Oleh: Meilanto
Masyarakat pribumi Bangka yang pada mulanya tinggal dekat ume, mendirikan pondok untuk tempat tinggal. Mereka juga berburu dan meramu di hutan atau air dekat ume. Berburu hewan seperti burung, rusa, kijang, pelanduk, napo, mencari madu, lilin, rotan, kayu, kulat, dan ramuan obat-obatan dengan bahan yang tersedia di hutan. Selain itu juga menangkap ikan di sungai dan Aik.
Berbagai cara dilakukan khususnya berburu seperti memasang repas, betandik, mulut, metet, nimbak, belapun, berasuk, memancing, nirok, bebajur, ngelok, tuguk dan lain sebaginya. Cara-cara yang mereka lakukan sangat sederhana. Dalam tulisan ini akan membahas tentang repas. Lebih khusus lagi repas burung puyuh.
Burung puyuh banyak menghabiskan waktunya di tanah. Jarang sekali melihat burung puyuh hinggap di dahan pohon. Burung puyuh bertelur di tanah dan mandipun menggunakan tanah. Tentunya berbeda sekali dengan burung lain yang umumnya mandi air seperti burung perbak dan sejenisnya.
Pemandik burung puyuh di tanah yang kupur memudahkan untuk dipasang repas (jebakan) karena burung puyuh akan kembali ke pemandiannya itu.
Repas dipasang dekat pemandian pejalen burung puyuh datang dan pergi.
Repas terdiri dari beberapa bagian yaitu tentar, tali, cekuk, gelegar, pelantar, dan pengadang jalan.
Tentar
Tentar umumnya menggunakan anak kayu betur atau kayu lainnya yang mudah lentur dan kuat. Besarnya sekitar kelingking orang dewasa dengan panjang sekitar 50-60 cm. Tentar ditancap di belakang cekuk.
Tali
Tali yang digunakan boleh benang nilon, tali plastik rapia yang dianyam kecil atau tali apa saja asalkan kuat. Salah satu ujung dibuat simpul laso dengan diameter lingkaran sekitar 10-15 cm. Pada bagian pertengahan tali diberi pantil menggunakan ranting kecil sekitar 1 cm yang berfungsi untuk menahan gelegar.
Cekuk
Cekuk dibuat dari kayu yang masih hidup supaya tidak mudah patah. Cekuk berbentuk huruf “n” yang ditanam pada kedua ujungnya.
Gelegar
Gelegar menggunakan ranting kecil yang sudah mati supaya lebih ringan. Panjang harus lebih sedikit dari bukaan cekuk. Gelegar ditahan menggunakan pantil benang/ tali. Bagian atas pantil disatukan pada cekuk dan bagian bawah pantil menahan gelegar.
Pelantar
Pelantar berjumlah 3 sampai 5 dengan panjang sekitar 7-12 cm tergantung besaran lingkaran simpul laso. Ujung pelantar disusun pada gelegar dan ujung lain diletakkan di tanah. Di atas gelegar, diletakkan simpul laso yang jika gelegar itu diinjak burung puyuh pada tengah simpul laso, maka gelegar akan turun, pantil akan lepas dan tentar akan ngebas kembali pada posisi tegak lurus.
Pengadang jalan
Pengadang jalan dipasang untuk menutupi jalan lain. Pengadang jalan dipasang pada bagian depan dan belakang repas. Boleh menggunakan ranting-ranting kecil yang ditancap atau menggunakan kayu tinggal diletakkan didepan atau belakang repas. Pengadang jalan berfungsi untuk menghadang burung puyuh supaya tidak melewati jalan lain dan mengarahkan burung puyuh menginjak pelantar.
Cara membuat
Repas akan dibuat pada pejalen burung puyuh. Tentar ditancap ke tanah, bagian ujung diikat tali. Cekuk dipasang. Tali ditarik ke cekuk, sehingga tentar melengkung. Pantil dikaitkan ke cekuk dan bagian bawah pantil ditahan dengan gelegar. Selanjutnya pelantar disusun dengan jarak kira-kira bisa diinjak kaki puyuh. Bagian ujung pelantar disusun pada gelegar dan bagian ujung yang lain letakkan di tanah. Di atas pelantar letakkan lingkaran simpul laso yang berfungsi untuk menjerat kaki puyuh.
Di kiri kanan pelantar dibuat seperti pintu. Bagian belakang dan depan repas dipasang pengadang jalan. Jika tentar repas kembali ke posisi tegak lurus entah itu karena hujan atau diinjak burung tapi tidak menjerat kakinya, itu dikenal dengan nama ngebas atau ngepas. Burung puyuh yang terkena jerat simpul laso, akan berusaha melepaskan diri sehingga kadang-kadang ia loncat-loncat yang menyebabkan bulunya lepas, yang dikenal dengan nama bulu besepung.
Setiap jumlah repas yang dipasang dikenal dengan nama mate, semate, due mate, tige mate dan seterusnya tergantung jumlah repas yang dipasang.
Repas didatangi sehari tiga kali. Pagi siang dan sore. Proses mendatangi repas dikenal dengan nama nyelik.
Ada kenikmatan bagi pemasang repas jika burung puyuh terkena jerat simpul laso. Burung puyuh tergantung bahkan sembunyi di rumput-rumput atau semak-semak. Jika repas terkena jerat dan lambat diselik, bisa jadi burung puyuh mati tergantung.
Para pembaca bisa masang repas?*