Cegah Paham IRET, Densus 88 Anti Teror Polri Gelar Sosialisasi untuk Pelajar SMA/SMK

Laporan : Samheji (Siswa SMAN 1 Payung)

Bekaespedia.com, PAYUNG _ Suasana penuh semangat dan nasionalisme terasa sejak pagi hari di lingkungan SMA Negeri 1 Payung, ratusan peserta yang pada hari ini (29/04/2025) ikut dalam giat acara kegiatan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan bertema “Menangkal Paham Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme (IRET)” bertempat di gedung serbaguna SMA N 1 Payung. Kegiatan yang diinisiasi oleh Satgaswil Densus 88 Anti Teror Polri Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berlangsung meriah dan antusias dari para peserta kegiatan.

peserta dan narasumber saat deklarasi

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III, Kapolsek Payung, Danramil Payung, Sekcam Payung, dan beberapa tamu undangan lainya.

Dalam sambutannya, Sumardoni selaku Kepala SMA Negeri 1 Payung yang ditunjuk sebagai tuan rumah menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada sekolahnya sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan strategis ini.

“Kami merasa terhormat menjadi bagian dari upaya membangun generasi pelajar yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter kebangsaan yang kuat. Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal untuk memperkuat benteng pelindung terhadap pengaruh paham yang menyimpang di lingkungan pelajar,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III, Dr. Wahyudi Himawan, yang menekankan pentingnya kegiatan ini bagi kalangan pelajar. Dalam pesannya, beliau mengajak semua pihak untuk menyadari bahwa masa depan bangsa sangat bergantung pada generasi muda saat ini.

“Kegiatan seperti ini sangat penting, terutama bagi remaja, karena mereka adalah generasi penerus, generasi yang akan mengisi dan memimpin Indonesia menuju masa keemasannya di tahun 2045. Kita bicara tentang Generasi Emas, dan itu artinya tanggung jawab besar atas keutuhan dan kemajuan bangsa ini berada di pundak mereka mulai hari ini, dan kita yang sudah tua mungkin sudah tidak berada didunia lagi” tegasnya.

Beliau juga menambahkan bahwa pendidikan tidak hanya berbicara soal ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan integritas kebangsaan.

“Pelajar hari ini bukan hanya dituntut menjadi pintar, tapi juga kuat dalam nilai, kokoh dalam prinsip, dan tangguh dalam menghadapi tantangan zaman, termasuk godaan paham-paham destruktif seperti intoleransi, radikalisme, dan ekstremisme.”

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Densus 88 Anti Teror Polri Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini diikuti oleh pelajar dari  delapan SMA dan SMK yaitu SMAN 1 Pulau Besar, SMKN 1 Pulau Besar, SMAN 1 Simpang Rimba, SMK N 1 Simpang Rimba, SMKN 1 Air Gegas, SMA Darul Istiqomah Air Gegas, SMAN 1 Payung dan SMK N 1 Payung. Kehadiran tokoh masyarakat juga memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan lingkungan sosial dalam membangun benteng kebangsaan bersama.

antusias peserta saat mengikuti kegiatan sosialiasi

Dalam sesi paparan, Iptu Andi Brata, S.H. mengungkapkan bahwa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat ini berada di peringkat ke-25 secara nasional dalam indeks kerawanan radikalisme.

“Jika tidak ditangani dengan serius, angka ini bisa naik. Peran guru dan lingkungan sekolah sangat penting untuk membentuk pelajar yang tahan terhadap pengaruh negatif,” katanya.

Brigpol Fafa Setya Kusuma menjelaskan bahwa media sosial kini menjadi ladang subur penyebaran ideologi radikal.

“Karena sifatnya yang terbuka dan mudah diakses, media sosial rawan dimanfaatkan untuk menyebar intoleransi dan paham ekstrem. Ini harus kita antisipasi bersama,” jelasnya.

Sementara itu, Ustaz Janadi Abdul Qohhar menyampaikan pesan menyentuh kepada para pelajar:

“Cukuplah kami yang jatuh ke lubang itu. Kalian, generasi muda, jangan ulangi kesalahan kami. Tumbuhlah menjadi generasi yang membawa kebanggaan untuk negeri ini.”

Duta Cegah IRET saat menyampaikan materi

Kegiatan ini juga diramaikan dengan sesi tanya jawab yang penuh antusias. Salah satunya datang dari Raffi Kristian, siswa SMA Negeri 1 Payung, yang mempertanyakan stigma terorisme yang kerap dikaitkan dengan agama Islam.
Pertanyaan ini dijawab secara lugas oleh Brigpol Fafa,

“Radikalisme tidak mengenal agama. Semua kelompok bisa terpapar jika nilai toleransi dan kebhinekaan tidak dijaga. Kebetulan mayoritas di Indonesia beragama Islam, maka kasus yang muncul sering dari kelompok itu, tapi ini bukan isu agama — ini isu ideologi.”

Acara ditutup dengan pembagian hadiah bagi siswa aktif, pengumuman pemenang giveaway, dan sesi video deklarasi serta foto bersama sebagai simbol semangat kolektif dalam melawan paham IRET.

Pemberian hadiah kepada peserta aktif

Kegiatan hari ini meninggalkan kesan mendalam. Bukan hanya menambah wawasan, tetapi juga menanamkan tanggung jawab moral pada generasi muda untuk menjaga keutuhan dan persatuan bangsa demi masa depan Indonesia Emas 2045.DEM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *