Tokoh  

Inspirasi dari ADDES

Datuk Kulul Ketua LAM Basel bersama Pamong Budaya Basel

Oleh : Rusmin Sopian

bekaespedia.com. TOBOALI_Dunia semakin tua tampaknya semakin absurd.
Yang berprestasi tersembunyi, yang ngelantur malah diberi panggung.
Kalau cinta sudah dibuang, jangan harap keadilan akan datang.
Kesedihan hanya tontonan bagi mereka yang diperbudak jabatan teriak Iwan Fals lewat lagunya Bongkar.
Ah, biarlah. Itu di panggung lain. Bukan di panggung negeri ini.

Empat (4) nama warga ini sungguh menebar inspirasi yang kuat dan sound yang kencang. Sekencang teriakan para rocker saat beraksi diatas panggung.
Mereka adalah kaum penebar virus keliterasian di panggung dunia kepenulisan Negeri Junjung Behaoh ini.
Mereka pemberi oksigen bagi perkembangan kaum muda Bangka Selatan untuk menulis dan menulis.

Asril, S.Pd Kepala SMP N 2 Toboali

Asril,SPd adalah seorang Kepala Sekolah.
Dua kali menebar virus kepenulisan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya.
Saat mengemban amanah sebagai Kepsek SMPN 2 Tukak Sadai, lahir penulis muda dari SMPN 2 Tukak Sadai, Musdalifah yang menelurkan buku kumpulan cerpen Disleksia. Tak tanggung-tanggung, Duta Baca Indonesia Gola Gong memberikan testimoni dalam buku itu.

Ketika diamanahi sebagai Kepsek SMPN 2 Toboali setahun silam, sebuah buku kumpulan cerpen dilahirkan siswa-siswinya.
Buku kumpulan cerpen 18 siswa-siswi SMPN 2 itu diberi judul Kupu-kupu Mimpi itu menjadi perhatian beragam pihak penggerak literasi Nusantara.

Nama Dedy Irawan bukanlah nama baru dalam blantika dunia tulis menulis di Negeri Junjung Behaoh ini.
Maklum Dedy Irawan adalah jurnalis sebuah media dan sekaligus Ketua PWI Bangka Selatan.

Dedi Irawan Ketua PWI Basel

Lewat program PWI Go To School, satu nama berhasil mengguncang semesta dunia kepenulisan Negeri Serumpun Sebalai ini. Seorang siswi SMAN 1 Airgegas Khoiriah Apriza sukses melahirkan sebuah buku kumpulan cerpen yang berjudul Ayah, Aku Rindu.

Sementara duet maut Pamong budaya Dwikki Dhaswara dan birokrat penggiat budaya asal Simpang Rimba Sumardoni atau akrab dengan nama Doni Sukses membuat sebuah buku Warisan Budaya TakBenda yang merupakan sebuah bentuk pengakuan terhadap budaya di negeri kita ini yang terkenal dengan beragam budayanya.

Dwikki Ogi Daswara bersama Ketua LAM Basel

 

Sebuah legalitas dari produk budaya yang menjadi trade mark Negeri ini yang harus dilestarikan dan dijaga.

Keempatnya adalah warga masyarakat yang ingin berkontribusi bagi daerahnya, dimana mereka berkehidupan.
Keempatnya ingin memberi sesuatu bagi kebermajuan negeri ini.

 

Syukur-syukur bisa sejajar dengan daerah lainnya di Nusantara.
Hanya itu yang ada dalam pikiran, jiwa dan nurani mereka. Tak lebih dan tak kurang.

Mereka bekerja dalam senyap. Dalam diamnya malam, mereka bekerja dan berkarya. Tak butuh kehebohan. Harus diakui, dunia hari ini adalah dunia kehebohan. Kamu heboh, maka kamu ada.

Kini bukan melulu pikiran yang diandalkan, melainkan kemampuan membuat sesuatu menjadi ramai, viral dan sekoheren dengan frasa itu.

Sumardoni, Pegiat Budaya Basel

Eksistensi seseorang tidak lagi dihitung dari seberapa hebat gagasan, pikiran dan karyanya, tapi seberapa heboh tindakan dan ucapannya.

Alhamdulillah, di negeri Junjung Behaoh ini, panggung terhormat masih diberikan kepada mereka, warga masyarakat yang berprestasi nyata.

Peluncuran dua (2) buku karya anak bangsa yang berkehidupan di Bangka Selatan diberitakan panggung, panggung kehormatan, dalam sebuah panggung Hari Jadi Kabupaten Bangka Selatan.

Kita percaya, pemimpin Negeri ini, akan memberikan panggung utama kepada semua warga yang berkarya nyata.

Tak terkecuali kepada para birokrat daerah ini yang berkarya secara profesional akan diberikan tempat terhormat sesuai dengan bidang dan keahliannya.
Kita percaya profesionalisme.(DM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *