Pramuka SMAN 1 Namang Ke Belilik. Ada Apa Ya?

Laporan: Kak Mei (Pembina Pramuka SMAN 1 Namang)

Bekaespedia.com. Belilik, 8 November 2024, anggota pramuka SMA Negeri 1 Namang yang berjumlah 35 orang melakukan field trip ke Desa Belilik dengan mengunjungi Bandar Akek Antak dan Makam Mat Peng dan Badar Muluk.

Tujuan pertama yaitu Bandar Akek Antak yang terletak di sebelah utara kampung. Berjarak sekitar 300 meter dari pemukiman warga dengan kondisi jalan tanah puru. Tiba di lokasi, anggota pramuka mendapat pengetahuan tentang Bandar Akek Antak yang dijelaskan oleh Kak Mei selaku pembina pramuka SMAN 1 Namang.

 

Bandar Akek Antak, Belilik.

Bandar Akek Antak mirip benteng tanah yang berada di dataran tinggi. Melingkari dataran tinggi dengan lebar bervariasi, 1 meter sampai 3 meter dengan kedalaman sekitar 2 meter.

“Dalam kisahnya, disebutkan bahwa Bandar Akek Antak ini dibuat sebagai syarat untuk menikahkan putri kepala kampung. Bandar itu harus selesai dalam jangka waktu satu malam, sebelum ayam berkokok. Akek Antak yang mempunyai pasukan jin, memerintahkan pasukannya untuk membantu membuat bandar untuk melindungi kampung. Melihat bandar yang hampir selesai mengelilingi bukit, kepala kampung memerintahkan para dayang untuk menumbuk padi di lesung sehingga disambut dengan kokokan ayam jantan. Mendengar suara ayam berkokok, pasukan jin Akek Antak lari terbirit-birit meninggalkan sedikit pekerjaan yang belum selesai,” ujar Kak Mei panjang lebar. Memang secara fisik, ada sedikit bagian yang belum digali.

“Selain itu, bandar Akek Antak ini diduga sebagai bekas galian timah dengan sistem tebok ngaleh. Para pekerja mengambil tanah dengan cara dicangkul, kemudian tanah diangkut ke sungai yang tidak jauh dari lokasi, begitu seterusnya sehingga hampir melingkari dataran tinggi ini,” tambah Kak Mei lagi.

Anggota pramuka sedang menyelusuri Bandar Akek Antak, Belilik.

Lokasi selanjutnya yaitu Makam Mat Peng dan Badar Muluk. Lokasi makam berada di sebelah selatan kampung dengan kondisi jalan tanah puru. Kondisi makam sangat memprihatinkan. Jirat makam yang menggunakan batako terlihat pecah akibat terkena roda kendaraan yang melintas. Memang makam berada persis di pinggir jalan. Rumput liar tumbuh di atas makam dan sekitarnya sehingga membuat makam nyaris tak terlihat.

“Mat Peng dan Badar Muluk, dua anggota API (Angkatan Pemuda Indonesia) yang turut berjuang mempertahankan kemrdekaan Indonesia. Setelah Km. 16 dan Km. 12 Petaling berhasil dijebol oleh tentara Belanda, dengan leluasa mereka menduduki Pangkalpinang pada 14 Februari 1946. Sisa-sisa TKR dan API berusaha menyelamatkan diri termasuk Mat Pen, Badar Muluk dan Ardi. Mereka bertiga sembunyi di kawasan Belilik. Ternyata persembunyian mereka diketahui oleh mata-mata Belanda sehingga mereka dikejar tentara Belanda. Mat Peng dan Badar Muluk gugur sementara itu Ardi bin Bujang berhasil menyelamatkan diri berkat ilmu ngelimun yang ia miliki. Belakangan, Ardi bin Bujang meninggal pada 21 November 1994 dan dimakamkan di TPU Celuak. Kerangka Mat Peng dan Badar Muluk dipindahkan ke Taman Makam Pawitralaya di Kampung Dul,” jelas Kak Mei.

Anggota pramuka sedang membersihkan makam Mat Peng dan Badar Muluk

Nama Badar Muluk digunakan nama Ambalan Penegak SMA Negeri 1 Namang.

Melalui kegiatan field trip ini diharapkan peserta didik mengetahui sejarah lokal yang dekat dengan mereka. Terutama kunjungan ke bekas makam Mat Peng dan Badar Muluk, sebagai upaya untuk mengenang jasa mereka yang telah mengorbankan jiwa raga untuk bangsa dan negera. Selain itu mendorong pemerintah Desa Belilik atau Kecamatan Namang dan Bangka Tengah memperhatikan bekas makam Mat Peng dan Badar Muluk serta mengabadikan nama keduanya pada nama jalan atau balai atau gedung serba guna atau apalah sebagai sarana untuk mengedukasi masyarakat luas dan menghargai jasa mereka yang telah berjuang. Karena kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan saat ini kapan lagi?

Exit mobile version