Oleh: Meilanto
Salah satu bentuk kepandaian dari para pendahulu kita yaitu tok sang. Tok sang digunakan sebagai alat bantu untuk memetik lada (sang) yang tidak bisa diraih dengan tangan.
Mengapa disebut tok sang?
Tok sang dibuat dari kayu yang kuat sebesar ukuran lengan orang dewasa berbentuk prisma segitiga. Dua kayu pada bagian depan yang berbentuk segitiga dengan anak tangga pada beberapa bagian untuk naik. Sementara itu satu kayu pada bagian belakang yang berfungsi sebagai penyeimbang yang bisa didorong atau ditarik sesuai dengan kebutuhan si pemakai. Tok sang harus dipindahkan dari satu sisi rumpun lada ke sisi rumpun lada yang lain atau ke rumpun lain sehingga sering menimbulkan bunyi tok…tok…tok…akibat benturan kayu penyeimbang dengan anak tangga. Bagian atas ketiga lagi disatukan dengan paku dengan posisi kayu penyeimbang pada bagian tengah diapit oleh kedua kaki bagian depan. Selain itu ada juga tok sang yang bagian kayu penyeimbang disatukan dengan anak tangga paling atas.
Jika menggunakan tok untuk meraih tangkai lada yang tinggi, posisi tok harus benar-benar seimbang untuk menghindari supaya tok tidak jatuh yang bisa berakibat fatal bagi si pengguna.
Tok sang dibuat sesuai dengan tinggi rumpun lada. Dan lebar kaki menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar 50-80 cm pada bagian bawah.
Apakah para pembaca sering menggunakan tok untuk memetik lada?