kelemahan Batin Tikal ada pada rambutnya. Dan untuk menghilangkan kekuatan pada rambutnya itu, sang pengkhianat membisikkan agar Kepala Batin Tikal disiram dengan darah anjing hitam.

Mendapat informasi seperti itu, gelak tawa Becking memekakkan telinga. Tanpa menunggu lama Becking memerintahkan bawahannya agar mencari anjing hitam. Setelah di dapat langsung di sembelih, darahnya disiramkan di Kepala Batin Tikal.

Dengan tidak sabar Raje Kompeni memotong rambut sang Batin.
Berulang-ulang ia mencoba dan mencoba namun sehelai pun rambut Batin Tikal tidak putus.

Akhirnya Batin Tikal sendiri yang memberitahukan kepada Becking

bahwa bila mau memotong rambutnya gunting atau pisau atau jenis apapun, harus di asah dulu dengan menggunakan rambutnya, namun ada resiko yang akan menimpa yang bersangkutan.

Tanpa mencerna lebih jauh apa yang dikata kan Batin Tikal, disertai dengan luapan emosi sehingga akal sehatnya tertutupi oleh nafsu amarahnya, Mayor Becking melakukan apa yang dikatakan Batin Tikal dan memotong rambut Batin TikalTikal tanpa memikirkan akibatnya,

Saat mata gunting beradu dan rambut Batin Tikal terputus, siang yang tadi cerah tiba-tiba secercah cahaya menyambar Mayor Becking yang sedang memotong rambut Batin Tikal. Belum terputus rambut yang dipotong, Mayor Becking terpaku dan kaku dalam posisi berdiri tegak.

Teriakan histeris dan suara takbir menggema dan menggelegar di tengah siang bolong itu.

Orang-orang yang belum tahu apa yang terjadi, semua mata tertuju pada tubuh Mayor Becking yang nampak hangus.

Setelah semua tersadar dari peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba itu, dari pihak tentara Belanda dan pribumi yang berkhianat segera mendekati tubuh Mayor Becking yang berdiri kaku.

Saat Mereka mencoba memegangi tubuh Becking yang tampak hangus, ada hawa panas menghalangi niat mereka untuk menyentuhnya. Sehingga mereka hanya mampu berdiri dengan jarak yang tidak begitu jauh.

Sembari menunggu apa yang akan terjadi, para kompeni dan pengkhianat memperhatikan tubuh Mayor Becking yang tidak bergerak. Mereka penasaran dengan apa yang terjadi.

Setelah beberapa saat, para kompeni dan pengikut Becking menggoyang-goyang tubuh Becking. Namun tubuh itu kaku bagai patung. Dan Becking meninggal saat itu juga.

Karena tidak bisa di gerakkan, akhirnya Becking di makamkan dengan posisi berdiri dengan cara tubuhnya di semen.

Setelah kejadian petir menyambar tubuh Becking itu, perlahan Batin Tikal menggeserkan posisi tubuhnya agak menjauh dari tubuh Mayor Becking yang hangus terbakar.

Selanjutnya ia bangun berdiri dari duduknya serta melepaskan ikatan yang membelenggu ruang geraknya.

Gema takbir membahana dari mulut rakyat pribumi yang memenuhi lapangan dan melihat serta menyaksikan keajaiban itu.

Sementara ‘Belando Item’ gundah gulana tak tahu apa yang harus dikata dan di kerjakan.

Tanpa berbicara banyak, Batin Tikal meninggalkan lokasi itu dan diikuti oleh beberapa orang pengikutnya.(Koes549)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *