Toponim Tanjung Berikat

Peta Tanjung Berikat (D D 30,48) Sumber : https://digitalcollections.universiteitleiden.nl

Oleh : Meilanto (Penulis, Pegiat Sejarah dan Budaya Bangka Tengah)

bekaespedia.com_ Tanjung Berikat merupakan salah satu dusun yang seccara administrasi tergabung ke wilayah Desa Batu Beriga. Toponim Tanjung Berikat sebagai berikut seperti yang dituturkan oleh Mang Samel.

Saat musim barat angin kencang yang membuat para nelayan tidak bisa melaut. Untuk menghindari angin kencang maka para nelayan berlindung di sisi selatan sebuah tanjung yang saat itu belum memiliki nama. Sambil menunggu musim teduh untuk melaut, para nelayan menancapkan kayu pancang dan mengikatkan (berikat) tali-tali perahu. Kemudian dari kata berikat tersebut menjadi nama kawasan ini. Memang tempat para nelayan mengikatkan tali perahu berada di sebuah tanjung dan dikenal dengan nama Tanjung Berikat.

Tanjung Berikat dalam Peta

Memperhatikan peta tahun 1933 yang berjudul Berikat dengan seri peta D D 30,48 pemukiman penduduk berada di pesisir sebelah selatan. Jalan yang menghubungkannya dengan daerah lain hanyalah voetpad (jalan setapak). Di tengah kampung terdapat paardenpad (jalan agak lebar dari jalan setapak/ jalur kuda). Dua voetpad tersebut masing-masing menuju ke laut. Hal ini berarti, untuk mencapai Kampung Berikat belum ada jalan darat dari arah Lubuk Besar. Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara penulis dengan Nenek Jamisa[1] (umur 75 tahun) yang mengatakan bahwa sebagian besar penduduk Tanjung Berikat dan Batu Beriga berasal dari Belitung. Maka tidak heran, dalam percakapan keseharian penduduk, bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah Belitung. Mereka datang ke Tanjung Berikat dan Batu Beriga untuk bercocok tanam. Mereka menyeberang dari Belitung ke Tanjung Berikat dan Batu Beriga dengan menggunakan perahu.

Selanjutnya  di sisi selatan juga tampak tanjung yang sangat panjang dan pada bagian ujung tanjung tersebut tertulis Tg. Mentigi. Saat ini Tanjung Mentigi menjadi salah satu destinasi wisata di Tanjung Berikat dengan nama Pantai Gusung

Pada bagian sisi utara pemukiman penduduk, terdapat tiga Regelmetig aangeledge pepertuinen (kebun lada) yang tidak terlalu luas dan juga bukit yaitu bukit BT. BERIKAT dengan ketinggian 119,2. Di puncak bukit tersebut terdapat Tertiair driehoekspunt (titik segitiga tersier) 321 dan bukit yang tidak tertulis nama dengan ketinggian (Hoogtepunt) 74.

Kemudian terdapat Air Berikat (dalam peta tertulis A. Berikat) yang berhulu di kaki bukit dan mengalir sampai ke laut. Di air ini para nelayan mengisi persediaan air saat hendak melaut. Di sisi timur A. Berikat terdapat Bamboe huizen (rumah/ gubuk dari bambu) dan pada bagian ujung tanjung terlihat jelas ijzeren vuurtoren (mercu suar dari besi)  dan di bawahnya terdapat Bamboe huizen (rumah/ gubuk dari bambu) sebagai rumah penjaga ijzeren vuurtoren.

Salah satu jalan setapak dari ujung kampung menuju ke Bamboe huizen (rumah/ gubuk dari bambu) yang berjumlah tiga buah yang berada di sisi utara dekat dengan pantai.

Selain A. Berikat juga terdapat A. Palo yang berhulu di salah satu bukit (yang tidak tertulis nama) dan A. Batoe. Juga terdapat Ladang (tijdelijke nederzettingen met droge rijstveiden) atau ladang hume penduduk. Selebihnya terdapat Klapperboomen (Kelapa), Bosch (hutan), Tjemara of dennen (sparren) atau cemara atau pinus, Alangalang (padang ilalang), Moeraspalmen (rawa palam), Drasland (rawa-rawa), moeras (rawa-rawa yang berada di sisi air/ sungai).

Di sisi selatan berbatasan dengan Lepar Zee (Laut Lepar) dan sisi utara Zuid-Chinneessche Zee (Laut Cina Selatan). Pantai Tanjung Berikat hampir semuanya dikelilingi oleh zandbank allen bij laagwater droog (gundukan pasir yang terlihat saat air laut surut/ gusung). Bibir pantai sisi timur dan sisi selatan secara umur terdapat klippen altjid boven water (tebing batu tinggi selalu di atas air).

 

Sebelah barat Tanjung Berikat terdapat Boekit Baru dengan seri peta D D 30,47. Pada peta ini terlihat jelas Bukit Baru (Bt. Baroe) dengan ketinggian 102. Di sisi timurnya terdapat Air Baroe. Pada peta ini masih terdiri dari hutan, ladang ume dan rawa-rawa S. Gelam pada sisi utara. Pada muara S. gelam terdapat Bamboe huizen dan terlihat jelas garis batas hutan lindung (Boschgrens B.W.) B.W. nerupakan singkatan dari Boschwezen (hutan pada zaman Belanda).

 

Sebelah barat Tanjung Berikat terdapat Boekit Baru dengan seri peta D D 30,47. Pada peta ini terlihat jelas Bukit Baru (Bt. Baroe) dengan ketinggian 102. Di sisi timurnya terdapat Air Baroe. Pada peta ini masih terdiri dari hutan, ladang ume dan rawa-rawa S. Gelam pada sisi utara. Pada muara S. gelam terdapat Bamboe huizen dan terlihat jelas garis batas hutan lindung (Boschgrens B.W.) B.W. nerupakan singkatan dari Boschwezen (hutan pada zaman Belanda).

Jika memperhatikan peta yang berjudul Berikat D D 30,48 diatas, terlihat jelas di sekitar ijzeren vuurtoren terdapat Bamboe huizen (rumah/ gubuk dari bambu/) sebagai rumah penjaga ijzeren vuurtoren. Kemungkinan rumah yang dimaksud adalah rumah permanen.

Kelapa Beranak  

Pada umumnya kelapa berkembang biak dengan menggunakan buah. Dari buah akan meneruskan generasi penerusnya. Tetapi tidak dengan kelapa yang berada di Tanjung Berikat ini. Kelapa ini seperti rumpun bambu yang mempunyai batang lain sebanyak enam dan satu yang berbatang lebih besar sehingga berjumlah tujuh. Batang yang besar sebagai indukan. Masyarakat setempat mengenalnya dengan Kelapa Beranak hal ini dikarenakan kelapa itu seperti beranak.

Dulu kelapa beranak yang berada dekat dengan laut tersebut sering didatangi warga atau pasangan suami istri yang telah lama menikah tetapi belum memiliki keturunan. Mereka percaya dengan menyentuh anak-anak kelapa maka keluarga tersebut akan mendapatkan keturunan. Sayang sekali kelapa beranak ini semuanya telah mati. (DM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *