Mandi Besimbur: Tradisi Unik Mandi Massal dalam Adat Pernikahan Pongok

Mandi Besimbur telah mendapatkan sertifikat pengakuan Kekayaan Intelektual Komunal dari Kemenkumham wilayah Bangka Belitung

Prosesi Mandi Besimbur

Oleh : Dwikki Ogi Dhaswara (Pamong Budaya Bangka Selatan)

Kepulauan Pongok, Bekaespedia.com _  Sebuah gugusan pulau indah yang terletak di tengah laut Indonesia, adalah rumah bagi sebuah tradisi unik dalam dunia pernikahan yang dikenal sebagai Mandi Besimbur. Ritual Mandi Besimbur merupakan salah satu bagian penting dalam Adat Pernikahan Pongok, yang telah diwariskan secara turun temurun selama hampir satu abad. Tradisi ini telah dilestarikan hingga saat ini dan menjadi pusat perhatian dalam pernikahan masyarakat setempat.

 

Ritual yang dilakukan saat mandi besimbur

Mandi Besimbur adalah sebuah mandi massal yang berfungsi sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan antara kedua belah pihak mempelai dengan seluruh masyarakat di sekitarnya. Dalam ritual ini, semua anggota masyarakat, tanpa memandang usia, gender, atau status sosial, berkumpul untuk mandi bersama-sama. Mereka saling siram dengan air, membawa pesan penting: tiada marah, tiada dendam, tiada sakit hati. Semua ketegangan dan perselisihan di antara mereka melebur dalam suka cita dan keakraban yang sangat kuat.

Menurut keterangan dari Maestro Umar Rawi, seorang tokoh berusia 77 tahun yang menjadi sumber pengetahuan tentang Mandi Besimbur, tradisi ini telah ada selama sekitar satu abad atau lebih. Namun, popularitasnya sebagai bagian integral dari pernikahan di Kepulauan Pongok baru meningkat pada tahun 1940-an. Hal ini terjadi karena pelestariannya melibatkan Dukun Kampung atau Pawang sebagai pelaksana ritual. Saat itu, seorang Dukun Kampung bernama Abdurahman alias Buk Man pertama kali melestarikan Mandi Besimbur dan memperkenalkannya kepada khalayak ramai di Kepulauan Pongok.

Mandi Besimbur, selain menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam Adat Pernikahan Pongok, juga mengundang minat dari luar Kepulauan Pongok. Semakin banyak wisatawan dan peneliti budaya yang datang untuk mengamati dan menghargai tradisi ini. Tradisi Mandi Besimbur telah menjadi daya tarik tersendiri dalam pariwisata budaya di daerah ini, memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi lokal.

Dalam upaya untuk memastikan kelangsungan tradisi ini, beberapa langkah telah diambil. Upaya pelestarian dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan kepada generasi muda tentang nilai-nilai dan pentingnya Mandi Besimbur. Beberapa pihak juga berupaya mempromosikan tradisi ini sebagai bagian dari budaya Indonesia yang beragam, serta diharapkan mampu menjadi acara budaya dan pariwisata baik ditingkat lokal maupun nasional.

Saat ini mandi besimbur telah ditetapkan sebagai salah satu Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) yang ditetapkan oleh Kementrian Hukum dan Ham Republik Indonesia Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sertifikat tersebut telah diserahkan kepada Bupati Bangka Selatan Riza Herdavid pada saat malam pembukaan acara Kemilau Pesona Bangka Selatan Tahun 2023 di Pantai Laut Nek Aji Toboali.

 

Bupati Bangka Selatan saat menerima Sertifikat KIK dari kemenkumham untuk Warisan budaya mandi besimbur

Ini menjadi sebuah kebanggaan tentunya, telah tercatat sebanyak 16  warisan budaya dari negeri junjung besaoh yang telah memiliki sertifikat KIK dari Kemenkumham, artinya pesona warisan budaya negeri ini menjadi kebanggaan bagi masyakarat Junjung besaoh.

Kita kembali lagi, bahwa Mandi Besimbur bukan hanya tentang mandi fisik, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya mandi rohani dan spiritual untuk membersihkan hati dari dendam dan marah. Ia adalah pengingat akan kekuatan rasa persatuan dalam sebuah masyarakat yang terdiri dari berbagai suku, budaya, dan latar belakang.

Seiring berjalannya waktu, Mandi Besimbur terus memberikan inspirasi dan pelajaran bagi kita semua, baik yang tinggal di Kepulauan Pongok maupun yang jauh dari sana. Ia mengingatkan kita bahwa dalam dunia yang semakin terhubung, terkadang kita perlu meluangkan waktu untuk merayakan kebersamaan, meredakan pertikaian, dan membangun persaudaraan yang kuat.

Sebagai warisan budaya yang berharga, Mandi Besimbur adalah salah satu contoh yang memperkaya keragaman budaya Indonesia dan menyatukan orang-orang dalam perayaan pernikahan yang sangat istimewa. Dalam pernikahan di Kepulauan Pongok, Mandi Besimbur bukan hanya sekadar tradisi, melainkan cinta dan persatuan yang menjadikan pernikahan sebuah peristiwa yang tak terlupakan dan memberikan kontribusi besar pada keberlanjutan budaya lokal.(D.E.M)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *