Karya Mamuk SMPA
Malam itu tanggal 23 Agustus 2024 banyak tontonan yang menarik, karena dalam rangka Mangayubagyo hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 79. Termasuk di kampungku sendiri dimana aku tinggal.
Habis Isya ‘ aku tertidur karena saking letihnya seharian bekerja berat. Dan bangun ketika teman masa kecil di kampung Jogoyudan yang juga seorang editor di sebuah penerbit terkenal mengunjungi ku..
Tepat pukul 21.00 temanku yang editor tersebut pamit pulang setelah dirasa cukup ngobrol sana sini tentang tulisan, edit mengedit berbagai macam cerpen dan lain sebagainya.
Aku pun dengan pedenya hanya memakai celana pendek pantas pakai dan kaos kepanitiaan tujuh belasan menuju panggung hiburan wayang kulit semalam suntuk di RW. 03 Nologaten Gumregah Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta. Dengan Dalang Ki Yusuf Anshori dan bintang tamu Sinden Cantik Terkenal Elisa Oscarus Alasso.
Langsung saja dengan ponsel Android besutan Redmi terbaru aku mulai mengulik pertunjukan kesayangan tersebut, jeprat-jepret ambil gambar Dalang, Wiyaga dan sindennya yang cantik-cantik, serta pmengambil shoot-shoot pendek beberapa angel yang paling sesuai dan menarik untuk diunggah nantinya dalam akun Facebook maupun IG, Tiktok dan lainnya.
Di tengah asyik-asyiknya shooting pergelaran wayang di depan panggung tetiba ada yang menarik pundakku sambil berkata:
” Ngapain di sini pegangan tiang, yuk ambil gambar bersama sinden cantik dan seksi terkenal lagi.
” Aku pun hanya bisa menuruti kemauan pak RT ku tersebut seperti lembu dikeluh hidungnya.
Bener aja, di situ sudah ada sinden cantik banget Elisa, sinden terkenal asuhannya almarhum Ki Seno Nugroho Dalang Milenial yang sangat terkenal itu. Lantas juru kamera mengarahkan gaya kepadaku untuk bersanding dengan Mbak Elisa sambil tersenyum dan mengacungkan jempol masing-masing dan satu lagi sambil bersitatap antara aku dengan Mbak Elisa.
Ditengah seru-serunya Goro-goro dan Mbak Ellissa tampil gadget berkali-kali bergetar, setelah kuangkat ternyata sudah yang ketiga belas kali panggilan dan terdengar dari sudut ponsel bentakan nyaring istriku : “pulang pah.” Dengan sedikit takut aku pun langsung pelan-pelan beringsut dari deretan kursi tamu VIP meninggalkan panggung pertunjukan tanpa pamit kepada mereka.
Dengan mengendap-endap kuketuk pintu belakang dengan pelan, tak ada yang membukakan, begitu kuulangi sampai ketiga kalinya, juga belum ada yang membukakan.
Akhirnya lewat depan kubuka pintu rolling biru tersebut dengan sangat pelan-pelan sekali agar tidak menggangu yang sedang tidur. Lantas ku baringkan saja tubuh lelah resah ini ke sofa yang memang tersedia di ruang tamu.
Dalam samar-samar ketiduranku dan mimpiku tetiba ada yang menduduki tubuhku sambil memakiku dan menampar pipiku berkali-kali, dan anehnya aku hanya terlongong diam terpaku pasrah tiada daya.
Nologaten, 31102024. 01.59