Oleh: Meilanto (Penulis tinggal di Jelutung Kecamatan Namang, Bangka Tengah)
Peta yang berjudul OVERZICHTSKAART VAN HET GEWEST BANKA EN ONDERHOORIGHEDEN SCHAAL 1:150.00 (D D 22,5 shet 3) bij het Topographisch Bureau te Batavia samengesteld ; omgewerkte uitgave van den atlas van J.W. Stemfoort en J.J. ten Siethoff ; bij de Topographische Inrichting te ‘s-Gravenhage gereproduceerd onder leiding van C.A. Eckstein (disusun di Biro Topografi di Batavia; edisi revisi atlas oleh J.W. Stemfoort dan J.J. sepuluh Siethoff ; direproduksi di Institut Topografi di Den Haag di bawah arahan C.A. Eckstein). Peta yang diterbitkan tahun 1898 ini diproduksi oleh Departement van Koloniën.
Dalam peta ini kampung Pergam ditulis Pergam sama dengan tulisan saat ini. Di sebelah utara Kampung Pergam terdapat Kampung Bentja dan sebelah selatan terdapat Kampung Serdang, Air Pergam, dan Air Njedar. Sebelah timur terdapat Air Sereh, Air Sepidang, Air Lesong Tiga, Air Pajaeram, Air Boegim, Air Mentoeng, dan jalan Binnenweg (jalan pedalaman). jalan Binnenweg bermula dari ruas jalan Kampung Serdang dan Kampung Petaling (Djeriji).
Sebelah barat terdapat Air Koening, Air Penanjan, Air Niboeng, Air Riring, Air Ridingbatoe, dan Air Belin.
Keadaan tanah di Kampung Pergam yaitu jenis Kwartsieten, kleischiefers, en zandteenen (Kuarsit, pecahan tanah liat, dan batupasir), Hal ini dapat dipelajari pada peta Geologische Kaart van Bangka Naar de opnemingen der Mijningenieurs en eigen onderzoekingen samengesteld door DR. R.D.M. Verbeek Schaal 1:300.000.
Peta selanjutnya yaitu Opgenomen door den Topografischen dienst in 1928-1933 Blad 35/XXVII/d yang berjudul Pergam dengan nomor seri D D 30,76. Peta yang diterbitkan tahun 1934 di Batavia menjelaskan secara rinci topografi Kampung Pergam, sebagian Kampung Serdang, dan Kampung Bencah.
Dalam peta ini Kampung Pergam ditulis Pergam sama seperti yang kita kenal saat ini. Sudah terlihat adanya mesigit (masjid) yang berada di sebelah kanan jalan menuju Toboali yang tidak jauh dari ijzeren paal van de tinwinning (tiang besi penambangan timah) 74 dan jembatan kecil (gertak) yang terbuat dari kayu/ bambu (van hout of Bamboe).
TPU (Inlandsche graven) berada di sebelah barat pemukiman penduduk belakang pemukiman warga persis di tengah kampung. Sebelah timur pemukiman penduduk didominasi kebun lada (Regelmatig aangeledge pepertuinen) dan karet (rubber). Sebelah barat tidak jauh dari TPU terdapat anak sungai (aik) bagian dari Air Koening dan sebelah baratnya lagi terdapat enam ladang (tijdelijke nederzettingen met droge rijstveelden)) atau ume dengan pemukiman sementara. Enam ume tersebut empat diantaranya sangat luas. Salah satu bidang ume terdapat kebun lada pada sudut barat ume. Sebelah utaranya terdapat Bukit dengan ketinggian 50 m yang diberi nama Bt. GongPakdjongkor.
Selanjutnya sebelah selatan kampung menuju Kampung Serdang ada sebuah jembatan kecil yang terbuat dari kayu (houten brug). Di bawahnya mengalir air yang merupakan bagian dari anak sungai (aik) Koening.
Sebelah timur laut pemukiman penduduk terdapat dua lahan ume ladang (tijdelijke nederzettingen met droge rijstveelden)) yang relatif luas. Pada kedua sudut slaah satu ume terdapat kebun lada. (Bersambung)