Oleh: Meilanto
Halo sobat budaya, kali ini kita membahas ungkapkan tradisional budu–budu puyo.
Sebelum membahas lebih dalam, yuk kita cari tahu apa itu ungkapkan tradisional!
Ungkapan tradisional merupakan kalimat atau perkataan yang mengandung kiasan mengenai suatu maksud yang harmoni dengan sudut pandang, sikap, dan tindakan yang berpegang teguh pada peraturan, adat dan kebiasaan yang diturunkan dalam kelompok komunitas.
Ungkapan tradisional diwariskan secara turun temurun oleh para pendahulu kita dengan maksud dan tujuan memberikan teguran, nasihat, peringatan dan lain sebagainya kepada kita bahwasanya ada ada maksud tertentu dibalik ungkapkan yang disampaikan.
Salah satu ungkapan tradisional itu budu-budu puyo.
Burung puyo atau burung puyuh dengan nama latin Cortunix-cortunix japonica adalah binatang kelas aves yang banyak menghabiskan waktunya di tanah. Mencari makan, bertelur, bahkan mandi, burung puyuh pun mandi tanah.
Memang sepintas burung puyuh kelihatan bodoh. Berjalan di tanah bahkan hampir terinjak oleh manusia. Apalagi burung puyuh yang tertangkap, jika dipegang ia seperti bodoh, memelas dengan bola mata sendu.
Jika si pemegang lengah sedikit saja, burung puyuh akan terlepas dan terbang bebas.
Ungkapan tradisional budu-budu puyo menggambarkan orang yang kelihatan bodoh, ngak-ngok, tidak tahu apa-apa tapi nyatanya orang tersebut mempunyai skil, kemampuan dan keahlian yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain. Oleh karena itu, sering kali kita salah menilai seseorang dengan menilai fisik tanpa mengetahui kemampuan dan keahliannya.
Kampung Aik Batu, Jelutung, 20 Juli 2024.