Bujang Beguyur

Karya: Yoelch Chaidir

 

Sudah hampir dua bulan Beben yang semula biasa nongkrong di warung kopi namun yang sekarang banyak mengurung diri di dalam rumah dan berulang ulang keluar hanya untuk berobat demi kesembuhannya.

Semenjak terjadi perubahan pada dirinya Beben merasa sedikit minder dengan keadaan yang sekarang ia alami karena penyakit yang diderita Beben belum mampu disembuhkan dengan pengobatan secara medis.

Setiap hari Beben hanya memikirkan bagaimana cara agar tubuhnya kembali normal padahal asupan makanan dan gizi yang dikonsumsi masih sama dengan hari-hari biasa bahkan konsumsi makanannya pun boleh dianggap melebihi dari hari-hari sebelumnya.

Sudah Beberapa kali dirujuk ke rumah sakit pemerintah dan swasta namun apa yang dirasakan Beben hampa belaka.

Bahkan dengan keadaannya sekarang Beben terasa beban pikirannya bertambah berat.

Bermacam macam obat-obatan yang di konsumsi tidak mampu mengatasi apa yang dirasakan Beben mengenai penyakit yang bersemayam dalam tubuh nya.

Dengan tidak sengaja Beben siang itu bertemu dengan Pak Mok panggilan akrab seorang ketua kampung pulau lepar yang ramah dan humoris.

“Apa kabar Ben?” Tanya Pak Mok yang biasa selalu menegur duluan sebelum di tegur oleh lawan bicara saat berpapasan dengan yang dikenal.

“Alhamdulillah lah Mok seperti yang Pak Mok lihat sekaranglah, cuma sudah hampir dua bulan ini rasa badan nggak nyaman.”

“Maaf ya, Ben jika Pak Mok lihat dari aura wajahmu sekarang ini ada hal-hal yang tak bisa Pak Mok ungkapkan di sini.”

“Nah apa tu Mok?” sambung Beben balik bertanya ke Pak Mok dengan rasa penasaran  ingin tahu tentang keadaan yang dialaminya saat ini.

“Jadi begini Ben, percaya nggak percaya hal-hal di luar nalar termasuk ilmu ghaib yang bisa membuat orang sakit masih ada hingga kini termasuk apa yang Beben alami sekarang,” sambung Pak Mok.

“Jadi Mok saya ini sudah hampir dua bulan nggak tenang pikir Mok, makan kuat, tidur kurang, pikiran nggak nyaman Mok,” timbal Beben. Dengan sebutan singkat kepada Pak Mok yang sudah familiar di telinga warga Pulau Lepar.

“Malam ini Beben ke rumah aja lah Ben ya, nanti Pak Mok coba untuk usaha mengobati Beben. Pak Mok menginap di rumah anak Pak Mok yang di Teladan,” sambung Pak Mok kepada Beben.

“Iya lah Mok!” sambil menyalami dan mencium tangan Pak Mok sebagai bentuk rasa hormat kepada yang dituakan.

Selepas salat isya Beben sudah tiba di rumah anaknya Pak Mok di daerah Teladan AMD.

Singkat kisah Pak Mok yang sudah tahu akan kedatangan Beben malam itu langsung menyuruh Beben untuk duduk dan membuka baju di sebuah ruangan musala kecil rumah anaknya dan Pak Mok sambil bersila duduk di belakang Beben dengan menempelkan kedua telapak tangannya ke punggung Beben.

Aliran hangat mulai menyebar dari kedua telapak tangan Pak Mok malam itu hingga membuat tubuh Beben bergetar dan sempat muntah beberapa kali.

“Alhamdulillah Ben, rupanya masih bisa dikeluarkan apa yang pernah diisi seseorang lewat hembusan asap rokok yang telah kamu telan lewat pernapasan,” Pak Mok mulai membuka percakapan setelah beberapa saat mencoba dengan keahliannya mengobati Beben yang sudah diketahui Pak Mok apa yang dialami Beben tadi siang sambil menyeka dan mengelap keringat dengan handuk kecil yang membasah tubuh Pak Mok saat mengeluarkan tenaga dalam mengobati penyakit yang bersarang di tubuh Beben.

“Alhamdulillah Mok, jujur setelah Pak Mok menempelkan telapak tangan Pak Mok ke punggung saya tadi rasanya aliran darah saya berubah semakin cepat,” kata Beben.

“Kamu sudah kena ilmu bujang beguyur Ben, jika lambat maka akan lebih parah dan dalam beberapa waktu,” kata Pak Mok pelan.

“Saya tak akan memberitahukan siapa dalang semua ini cuma saya sudah mengeluarkan penyakit yang mulai bersemayam di badanmu dan sudah melindungi badanmu dari serangan ulang dari seseorang yang merasa iri dengki sama kamu!” sambung Pak Mok.

“Makasih Mok kalau begitu,” sambil mengeluarkan amplop berisi uang dan menyerahkan kepada Pak Mok sebagai asam garam yang merupakan sase istilah masyarakat Bangka Selatan jika berobat kepada yang telah mengobatinya.

“Terima kasih kembali Ben,” jawab Pak Mok yang merasa agak sungkan menerima pemberian Beben yang setengah memaksa untuk menerima amplop darinya.

Penyakit Bujang Beguyur adalah salah satu nama penyakit yang sengaja diisi oleh seseorang yang merasa tidak senang atau iri dengki kepada lawan hingga membuat seseorang sakit dan lambat laun menemui ajal jika tidak di obati orang yang tepat atau putus mengobatinya.

Penyakit Bujang Beguyur bisa disalur lewat berbagai media seperti asap rokok, makanan dan ditepuk pada punggung seseorang.

 

Wallahua’lam bissawaf semoga kita terhindar dari hal-hal yang berbau mistis yang akan mengancam jiwa kita.

 

Bentang kawat keras bedengking

Untuk pagar tanam sayur

Makan kuat tak jadi darah daging

Itu tanda kena bujang beguyur. (BP)*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *