Fakta Menarik Peringatan HUT RI di Namang Belilik

Desa Namang dan Belilik, dua wilayah administrasi pemerintahan yang saat ini berada di Kecamatan Namang Kabupaten Bangka Tengah. Dua desa yang secara geografis rumah-rumah penduduk yang hampir menyatu (tidak seperti desa lainnya yang dibatasi oleh hutan) ternyata mempunyai fakta menarik dalam memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Apa saja fakta menarik itu? Yuk kita kulik!

Melakukan pawai dan karnaval bersama-sama. 

Tampak Kepala Desa (Syamsuddin) dan Sekretaris Desa Namang Belilik (Ismail Ijan) di podium kehormatan. Tahun 1999

Jauh sebelum Namang menjadi ibukota kecamatan, saat Namang dan Belilik masih satu desa dengan nama Desa Namang Belilik (sering diangkat Desa Nambel) Namang Belilik melakukan pawai dan karnaval secara bersama-sama. Fakta itu penulis alami saat masih berseragam merah putih dan biru putih. Saat itu tahun 1990-an sampai 2000-an Namang Belilik menyambut hari kemerdekaan dengan melakukan upacara pengibaran bendera merah putih di SLTP 2 Pangkalanbaru yang kini menjadi SMP Negeri 1 Namang. Upacara dilakukan pada pagi hari dan setelah habis zuhur dilanjutkan dengan pawai dan karnaval. Start dan finish dilakukan secara bergantian. Misalnya tahun ini start dilakukan di Namang dan finish di Belilik maka tahun depan berganti lagi. Begitu seterusnya. Perangkat desa kompak menyemarakkan moment langka itu. Begitu juga dengan panggung kehormatan. Biasanya di depan pintu gerbang SLTP 2 Pangkalanbaru. Kepala desa dan sekretaris berdiri di atas podium dan perangkat lainnya berada di sekitarnya.

Bagaimana dengan pendanaan?

Warga dengan sukarela memberikan sumbangan untuk menyukseskan acara baik upacara, pawai karnaval dan kegiatan perlombaan lainnya.

Warga menyediakan air minum.

Minum yang disediakan warga di depan rumah

Warga yang rumahnya berada di kiri kanan jalan raya yang dilewati peserta pawai dan karnaval menyediakan air minum. Di depan rumah disediakan meja atau kursi yang di atasnya disediakan air putih bahkan terkadang ada juga kue dan buah-buahan. Semua yang disajikan di atas meja atau kursi di depan rumah itu boleh diambil oleh siapa saja, gratis. Ini salah satu bentuk dukungan warga. Dan seperti hari ini, Senin, 19 Agustus 2024, warga masih menyediakan minum bahkan ada juga kue, buah-buahan di depan rumah masing-masing. Tentunya ini menjadi menarik karena warga dengan sukarela memberikan bantuan dukungan untuk peserta pawai dan karnaval sehingga pendamping tidak perlu lagi repot membawa minum.

Itu dua fakta menarik saat perayaan 17 Agustus di Namang Belilik. Semoga di tahun-tahun yang akan datang tradisi itu tetap dilaksanakan. Terima kasih kepada para pendahulu kami yang telah menanamkan nilai-nilai positif sehingga tradisi itu masih eksis hingga saat ini.

Exit mobile version