Sastra  

Puisi Mamuk SMPA 

Kopi Merapi

Daun-daun Tlah luruh bersama usapan lembut angin malam

Meneteskan Rinai ego satu-satu

Jatuh di keladi bergulir ke tanah kesadaran dan hilang

 

Kini kebahagiaan, kebaikan dan keberkahan janji diikrarkan kembali

Untuk saling melengkapi

Menyantuni kekurangan masing

Menumbuhkan akar akal Budi semakin dalam dan menyebar

 

Bergerak dalam sunyi

Bermanfaat dalam senyap

Bersama tetes teguk kopi merapi terakhir malam ini

 

Jogoyudan, 26102024. 06.28

Mamuk SMPA

 

 

Food Court

 

Di ketinggian mimpi-mimpi

Ruar asap Kopi Merapi menepi

Menyejukkan pikir dan gelisah

 

Harumnya aroma tubuhmu

Mengingatkan ku di Sungai Burung

Adakah tersisa titik Cahya Kunang-kunang

 

Dalam hatimu

Manas mu

Jiwamu

 

Kuingin berubah menjadi kunang-kunang itu

Tuk membersamai pijar lilin-lilin kecil

Yang kulihat masih memancarkan terang

 

Walau hanya sekejap mengerjap pada bilik

Anyaman bambu Wulung

Menggantung di sudut ruang suwung

 

Psr. Sentul, 26102024. 09.37

Mamuk SMPA

 

James Separo

 

Tlah kuarungi samudera pelempuan

Dan kutempuh beberapa mil lautmu

Saat musim barat maupun angin Muson

 

Tak kutemui jua hal yang menarik di dunia ini

Tujuh benua delapan penjuru mata angin

Serta ribuan pulau pulau pernah ku singgahi

 

Tak setitik pun cerita cinta tertulis di mayapada

Hanya tetesan tinta Sujana mu yang tersirat

Kering kerontang hasrat ku tuk memulai

 

Entah sampai kapan aku menunggu

Agar terhubung dan sinkronisasi frekuensi terjadi

Selaras, dan tepat sesuai presisi jalan yang tlah ditentukan Sang Maha Daya

 

Gambiran, 26102024. 19.39

Mamuk SMPA

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *