Fhoto Gunung Pading dalam tangkapan layar
Penulis : Kulul Sari
Di desa-desa di daerah pesisir sepanjang Pulau Bangka, seperti Tanjung Niur, Penagan, Permis, Belinyu, Tanjung Berikat, Pulau Lepar & Pongok, terbetik kisah tentang Akek Antak.
Menurut tutur lisan masyarakat, dulunya pulau Bangka tidak seindah sekarang yang di atas tanahnya berdiri bukit-bukit dan gunung yang menawan.
Saat itu pulau Bangka hanya ada hamparan daratan yang luas dan rata, tidak ada pegunungan dan bukit.
Suatu ketika seorang sakti yang cukup di kenal di pulau Bangka bernama Akek Antak, menyapu pandangannya di setiap sudut pulau Bangka. Kemudian timbul dalam benaknya untuk menata pulau Bangka agar lebih mempesona,
“Bagaimana agar pulau Bangka nampak lebih indah dan mempesona?” pikir Akek Antak itu.
“Alangkah indahnya bila aku buat bukit-bukit dan gunung agar lebih menarik dan tidak rata seperti ini. Selain itu biar memudahkanku melihat seluruh Pulau Bangka dari ketinggian”, gumam Akek Antak
Tanpa berfikir lebih jauh, Maka pada suatu hari Akek Antak membuat gunung di belahan barat dan belahan timur pulau Bangka. Untuk membuat gunung itu Akek Antak mengambil tanah dan bebatuan dari beberapa penjuru di pulau Bangka sebagai materialnya.
Untuk memudahkan dalam pengerjaannya, ia menyuruh istrinya membuat alat untuk mengangkut material tersebut,
“Nek, tolong buatkan pengki yang kuat untuk mengangkut material-material ini,” kata Akek Antak kepada istrinya.
Sang istripun dengan sigap dan cekatan membuatkan pengki yang terbuat dari anyaman rotan untuk suaminya.
Setelah selesai, Akek Antak mulai mengerjakan proyek impian itu sendirian. Ia mulai mengangkut material-material yang ia ambil dari beberapa penjuru pulau Bangka dan meletakkannya sesuai dengan khayalan dan pikirannya. Siang dan malam ia bekerja untuk menata pulau Bangka.
Namun, karena pengki yang ia gunakan tidak rapat dan terdapat lobang-lobang kecil, sehingga beberapa bongkahan-bongkahan tanah dan batu itu jatuh berceceran di beberapa tempat dan sudut.
“Ah, sayang sekali banyak yang terjatuh,” kata Akek Antak sambil menghela napas.
“Semoga saja material yang jatuh ini akan menjadi bukit-bukit kecil, dan kelak suatu hari akan menjadi perkampungan.” gumamnya
Akhirnya Akek Antak menyelesaikan impiannya. Beberapa perbukitan nampak berdiri kokoh. Disebelah timur pulau Bangka, berdiri Gunung Pading dan gugusan bukit lainnya. Di sebelah Barat berdiri Gunung Maras, bukit menumbing dan bukit-bukit kecil yang melegenda. Di sebelah barat arah selatan berdiri bukit Permisan yang hampir setiap bukitnya selalu terkait dengan kisah-kisah Akek Antak. Demikian pula beberapa bukit-bukit yang cukup menawan berdiri di beberapa wilayah di pulau Bangka. Semuanya tertata dengan menawan.

Sementara itu, bongkahan batu yang terjatuh dan berceceran dari pengki Akek Antak, menjadi menjadi bukit-bukit kecil. Dan bongkahan tanahya menjadi gundukan kecil yang disebut dengan nama Pusuk.
Berdasarkan kisah-kisah legenda orang tua tempo doeloe, asal-usul nama kampung Pusuk adalah bongkahan tanah dari material saat Akek Antak membuat gunung yang jatuh di lokasi kampung itu.
Kampong Pusuk lokasinya tidak terlalu jauh dari Gunung Maras. Dan hingga sekarang hampir semua wilayah di Pulau Bangka orang dengan mudah menemukan bukit-bukit kecil serta gundukan tanah yang di sebut dengan nama pusuk. Ada juga yang menyebut nama pusuk dengan kata Belom. Maknanya belum menjadi bukit.
Wallahu a’lam Bissawwab.
Narsum: Aswandi As’an, dan beberapa sumber lainnya.












