Oleh :H . Johan Muhammad Nasir, M.Pd (Ketua DMI Kota Pangkalpinang)
Bekaespedia.com _Seorang laki-laki memiliki empat istri. Dia sangat mencintai istri keempatnya. Ia merawatnya dengan baik serta memberikan yang terbaik untuknya.
Ia juga mencintai istri ketiganya. Selalu ingin memamerkan kepada teman-temannya. Namun, dia selalu takut kalau dia akan kabur bersama laki-laki lain.
Ia juga mencintai istri keduanya. Setiap kali dia menghadapi masalah, ia selalu berpaling kepada istri keduanya dan istri keduanya akan selalu membantunya.
Ia tidak mencintai istri pertamanya, meskipun istri pertamanya sangat mencintainya. Sangat setia padanya dan sangat memperhatikannya.
Suatu hari laki-laki itu sakit parah dan merasa bahwa dirinya akan segera meninggal.
Ia berkata pada dirinya sendiri,
“Aku punya empat istri. Aku akan membawa salah satu dari mereka ketika aku mati untuk menemani kematianku.”
Karena itu, dia meminta istri keempat untuk mati bersama dan menemaninya. “Mustahil!” Isteri keempatnya menjawab dan pergi tanpa berkata apa-apa lagi.
Ia bertanya pada istri ketiganya, jawabannya “Hidup sangat baik di sini. Saya akan menikah lagi ketika kamu mati”.
Ia lalu bertanya pada istri keduanya. Jawabannya, “Maafkan aku. Aku tidak bisa membantumu kali ini. Paling-paling aku hanya bisa menemanimu sampai kuburmu.”
Saat ini hati laki-laki itu menjadi dingin. Sejurus kemudian sebuah suara berseru;
“Aku akan pergi bersamamu. Aku akan mengikutimu ke mana pun kamu pergi.”
Laki-laki itu mendongak dan di sanalah istri pertamanya. Dia sangat kurus, hampir seperti menderita kekurangan gizi. Dengan perasaan bersalah berkata,
“Aku seharusnya merawatmu dengan lebih baik selagi aku bisa!”
Refleksi:
Sebenarnya, kita semua memiliki empat istri dalam hidup ini.
1. Istri keempat adalah tubuh kita. Tidak peduli berapa banyak waktu dan usaha yang kita habiskan untuk membuatnya tampak bagus, hal itu akan meninggalkan kita ketika kita mati.
2. Istri ketiga adalah harta benda, status dan kekayaan kita. Ketika kita mati, mereka akan diambil alih orang lain.
3. Istri kedua adalah keluarga dan teman kita. Tidak peduli seberapa dekatnya mereka dengan kita saat kita masih hidup, jarak terjauh mereka bersama kita adalah sampai ke kuburan saja.
4. Istri pertama adalah jiwa kita, yang terabaikan dalam mengejar materi kekayaan dan kesenangan. Ini sebenarnya satu-satunya hal yang mengikuti kita kemanapun kita pergi.