Menara Suar Pulau Besar & Kedua Penulis (foto istimewa)
Oleh : Drs. Akhmad Elvian & Ali Usman
Pada tahun 1818, sudah ditempatkan pejabat yang bertanggungjawab atas keamanan maritim dan Pelabuhan di Pulau Bangka, yakni Letnan Satu A. Dekker (Onder komissaris te Banka, Havenmeester) dan E. Anicetto (Loots). Saat itu hanya Batavia, Sourabaija, Samarang, Amboina dan Bangka yang menjadi markas Onder Komisaris Administratie Der Marine Hindia Belanda. Galangan kapal hanya berada di Boenga (?). Pelabuhan berada di Batavia, Bantam (Banten), Pakkalongan, Samarang, Grissae (Gresik), Sourabaija, Sumanap, Amboina dan Banka. Sementara Lootswezen hanya berada di Sourabaija dan Banka. Hanya kebijakan ini tidak berlangsung lama. Hanya Lettu A. Dekker yang pernah bertugas sebagai Onder Kommisaris dan kemudian ditugaskan di Batavia. Sementara jabatan Loots ada dua orang yakni E. Anicetto (1818) dan Japphar (1823-1824). Pada tahun 1826 tidak ada lagi Loots di Bangka, hanya tersisa di Surabaya. Sejak tahun 1818 terdapat jabatan kepala Pelabuhan atau Havenmeester dan dalam perkembangannya merangkap sebagai Pakhuismeester (Kepala Gudang). Sejak tahun 1860, jabatan Havenmeester dipisahkan dari Pakhuismeester. J.A.A. Hemler diangkat sebagai kommies ontvanger der inkomende en uitgaande regten, tevens havenmeester. Sementara A.M. de Nijs diangkat sebagai algemeen en zoutverkoop-pakhuismeester, tevens administrateur der houtstapelplaats. Pemisahan ini menandakan keberlangsungan operasional pelabuhan sangat penting, peningkatan keamanan pelabuhan, mengatur lalu lintas kapal yang bersandar di dermaga dan pemungutan bea masuk pelabuhan Mentok. Walau gudang berada di Pelabuhan, namun pengelolaan dipisahkan untuk mempermudah control keluar masuk barang, seperti komoditas dagang (timah dan lada), barang konsumsi, kayu dan garam.
Pada tahun 1858, Departemen Marine Hindia Belanda membentuk Inspektie Over De Bebakening, De Kustverlichting En Het Loodswezen (Inspeksi menara suar, penerangan pantai dan pemanduan) dengan komandan A.van Kerkwijk, Luitenant-ter-zee 2e kl. bij de Nederl Marine. Tahun 1867, satuan ini telah mengirim petugas-petugasnya di Menara suar Batavia, Penerangan Pantai di Tanjung Kelian dan Pantai Anjer dan pemanduan di Surabaya, Selat Bali dan Nusa Kambangan. Sampai tahun 1901, penerangan Pantai terbagi dalam 4 kelas. Kustlicht-etablissementen der 1ste orde berada di Pulau Bras, Pulau Bodjo, Vlakkenhoek, Jav’s 1ste punt, Boompjes-eiland, Ondiepwater-eiland, Pulau Lengkuwas, Pulau Mendanau dan Pulau Besar. Kustlicht-etablissementen der 2ste orde berada di Tanjung Kelian, Pulau Nangka, Pulau Pandan, Java’s 4de punt, Noordwachter, Edam, Sembilangan dan Sapoedi. Kustlicht-etablissementen der 3ste orde hanya ada di Nusa Kambangan. Kustlicht-etablissementen der 4ste orde berada di Semarang, Mandalika, Zwaantjesdroogte, Duiven-eiland, Meindersdroogte, Den Bril en Makasser, Ujung Sungai Bramei (Sumatra’s Westkust), Lingga (Riouw en Onderhoorigheden), Katang-Katang (Sumatra’s Westkust), dan Algemeene diensten. Satuan pemanduan tersebar di Batavia, Surabaya, Cilacap, Sumatra’s Westkust (Emma-haven), Oostkust van Sumatra (Baballanrivier en Aroebaal), Djambi rivier, Zuider en Oosterafdeeling van Borneo, Celebes en Onderhoorigheden, Moluksche Archipel, dan Palembang.
Peta Selat Bangka Tahun 1909 terbitan Ministerie van defensie Nederland
Seiring pembangunan dan operasional menara suar Tanjung Kelian pada tahun 1862, keamanan jalur lalu lintas pelayaran di Selat Bangka diserahkan kepada pejabat Licht-opzigter der 2de klasse. Sampai tahun 1890, setidaknya ada 6 pejabat yakni C.C. Jasper (1862-1865), L.B.C. Van Rooijen (1865-1869), L.van Don (1869-1874), J. van Vuuren (1874-1879), G. Hoedt (1885-1890) dan D.E. Swart (1890-). Terdapat pegawai pribumi bernama Mohamat Satag dengan jabatan Lichtwachter bij het havenlicht yang diangkat pada 14 Juli 1865. Setelah Menara suar Tanjung Kelian, pemerintah Hindia Belanda membangun menara suar lainnya dan menempatkan petugasnya di Pulau Celagin (Lichtwachter bij het havenlicht Tjei Afien mulai 17 Juli 1865), Tanjung Oelar ( Lichtwachter Moehamad Satag mulai 14 Juli 1865), Pulau Lusipara (1e Gezagvoerder van het lichtschip in de Lucipara passage J.H.L de Vrijer mulai 26 Mei 1869), Pulau Lepar (Lichtwacher bij het havenlicht Tjelang mulai 14 September 1870), Pulau Besar (Lichtopzichter 1de klasse H.E.W van Soelen mulai 28 November 1882) dan Pulau Pelepas (Lichtopzichter 2de klasse E.C. Muller mulai 8 Juni 1888). Nama-nama petugas di Menara suar Tanjung Berikat (1881), Pulau Dapur, Pulau Penyusuk dan pulau Daun belum ditemukan.
Strategi ketiga dengan membuat peta pelayaran, membangun pelampung lampu di beberapa gosong dan terumbu karang, membangun menara suar di Tanjung Kelian, Pulau Nangka dan Pulau Besar, dan penempatan kapal lampu di Pulau Lucipara.
Perairan sekitar pulau Bangka memiliki 11 menara suar yang tersebar di Selat Bangka sebanyak 6 Menara suar (Tanjung Ular, Tanjung Kelian, Pulau Pelepas, Pulau Besar, Pulau Daun dan Pulau Lusipara), Laut Jawa 1 Menara suar (Pulau Dapur), Selat Gaspar 2 Menara suar (Pulau Lepar dan Pulau Celagin) dan Laut Natuna Selatan 2 Menara suar (Tanjung Berikat dan Pulau Penyusuk). Menara suar pertama yang dibangun pemerintah Hindia Belanda di pulau Bangka berada di Tanjung Kalian Mentok pada tahun 1862 dengan tinggi 56 meter dan dilengkapi sarana penunjang, seperti kantor, tempat tinggal, ruang mesin, sumur, kamar mandi dan penampung air tawar. Bidang fokus berjarak 38 meter. Menara suar Tanjung Ular dibangun pada tahun 1865. Menara suar Tanjoeng Oelar seecara geografis terletak di antara sungai Biat, Tanjung Bunut, Tanjung Air Mas sampai ke wilayah Teluk Jebus (Bay of Jeboos/Teboos) pada sisi Timur Laut, dan sungai Biang, Tanjung Betumpa, Tanjung Batu Besayap (ada juga menyebutnya Tanjung Bersiap) pada sisi Barat Lautnya. Pada sisi Tenggara Tanjung Oelar terdapat gugusan bukit (sering disebut gunung) Dulang Pecah, bukit Menumbing dan bukit Koekoes. Salah satu keunikan bukit-bukit yang ada di pulau Bangka, umumnya memiliki wilayah kaki bukit yang berbatasan langsung dengan wilayah pesisir pada laut. Pada wilayah geografi Tanjoeng Oelar banyak terdapat gugusan bebatuan karang. Tanjoeng Oelar merupakan tanjung yang berada pada posisi cukup tinggi, baik dari laut maupun dari daratan di sekitarnya. Pada posisi puncak Tanjoeng Oelar kemudian dibangun menara Suar yang oleh orang Mentok disebut menara Suar Lampu Merah (untuk membedakan dengan menara suar Tanjung Kalian) dengan menggunakan rangka besi atau sering disebut dengan menara suar besi (ijzeren vuurtoren). Menara Suar Tanjung Oelar dibangun untuk memandu perjalanan kapal dari banyaknya gugusan karang yang terdapat di sekitar muara sungai Biang di sisi sebelah Barat Laut Tanjung Oelar dan gugusan karang di sekitar Tanjung Air Mas di sisi Timur laut Tanjung Oelar. Dari Tanjung Batu Bersayap/ Bersiap sampai dengan Tanjung Bunut merupakan gugusan karang yang sangat berbahaya bagi alur pelayaran. Menara suar Pulau Celagin dibangun pada tahun 1865. Menara suar Pulau Lusipara dibangun pada tahun 1869. Menara suar Pulau Lepar dibangun pada tahun 1870. Menara suar Tanjung Berikat dibangun pada tahun 1881 dan bidang fokus berjarak 46 meter. Menara suar Pulau Besar dibangun pada tahun 1882, direhabilitasi tahun 1888, memiliki ketinggian 72 meter dan bidang focus berjarak 61 meter. Menara suar kelas 5 (Kustlicht-etablissementen der 5ste orde) Pulau Daun dan Pulau Dapur dibangun 1888.
Menara suar Pulau Pelepas dibangun pada tahun 1889, direhabilitasi tahun 1893, memiliki ketinggian 50 meter dan bidang focus berjarak 66 meter. Menara Suar besi Pulau Pelepas/Pelepasan atau West Nanka Island, sering disebut juga dengan pulau Lampu karena terdapat lampu menara suar. Pulau Pelepas berjarak sekitar 30 menit dari pulau Bangka (dari Tanjung Tedung), terdapat Satu menara Suar atau dalam peta Belanda disebut ijzeren vuurtoren atau menara suar besi. Menara suar ini disamping menggunakan rangka besi dan kemudian bagian rangka besi dilapisi dengan lempengan besi sehingga bentuk rangka besinya tertutup. Berdasarkan prasasti pada menara ditulis: Onder De Regeering Van H.M Koningin Wilhelmina Gedurende Het Regentschap Van H.M. Koningin Emma Opgericht Voor Draailicht Eerste Grootte, 1893. Maksudnya, menara suar dibangun pada masa pemerintahan HM Ratu Wilhelmina, selama dibawah perwalian HM Ratu Emma (Beliau menjadi wali pemerintahan bagi puterinya setelah suaminya Raja Willem III meninggal Tahun 1880, ketika Wilhelmina masih di bawah umur sampai usia Wilhelmina 18 tahun pada tanggal 31 Agustus Tahun 1898). Menara suar didirikan untuk Lampu Bergulir Pertama, tahun 1893 Masehi. Bentuk dasar menara pada Menara suar pulau Pelepas bersegi 12 dan mengerucut ke atas, serta pada jarak tertentu pada beberapa sisi yang menghadap laut terdapat jendela kaca bersegi empat. Pintu Menara Suar dan posisi prasasti menara menghadap ke arah Utara atau menghadap ke Bangunan Utama yang tampaknya difungsikan sebagai kantor dan dibangun bersamaan dengan dibangunnya menara (Tahun 1893). Untuk masuk ke dalam menara dari bangunan utama harus melewati teras selasar dan pagar pembatas langkah yang berbentuk melengkung dan kemudian menaiki 4 anak tangga. Menara Suar dengan ketinggian 50 meter, berfungsi dengan jarak jangkauan lampu Suar sekitar 16 mil dibangun untuk memandu kapal-kapal yang melewati selat Bangka terutama karang karang yang terdapat di sekitar pulau Nangka Besar, pulau Gadung atau Midden Nangka, pulau Tikus dan pulau Pelepas. Menara suar Pulau Penyusuk belum diketahui tahun pembangunan dan ketinggiannya.
(Bersambung)
*Dikutip langsung dari Kajian Sejarah Objek Diduga Cagar Budaya Di Pulau Besar Kecamatan Pulau Besar Kabupaten Bangka Selatan Karya Drs. Akhmad Elvian & Ali Usman Tahun 2024*