Mentok_Bekaespedia_Sudah 9 hari berlalu, peserta Tailor Made Training (TMT) Barista masih bersemangat mengikuti rangkaian pelatihan dan praktek langsung pembuatan kopi ala Barista. Jenis kopi yang dikenalkan antara lain Robusta Temanggung dan Arabika Temanggung, Ijen serta Argopuro. Selain itu disampaikan cara pengolahan kopi pasca panen yang dilakukan para petani atau prosesor. Minuman kopi yang diajarkan antara lainya espresso serta turunannya, manual brew dan cold brew, dibawah bimbingan 2 instruktur ahli dan berkompeten yakni Fitriyani dan Budi Susatyo.
Selain diajarkan tentang pembuatan espresso dan minuman turunannya, para peserta juga diberikan materi serta praktek roasting untuk mengenal level roasting dan karakter biji kopi. Harapannya dengan mengenal level roasting para peserta nantinya dapat menyeduh sesuai dengan potensi biji kopi tersebut.
Peran Barista dalam menyeduh menjadi tantangan dalam mata rantai perjalanan biji kopi. Seorang petani kopi butuh waktu 3-5 tahun untuk memproduksi kopi yang berkualitas, prosessor mengolah biji kopi tersebut dalam rentang waktu 1-5 bulan, seorang roaster membutuhkan waktu 20 menit untuk meroasting/menyangrai kopi, dan akhirnya seorang barista hanya memiliki waktu 3 menit untuk mengeluarkan semua potensi untuk menjadi secangkir kopi yang akan dinikmati oleh kita semua.
Pelatihan berlangsung selama 16 hari atau 160 Jam Pelajaran (JP), dari tanggal 14-29 Oktober 2024 di Kedai Kopi Keluarga Katiga Mentok Kabupaten Bangka Barat ini adalah hasil kolaborasi Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Belitung dengan Pengurus Daerah Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (PENGDA KAGAMA BABEL). Peserta sebanyak 16 orang, berasal dari Kabupaten Bangka Barat, Bangka Selatan, Bangka Tengah dan Pangkalpinang yang berusia 18-40 tahun, terdiri 12 laki-laki dan 4 perempuan.
Diversifikasi Pasca Timah
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami peningkatan PHK drastis sebesar 5375,76 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada 2023 hanya ada 33 pekerja yang terkena PHK, tahun ini jumlahnya melonjak menjadi 1.807 pekerja. Kenaikan yang mencengangkan ini menempatkan Bangka Belitung sebagai provinsi dengan angka PHK terparah di Indonesia pada Agustus 2024. Hal inilah yang menjadi pendorong utama pengda Kagama Babel menginisiasi pelatihan SDM di Bidang Ekonomi Kreatif, yaitu TMT Barista.
Pembukaan pelatihan TMT Barista dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 Oktober 2024. Dalam sambutannya, Asisten Sekretaris Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bangka Barat, Heru Warsito mengatakan pelatihan yang dilaksanakan merupakan bentuk kerja sama lintas sektor yang patut mendapatkan apresiasi dari seluruh pihak.
“Ini bentuk kolaborasi antara pemerintah, organisasi terpelajar dan swasta yang sangat inspiratif dan dibutuhkan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada saat ini, khususnya terkait melambatnya perputaran ekonomi yang dialami masyarakat dan daerah,” kata Heru Warsito.
Sementara itu, Ketua Pengda Kagama Babel, Warsangka, menyampaikan: bahwa, Pelatihan ini, sebagai tindak lanjut dari MoU antara Pengda Kagama Babel dengan BPVP Belitung, beberapa bulan yang lalu, dalam rangka meningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya Generasi Muda, guna menghadapi tantangan pasca penambangan timah.
“TMT Barista ini, sebagai upaya diversifikasi usaha di luar sektor timah dan memberi semangat kepada Generasi Muda untuk menciptakan peluang usaha baru” imbuh Pakde Songko, panggilan akrabnya, dalam sambutan tersebut.
Sore harinya, Pjs Bupati Bangka Barat, Bapak Dr. Hendriwan M.Si. mengunjungi Panitia serta Para peserta TMT Barista di sela-sela kesibukannya. Beliau mengapresiasi kegiatan ini sekaligus memberi semangat bagi seluruh peserta pelatihan.
“Ini moment tepat untuk meningkatkan SDM serta membuka peluang lapangan kerja. Sekarang jamannya meeting di cafe-cafe,” kata alumni S2 UGM ini.
Turut hadir dalam pembukaan TMT Barista perwakilan BPVP Belitung yakni Nuni Fitriyani dan Rahma Khairunnisa, pengurus PENGDA KAGAMA BABEL, owner Katiga dan instruktur.
Pulau Bangka bukan penghasil kopi, namun kopi olahannya terkenal dengan berbagai merk, seperti Tokak (Mentok), Luci Tiam (Parittiga), Satu dan Tungtau (Sungailiat), Kingkong (Pangkalpinang), Kopling (Petaling) dan Sedan Apin (Belinyu). Warkop tradisional (Baturusa Coffee, Akew, Tungtau, Aliung, King Kong, dll) tersebar di kota-kota se-pulau Bangka dan selalu ramai dikunjungi pelanggan setianya. Peluang usaha Kopi masih terbuka luas dan TMT Barista ini mendorong munculnya talenta-talenta muda yang siap mengharumkan pulau Bangka dengan kopi spesialnya. La ngopi lum? (au).